Sekitar pukul 01.50 WITA, segerombolan remaja serang warkop di Makassar. Naasnya, pengunjung warkop sebagian besar adalah perwira polisi yang baru beristirahat usai patroli.
Akibat dari remaja serang warkop di Makassar, beberapa orang yang ada di luar berlari ke dalam warung untuk menyelamatkan diri.
Kronologi Kejadian Remaja Serang Warkop di Makassar
Tepatnya pada Sabtu, 6 November 2022, sejumlah perwira polisi dikagetkan dengan serangan beberapa remaja. Warung kopi di Jalan Pengayoman, Kecamatan Panakkukang, Makassar mendadak ricuh.
Sejumlah remaja menyerang warung kopi menggunakan senjata tajam. Juru parkir berteriak, disusul sejumlah orang di luar berlari ke dalam untuk menyelamatkan diri.
Para perwira polisi yang tengah asyik menikmati kopi langsung mengeluarkan senjata api. Kemudian, mereka memberi tembakan peringatan sembari mengejar para remaja tersebut.
Sejumlah polisi yang berada di warkop tersebut, yaitu Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Reonald Trauli Simanjuntak. Ada Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Rifai.
Di lokasi kejadian juga ada Kasubnit Tipiter, Iptu Setiawan dan anggota polisi lainnya. Hal tersebut diungkapkan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar pada Selasa, 8 November 2022.
Lebih lanjut, Reonald menjelaskan bahwa aksi penyerangan tersebut bermula dari keributan antara sekelompok remaja yang ada di sekitar warkop.
Remaja yang bertikai tersebut kemudian berlari ke warung kopi untuk menyelamatkan diri. Pengunjung warkop kaget setelah jukir berteriak bahwa ada penyerangan.
Dalam peristiwa remaja serang warkop di Makassar, pihak kepolisian sudah menangkap 7 terduga pelaku penyerangan.
Fakta-fakta Remaja Serang Warkop di Makassar
Berikut ini beberapa fakta penyerangan warung kopi di Jalan Pengayoman, antara lain:
Polisi beri tembakan peringatan
Saat penyerangan terjadi, AKBP Reonald Simanjuntak dan anggotanya mengeluarkan senjata api yang diselipkan di pinggang masing-masing.
Para perwira langsung mengejar para pelaku dan mengeluarkan tembakan peringatan beberapa kali. Saat tembakan peringatan tiga kali, salah satu pelaku sempat menarik busur.
Hal tersebut dijelaskan oleh AKBP Reonald Simanjuntak saat ditemui di kantornya pada Selasa sore. Sehingga tembakan peringatan sampai enam kali.
Barulah setelah itu, para remaja menyimpan busur dan melarikan diri.
Pelaku membawa parang dan panah
Saat penyerangan yang terjadi di Warkop Dokter Kopi, gerombolan penyerang membawa parang dan panah. Hal tersebut mengancam pengunjung lainnya.
Salah seorang tersangka berhasil diamankan di lokasi kejadian. Kemudian, pihak kepolisian mengembangkan hingga berhasil mengamankan 7 orang lainnya.
Hal tersebut diungkap oleh Kompol Jufri Natsir selaku wakil kepala Satreskrim Polrestabes Makassar.
Pelaku bersembunyi di selokan
Beberapa pelaku penyerangan yang kabur, bahkan ada yang bersembunyi di dalam selokan hingga 40 menit lamanya.
AKBP Reonald menjelaskan hal tersebut saat menampilkan 8 pelaku yang berhasil ditangkap.
Para pelaku berhasil ditangkap
Penangkapan para pelaku berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Saat kejadian, pihak kepolisian berhasil menangkap 3 orang pelaku.
Lalu, menyusul 4 orang pelaku berhasil ditangkap setelahnya. Kronologi penangkapan diungkap oleh AKBP Reonald.
Dalam penangkapan remaja serang warkop di Makassar tersebut, juga telah disita barang bukti. Sejumlah anak panah serta sebilah parang turut diamankan.
Motif ketersinggungan
Menurut hasil pengembangan kasus, Jufri mengungkapkan motif penyerangan adalah perebutan lahan parkir. Sehingga menyebabkan para pemuda di sekitar wilayah Jalan Adhyaksa menyerang.
AKBP Reonald menambahkan bahwa ada ketersinggungan terhadap salah satu juru parkir warung kopi. Pelaku mengira ia dilempar oleh jukir kedai kopi.
