Seruan boikot produk pro Israel telah menggema di media sosial.
Brand-brand yang disebut-sebut dalam seruan ini termasuk Starbucks, McDonald’s, KFC, PepsiCo, Netflix, dan Walt Disney.
Meskipun seruan ini telah menyebar, harga saham brand-brand tersebut justru mengalami kenaikan pada hari ini.
Sebagian analis menyatakan bahwa sentimen seperti boikot produk pro Israel bisa memengaruhi harga saham, namun dampaknya biasanya bersifat sementara.
Seruan Boikot Produk Pro Israel, Apakah Berpengaruh Pada Nilai Saham?
Reza Priyambada, seorang analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), menjelaskan bahwa sentimen pemboikotan dapat mempengaruhi harga saham produk-produk tertentu.
Namun, dampaknya cenderung bersifat sesaat dan tergantung pada sejauh mana seruan tersebut diikuti di berbagai negara.
Pemboikotan hanya akan berdampak signifikan jika memengaruhi operasional seluruh gerai di seluruh dunia serta produk brand yang diboikot.
Reza Priyambada juga memberikan contoh kasus di mana penutupan gerai secara massal dapat berdampak negatif pada harga saham.
Karena hal ini dapat menunjukkan masalah yang lebih dalam dalam kinerja perusahaan.
Namun, jika pemboikotan hanya bersifat sementara, maka dampaknya biasanya tidak signifikan.
Menurut Reza, pergerakan harga saham dapat bervariasi di tengah isu-isu kontroversial seperti ini.
Pada hari-hari tertentu, harga saham dapat mengalami penurunan.
Akan tetapi, pada hari-hari lainnya, harga saham tersebut dapat kembali menguat.
Pergerakan saham per bulan dan per tahun juga dapat memberikan hasil yang berbeda.
Ketika melihat pergerakan harga saham Starbucks, McDonald’s, PepsiCo, Netflix, dan Walt Disney hari ini, tercatat bahwa harga saham brand-brand tersebut menguat.
Meskipun pada beberapa periode harga saham mereka turun, dalam jangka panjang, harga saham tersebut masih menunjukkan kinerja yang stabil.
Sementara seruan boikot produk pro Israel terus bergaung, pasar saham menunjukkan ketahanan yang kuat terhadap sentimen ini.
Dalam analisisnya, Reza Priyambada mengingatkan bahwa pasar saham cenderung fokus pada faktor-faktor yang lebih mendasar, seperti performa perusahaan dan kondisi ekonomi global, daripada sentimen sementara.
Adapun harga saham dari produk yang dianggap pro Israel hari ini, Starbucks naik 1,23% menjadi US$ 93,15, meskipun mengalami penurunan 1,08% dalam lima hari terakhir.
Demikian pula, harga saham McDonald’s naik 1,72% menjadi US$ 260,15, setelah mengalami penurunan 2,12% dalam lima hari terakhir.