Kerjasama antara Polda Kepri dan Tiongkok berhasil menangkap sebanyak 88 orang warga negara Tiongkok pelaku penipuan berkedok asmara.
Penggerebekan dilakukan di kawasan Cammo Industrial Park, Kota Batam. Dari 80 orang pelaku terdiri dari 83 laki-laki dan 5 orang perempuan.
Kasus Penipuan Berkedok Asmara Beroperasi di Dunia Maya
Pelaku penipuan berkedok asmara menggunakan modus mengirim video scamming kepada korban lantas memerasnya.
Penyelidikan awal yang dilakukan oleh kepolisian korban umumnya berasal dari Tiongkok.
Namun, kepolisian terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengetahui apakah ada warga Indonesia yang menjadi korban penipuan berkedok asmara.
Kabidhumas Polda Kepri, Kombes Zahwani Pandra Arsyad menuturkan bahwa mereka masih mengumpulkan barang bukti karena alat bukti serta 80 orang tersangka yang didampingi oleh kepolisian Tiongkok.
Arsyad juga menjelaskan bahwa apabila ada warga negara Indonesia menjadi korban pelaku akan diberi hukum yang berlaku di Indonesia.
Namun, jika korban berasal negara luar, pelaku akan dideportasi kembali ke negara asal.
Penipuan Asmara Bisa Berakibat Fatal Bagi Mental Korban
Korban penipuan yang menggunakan kedok asmara cenderung memilih tidak melapor.
Love scam ini sudah marak terjadi sejak teknologi internet memperluas jangkauan pertemuan setiap orang.
Meski bukan hal baru, umumnya korban memilih untuk tidak melapor karena merasa malu. Korban juga enggan menjadi bahan cemooh di media sosial.
Love scamming bisa dialami oleh siapa saja teman tetapi korban paling banyak adalah perempuan yang menjalani hidup sendiri.
Pelaku penipuan royal dalam memberikan rayuan romantis dan kata-kata penuh perhatian.
Mereka juga sering mengumbar janji untuk bertemu, tetapi selalu terhalang oleh masalah darurat.
Setelah berhasil menjerat korban, pelaku penipuan bebas melakukan tindak kekerasan berupa unsur pemaksaan kehendak berupa manipulasi serta eksploitasi.
Korban yang mengalami eksploitasi akan mengalami gejala kesehatan seperti gangguan kecemasan, stres bahkan depresi.
Polri bekerja sama dengan Ministry of Public Security Republik Rakyat Tiongkok segera (RRT) pun segera membekuk pelaku penipuan berkedok asmara.