Bripka RR serta Bharada E sudah mulai berani melawan karena tidak menjadi ajudan dari Ferdy Sambo lagi.
Ferdy Sambo adalah menjadi sosok yang sampai dengan saat ini banyak dibicarakan oleh kalangan masyarakat atas kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Sampai dengan saat ini kasus pembunuhan Ajudan Ferdy Sambo, Brigadir Yosua semakin memanas, karena pemeran pertama belum memberikan keterangan secara jujur.
Di dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo ini tidak dilakukan sendirian dan beberapa Ajudan Ferdy Sambo lain, seperti Bripka RR dan Bharada E.
Pada awal-awal kasus ini mulai terbuka, kedua tersangka tersebut masih belum bisa memberikan keterangan secara jujur.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu bisa membuat kedua tersangka tersebut lebih bernyali untuk mengungkapkan semua kejadian yang sebenarnya terjadi.
Bahkan, keduanya juga kompak untuk membongkar perintah dari suami Putri Cendrawati di dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Sudah Tidak Menjadi Ajudan Ferdy Sambo Bripka RR dan Bharada E Lebih Bernyali
Bripka RR atau Ricky Rizal adalah salah satu tersangka di dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Sebelumnya, beliau memang mengikuti skenario yang telah dilakukan oleh Ferdy Sambo.
Akan tetapi, untuk saat ini Bripka RR memutuskan untuk tidak menjadi ajudan Ferdy Sambo dan melibas balik balik bos besar tersebut setelah mendengar ucapan dari sang istri.
Keberanian dari Bripka RR akhirnya bangkit, setelah diberikan nasihat oleh sang istri dan adik dari istrinya.
Seperti yang diketahui, sebelumnya Bripka RR takut sekali dan nurut dengan semua perintah dari Sambo.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban telah mengungkapkan, bahwa di saat proses rekonstruksi Bharada E mengalami marah.
Bharada E, Ferdy Sambo dan Bripka RR
Bharada E disebut marah, karena cerita yang diberikan oleh Sambo dan empat tersangka lainnya ini berbeda-beda dengan kejadian sebenarnya.
Untuk hal tersebut juga menjelaskan, bahwa selama ini Ferdy Sambo juga masih melakukan skenario di dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua kepada Ajudan Ferdy Sambo.
Termasuk juga dugaan mengkondisikan Bripka RR yang memberikan pengakuan sesuai skenario tersebut.
Namun setelah didesak oleh sang istri, kuasa hukum dari Ajudan Ferdy Sambo, Bripka RR mengatakan bahwa kliennya siap untuk mengungkapkan semua kejadian yang sebenarnya terjadi di Magelang dan rumah dinas Sambo.
Pengakuan yang akan diberikan oleh Ajudan Ferdy Sambo, Bripka RR ini sebenarnya atas nasihat dan dorongan dari istri dan adiknya.
Di dalam pertemuan dengan istrinya, Bripka RR diberikan nasihat yang berhubungan dengan keluarga mulai dari anak sampai dengan orang tuanya.
Mendengar nasehat tersebut membuat Bripka RR tidak kuasa untuk menahan air matanya.
Tidak lama kemudian beliau mengaku memang sempat mengikuti skenario yang telah dirancang oleh Sambo.
Sama hal nya dengan Bharada E yang juga dikunjungi oleh sang istri dan meminta untuk pihaknya jujur saja kepada pihak penyidik.
Bripka RR Akhirnya Bongkar Semua Perintah Dari Ferdy Sambo
Kuasa hukum Bripka RR telah menyampaikan kesaksian, bahwa dirinya telah memberikan penolakan terhadap Sambo untuk menambah mati Brigadir Yosua di hari tersebut.
Adapun juga, Bripka RR juga orang pertama dipanggil oleh Sambo untuk menanyakan tentang apa yang terjadi pada Putri Candrawathi di Magelang.
Kuasa hukum mengatakan, bahwa di waktu tersebut Bripka RR tidak mengakui apa-apa yang terjadi antara Putri Candrawathi dengan Brigadir Yosua.
Lebih lanjut, Bripka RR juga mengakut di saat ditanyai oleh Sambo di dalam sebuah ruangan.
Ia menjelaskan, bahwa saat itu Putri Candrawathi telah dilecehkan oleh Brigadir Yosua.
Saat dipanggil, Bripka RR juga ditanyai kesanggupannya untuk melakukan penembakan terhadap Brigadir Yosua.
Tidak hanya itu saja, Bripka RR juga telah mengakui bahwa dirinya melihat Sambo sempat menangis sebelum melakukan pembunuhan terhadap Brigadir Yosua.
Ketika ditanya lebih lanjut, Bripka RR mengaku tidak mengetahui alasan secara pastinya.
Namun, Bripka RR mengetahui bahwa Kuat Maruf dan Brigadir Yosua ini memang sempat terjadi pertengkaran pada saat di Magelang.
Sedangkan, untuk Bharad E juga mengungkapkan fakta baru terhadap tragedi pembunuhan berencana yang telah dilakukan oleh Brigadir Yosua.
Pengacara Bharada E juga mengatakan, bahwa kliennya ini tidak hanya asal bicara karena telah diuji dengan menggunakan alat lie detector puslabfor Polri pada beberapa hari yang lalu.
Menurut beliau, Bharad E memang menembak Brigadir Yosua pertama kali atas perintah dari Ferdy Sambo.
Tidak lama kemudian, Sambo juga melepaskan tembakan terhadap Brigadir Yosua.
Berdasarkan alat tersebut, Bharada E sudah menunjukkan no deception indicate atau jujur dalam memberikan keterangan.
Selain itu, kuasa hukum juga mengungkapkan bahwa untuk kondisi Bharada E setelah menjalani terkit kasus ini sedikit lebih tenang dan lega.