Penolakan terhadap pengungsi Rohingnya terus berlanjut. Terakhir, tenda pengungsi Rohingnya dibongkar warga secara paksa.
Gelombang pengungsi Rohingnya yang mendarat di Aceh kian banyak. Namun, karena meresahkan, warga Aceh kompak menolak kedatangan mereka.
Perkembangan terakhir menyebutkan bahwa tenda pengungsi Rohingya dibongkar warga di Desa Balohan, Sabang, Aceh.
Warga kemudian membawa mereka ke seberang kantor Walikota Sabang menggunakan kendaraan bak terbuka.
Kejadian tersebut dibenarkan Rusli, Pj Kepala Desa Balohan. Menurutnya, perangkat desa telah sepakat menerima protes warga yang menolak kedatangan para pengungsi.
Penolakan warga hingga menyebabkan tenda pengungsi Rohingya dibongkar karena berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Yakni para pengungsi justru menyusahkan masyarakat. Seperti tidak menjaga kebersihan dan potensi konflik serta pidana.
Kapal pengungsi Rohingya yang merapat ke Aceh bukan kali ini saja. Sebelumnya pada November 2022, sebanyak 1.000 pengungsi merapat ke Aceh dan juga ditolak warga.
Sementara gelombang terakhir ini merapat pada hari Sabtu, 2 Desember lalu pada dini hari. Jumlahnya sebanyak 139 pengungsi yang terdiri dari laki-laki dewasa, anak-anak dan wanita.
Tenda Pengungsi Rohingya Dibongkar, UNHCR Beri Tanggapan
Menanggapi penolakan dan pembongkaran tenda oleh warga, UNHCR mengaku masih berkoordinasi dengan pemerintah Sabang.
Faisal Rahman selaku Protection Associate UNHCR mengatakan bahwa untuk sementara ini pihaknya masih melobi pemerintahan setempat untuk lokasi penampungan sementara para pengungsi.
Setelah rapat koordinasi Pemkot Sabang dengan Forkopimda, diputuskan untuk menempatkan mereka di dermaga CT-1 BPKS. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Sabang, Ady Akmal Shiddiq.
Penempatan tersebut bersifat sementara, dan Pemkot Sabang tidak menanggung biaya apa pun terkait penanganan para pelarian tersebut.
Saat ini UNHCR diberikan waktu untuk berkoordinasi kembali dengan Kemenkopolhukam. Karena Presiden Jokowi memerintahkan kementrian tersebut menangani kasus penolakan ini.
Faisal Rahman meminta masyarakat bersabar dan menjanjikan pihaknya akan mencari solusi terbaik masalah ini secepatnya.
Sementara itu masyarakat berharap UNHCR dapat memberangkatkan kembali para pengungsi ke tujuan mereka yang sesungguhnya, yaitu Bangladesh. Dimana telah didirikan penampungan resmi.
Jika masalah ini berlarut-larut, dikhawatirkan peristiwa tenda pengungsi Rohingya dibongkar akan kembali terjadi.