Padahal hal tersebut tidak terjadi. Kemudian remaja serang warkop di Makassar mengincar juru parkirnya.
AKPB Reonald memastikan para pelaku bukan bagian dari kelompok geng motor. Kedelapan pelaku didominasi oleh anak di bawah umur.
Kini mereka telah diamankan di Mapolretabes Makassar.
Viral di media sosial
Aksi penyerangan para remaja di warkop Dokter Kopi terekam di CCTV. Video tersebut pun vital di media sosial.
Dalam video tersebut, para pengunjung yang rata-rata polisi terkejut dengan aksi remaja serang warkop di Makassar.
Para polisi tidak mengenakan seragam terlihat segera berdiri. Beberapa diantara mereka mengeluarkan senjata api dan berlari ke luar untuk menangkap pelaku.
Terdengar suara letusan senjata api beberapa kali. Salah seorang pemuda yang diduga kuat sebagai pelaku berhasil ditangkap di lokasi kejadian.
Ancaman Hukum Para Pelaku Penyerangan
Atas perbuatan para pelaku tersebut akan dijerat menggunakan pasal 335 KUHP dan Lembaran Negara. Ancaman hukumannya adalah 12 tahun penjara.
Beberapa poin terkait pasal 335 KUHP, antara lain:
- Jika seseorang terbukti melawan hukum memaksa orang lain untuk melakukan atau membiarkan sesuatu.
- Ada ancaman kekerasan atau perlakuan lain yang tidak menyenangkan baik terhadap diri maupun orang lain.
- Adanya paksaan kepada orang lain untuk melakukan adegan ancaman pencemaran atau secara tertulis.
Reaksi Warganet
Rekaman CCTV mengenai kasus penyerangan gerombolan remaja bisa Anda lihat dari unggahan Instagram di akun @daenginfo.
Beragam komentar masyarakat muncul lantaran mereka menilai para pelaku salah sasaran. Berikut ini beberapa komentar remaja serang warkop di Makassar berikut ini:
- “Senang ku liat ini video, lebih senang lagi kalau kelihatan pelakunya di gimbess”, tulis @jeandeemarley.
- “Kasihmu dulu bagianna pak yah tempel mi di kaki kirinya inimi dibilang masih mauko datang besok,” komentar @irasulsilawati.
- Bahkan salah satu warganet menginginkan mereka tertembak. “Serunya itu kalau ada yang kena tembak di bagian betis”, tulis @asriseptianaa.
Langkah Menurunkan Angka Kriminalitas di Makassar
Sikap tegas ditunjukkan oleh Kepala Kepolisian Kota Besar Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto. Menurutnya, perlu beberapa langkah untuk menekan kriminalitas pada beberapa titik di Makassar.
Sebelumnya, angka kriminalitas sangat tinggi, seperti pembusuran, pembegalan, perang antar kelompok. Terakhir, sekelompok remaja serang warkop di Makassar.
Langkah awal yang perlu diterapkan adalah dengan mendeteksi sejak dini para pelaku kriminal. Caranya dengan menelusuri sumber pemicu terjadinya tindak pidana.
Menambah pengawasan di beberapa titik rawan sumber kriminalitas selama ini perlu ditingkatkan. Jika berhasil mempolakan lokasi rawan kriminal dan menemukan solusinya akan meminimalkan tindak kriminal.
Kejahatan serupa kejadian remaja serang warkop di Makassar bisa ditekan jika dibentuk forum. Seperti sebelumnya, telah dibentuk Forkopimda.
Organisasi tersebut terbentuk untuk menampung dan merekrut sejumlah mantan preman dan pelaku kejahatan yang ada di Makassar.
Setelah terbentuk organisasi, langkah selanjutnya yaitu melakukan pembinaan agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Pembinaan yang dilakukan bisa berupa edukasi serta membuka lapangan pekerjaan. Pembentukan organisasi secara tidak langsung akan menurunkan tingkat kriminalitas.
Hal ini tidak hanya membutuhkan dukungan dari jajaran pejabat di kepolisian saja. Melainkan juga melibatkan masyarakat sekitar sebagai wujud apresiasi.
Sehingga keamanan dan kenyamanan di lingkungan bisa terwujud. Sekaligus bisa menekan angka kejahatan sebagai tujuan utama.
Kasus remaja serang warkop di Makassar masih menyisakan satu orang pelaku yang masih buron. Hukuman telah menanti para pelaku walaupun beberapa masih di bawah umur.