Update korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang terjadi pada Jumat malam mencatat data terbaru.
Disebutkan bahwa sebelumnya ada 5 orang korban tewas dalam peristiwa kebakaran tersebut yang terjadi di area padat pemukiman.
Selanjutnya dicatat pula ada 8 orang yang masih dinyatakan hilang.
Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: Jumlah Korban Meninggal Bertambah
Melansir Detikcom di papan pengumuman Posko PMI Jakarta Utara pada Sabtu, 4 Maret 2023. Korban tewas yang sebelumnya berjumlah 13 orang, bertambah menjadi 15 orang.
Pengumuman tersebut diperbaharui pada pukul 08.35 waktu setempat.
Sementara itu untuk korban luka berat tercatat ada sebanyak 49 orang. Sedangkan untuk korban luka sedang hingga saat ini berjumlah 2 orang.
Warga terdampak yang menjadi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, kini tengah mengungsi di Posko PMI.
Para pengungsi tersebut dilaporkan berjumlah 342 orang dengan 171 orang dewasa, 26 lansia, 113 anak-anak, dan 39 balita.
Kabar sebelumnya menyebutkan bahwa pihak kepolisian tengah melakukan identifikasi terhadap para korban kebakaran.
Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan kondisi korban meninggal dalam peristiwa ini bervariasi.
Ada korban meninggal yang kondisi tubuhnya masih dalam keadaan utuh.
Namun, ada pula yang dalam kondisi terbakar total sehingga cukup menyulitkan saat dilakukan proses identifikasi.
Proses pengidentifikasian dari jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang dilakukan di RS Polri Kramat Jati atau RS R Said Soekanti.
Proses ini dilakukan dengan secepat dan secermat mungkin dengan tujuan agar jenazah dapat dengan segera dikembalikan ke pihak keluarga.
Demi memudahkan proses identifikasi, pihak kepolisian membutuhkan data posmortem dan antemortem. Itu sebabnya didirikan posko di Koramil 01/Koja.
Bagi para korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya dapat melakukan pelaporan di posko tersebut agar cepat ditindaklanjuti.
“Jadi ini posko tujuannya besok bagi yang kehilangan keluarga kita akan ambil identifikasi primernya, sidik jari kalau punya data sidik jari. Kemudian sidik gigi kalau punya kondisi giginya. Kalaupun itu tidak punya, paling terakhir adalah (pakai) DNA,” kata Fadil.