Wacana tentang pertemuan pemuja setan di AS sekilas terdengar seperti mengada-ada. Namun ternyata hal tersebut benar adanya.
Dilansir dari CNN, The Satanic Temple kembali akan menggelar pertemuan pemuja setan di AS. Kali ini di Boston.
Penyelenggara acara ini mengklaim pertemuan mereka tidak terfokus pada pemujaan setan. Melainkan menggelar isu-isu sosial yang saat ini berkembang di dunia.
Namun, pemerintah Negara Bagian Massachusetts, AS, dikabarkan tidak akan mendukung acara ini.
Rencana Pertemuan Pemuja Setan di AS
Rencana pertemuan pemuja setan di AS tersebut akan digelar di sebuah ‘monumen bersejarah’ kota Boston, Massachusetts, AS.
Diselenggarakan pada tanggal 28-30 April 2023, acara tersebut dalam rangka hari jadi The Satanic Temple ke-10.
Dalam unggahan Instagram mereka yang dikutip CNN, TST mengklaim bahwa pertemuan ini adalah “yang terbesar dalam sejarah”.
Kegiatan utamanya adalah presentasi ritual setan. Lalu ada panel diskusi dan pasar bagi para pengunjung.
Panitia mengatakan bahwa pertemuan ini terbuka untuk umum. Namun pengunjung harus memenuhi beberapa syarat.
Seperti batas usia minimum 18 tahun, telah divaksinasi Covid, dan memakai masker standar N95, masker bedah, atau N94.
Walaupun belum mengatakan tempat pertemuan secara detail, tetapi beberapa petunjuk telah dikeluarkan TST.
Antara lain penempatan patung Baphomet di kota Salem, Massachusetts. Kota yang terkenal dengan urban legend perburuan para penyihir di tahun 1600.
Acara bertajuk SatanCon 2023 ini adalah yang kedua kalinya diadakan oleh TST. Pertemuan pemuja setan di AS pertama diadakan tahun 2022 lalu di Scottsdale, Arizona.
Dalam akun resmi Instagramnya TST menyebutkan bahwa SatanCom akan didedikasikan kepada Michelle Wu, Walikota Boston.
Hal tersebut karena Michelle Wu menolak memberikan izin bagi TST untuk menggelar doa di Dewan Kota Boston.
Siapa Pelaksana Pertemuan Pemuja Setan di AS?
Pelaksana pertemuan pemuja setan di AS adalah The Satanic Temple atau TST. Sebuah organisasi yang berdiri sepuluh tahun lalu.
Walaupun bernama The Satanic Temple, mereka menyatakan tidak sepenuhnya percaya pada setan.
Organisasi yang mengklaim memiliki 2.500 anggota ini menyatakan misi mereka adalah sosial.
Mendorong kebaikan dan empati, mendukung keadilan, menolak otoritas tirani, dengan diarahkan oleh hati nurani.
Walaupun begitu, beberapa tindakan dan deklarasi mereka menentang kebijakan umum pemerintah AS.
Misalnya deklarasi bahwa aborsi merupakan hak religius dan fundamental. Atau bahwa hubungan seks sesama jenis adalah legal.
TST juga kerap mengajukan tuntutan pada pihak berwenang jika permintaan mereka mendirikan patung berbau satanisme ditolak.
TST sendiri mengklaim menggunakan bahasa berbau skandal untuk mendapat perhatian dari khalayak ramai.
Menurut mereka, seperti yang disampaikan dalam wawancara dengan The New York Times, nama setan adalah penarik atensi yang kuat.
Walaupun tidak semua anggota organisasi percaya pada setan, tetapi pesan dan aspirasi kelompok akan lebih efektif jika memakai nama tersebut.
Pengaruh TST di Amerika Serikat
Di AS, The Satanic Temple beberapa kali mencuri perhatian khalayak. Dimulai dari pendiriannya yang kontroversial di tahun 2012.
Mereka juga sempat mendorong disahkannya Senate Bill 98 pada tahun 2013. Jauh sebelum pengumuman pertemuan pemuja setan di AS tahun ini.
Senate Bill adalah peraturan pemerintah Florida tentang izin pada pelajar untuk memimpin acara doa di pertemuan sekolah.
TST mendukung Gubernur Florida saat itu, Rick Scott, mengizinkan siswa dari pemuja setan memimpin doa.
Alasannya karena Senate Bill 98 tidak merinci agama tertentu. Sehingga siswa pemuja setan dapat berdoa pada setan di sekolah.
Masih di tahun 2013 tepatnya bulan Juli, TST menggelar Kebaktian Pink di makam Catherine Johnson.
Catherine sendiri adalah ibu dari Fred Phelps, pendiri Gereja Baptis Westboro. Kebaktian yang dipimpin langsung pendiri TST, Lucien Greaves itu mengundang kontroversi hebat.
Pasalnya beberapa adegan tidak senonoh berlangsung di sana. Termasuk dua pria gay yang berciuman di atas makam.
Tidak berhenti sampai disitu, TST menggemparkan AS dengan niat mendirikan patung Baphomet pada tahun 2015.
Baphomet adalah sosok dewa pagan dengan sayap malaikat dan kepala kambing bertanduk besar.
TST ingin mendirikan patung tersebut di Little Rock, Arkansas. Namun keinginan mereka ditolak Dewan Kota Arkansas.
Sebelum SatanCom pertama tahun 2022, permintaan mereka untuk menggelar doa pada setan di pertemuan Dewan Kota Scottsdale juga ditolak.
Selain sering melakukan tindakan kontroversial, TST juga beberapa kali menyerukan penanganan masalah yang luput dari perhatian pemerintah AS.
Misalnya inisiasi Proyek Perlindungan Anak pada tahun 2014. Proyek ini mendesak pemerintah AS untuk melindungi anak yang berisiko mengalami kekerasan mental dan fisik.
Baik dari guru dan pegawai lainnya di sekolah. TST menolak pemukulan sebagai salah satu cara menghukum di sekolah AS.
Pada tahun 2015, TST juga menawarkan bantuan pada muslim Minneapolis yang terdampak diskriminasi akibat serangan teroris di Paris.
Hingga kini kiprah TST masih seputar negara-negara bagian AS. Namun anggotanya telah tersebar di beberapa negara.
Sebut saja Amerika Serikat, Kanada, hingga Australia. Juga beberapa negara Eropa seperti Jerman, Inggris, dan Finlandia.
Apakah TST Sama Dengan Church of Satan?
Selain TST, penyelenggara pertemuan pemuja setan di AS, ada pula nama Church of Satan. Organisasi satanisme lainnya.
Walaupun sekilas mirip, nyatanya mereka adalah dua organisasi berbeda. Church of Satan lebih dulu berdiri.
Organisasi ini didirikan Anton Szandor LaVey di tahun 1960-an. Uniknya, kedua organisasi ini saling bertentangan.
Church of Satan menganggap mereka adalah satu-satunya yang memahami Satanisme. Sementara TST menganggap Church of Satan pasif dan tidak relevan dengan kondisi terkini.
Secara ideoogi, Church of Satan mementingkan individualisme. Sementara TST memilih aktif dalam urusan publik.
TST juga memiliki kantor pusat di Salem dengan kegiatan rutin mingguan.
Persamaan di antara dua organisasi ini adalah penyataan mereka. Baik Church of Satan maupun TST menyatakan tidak memuja setan.
Church of Satan lebih mengidentifikasikan diri mereka sebagai kelompok ateis.
selain akun Instagram dan kantor pusat, TST juga memiliki situs resmi, dimana siapa saja dapat mendaftar sebagai anggota secara gratis.
Sementara jika ingin memiliki kartu keanggotaan resmi, anggota diminta membayar senilai 35 Dollar AS atau sekitar Rp540.000.
Selain penuh kontroversi, The Satanic Temple juga beberapa kali terlibat dalam isu sosial dan publik di Amerika.
Namun apapun visi dan kegiatannya, kedua kelompok pemuja setan ini tidak direkomendasikan untuk diikuti.
Pemerintah AS pun hingga kini masih menentang kegiatan keduanya. Termasuk legalisasi aborsi dan pernikahan sejenis.
Pertemuan pemuja setan tahun ini digadang-gadang akan menjadi yang terbesar dalam sejarah terbuka bagi siapa saja.
Pertemuan pemuja setan di AS tahun ini bukanlah yang pertama kalinya. Tahun 2022 lalu pertemuan yang sama dilakukan di Arizona.