Kabar mengejutkan datang saat pihak JD.ID umumkan tutup. Platform e-commerce ini akan memberhentikan sistem operasionalnya secara permanen.
Pihak JD.com mengungkap, jika keputusan ini mereka ambil karena ingin berfokus pada pembangunan jaringan rantai pasok di lintas negara.
Pihaknya mengurai hal ini merupakan keputusan strategis demi berkembang ke pasar dunia. Sehingga JD.ID umumkan tutup permanen akhir Maret 2023 mendatang.
JD.ID Umumkan Tutup, Bagaimana Nasib 200 Karyawannya?
Melalui Setya Yudha Indraswara selaku Head of Corporate Communications & Publics Affairs, pihak JD.ID telah mengonfirmasi penutupan di tanggal 31 Maret Mendatang.
Dalam keterangannya, Setya mengimbau jika e-commerce tersebut akan menyetop penerimaan pesanan per tanggal 15 Februari 2023.
Sebelum hengkang dari pusat perbelanjaan online Nusantara, JD.ID telah melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK beberapa waktu lalu.
Imbas ditutupnya perusahaan ini setidaknya 200 atau sekitar 30 persen dari total pegawai, telah dirumahkan. Dikatakan, perusahaan mengambil langkah ini demi menjawab tantangan bisnis.
Yakni, melakukan pemangkasan jumlah karyawan. Perampingan karyawan diduga membuat perusahaan lebih leluasa bergerak.
Koordinasi Dengan JDL Express Indonesia
Pekan lalu, pasca JD.ID umumkan tutup, e-commerce tersebut juga menggembok layanan logistik JDL Express Indonesia melalui situs resminya.
Diketahui, pihak JD.ID resmi menonaktifkan layanan logistik tersebut per tanggal 22 Januari 2023 lalu. Pihaknya menambahkan, terkait kendala saat pengiriman bisa menghubungi Customer Experience.
JD.ID Umumkan Tutup, Laman Resmi Jadi Ajang Perpisahan
Sebelumnya platform belanja online ini memberikan pengumuman. Pengumuman itu berisi pernyataan berat hati karena akan menutup e-commerce secara permanen bulan Maret mendatang.
Kendati demikian, JD.ID tetap akan menghadirkan layanan purna jual bagi para customer yang mengalami masalah dengan pemesanan produk di e-commerce tersebut.
Bahkan, pihaknya masih sempat berharap jika akan ada kesempatan kembali melayani para pelanggan di masa depan.
JD.ID menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh karyawan, penjual, mitra, beserta seluruh dukungan yang telah diberikan kepada mereka.
JD.ID Cari Investor
Sebagaimana diketahui, platform belanja online ini merupakan perusahaan patungan China JD.com dengan Provident Capital.
E–commerce tersebut telah berencana keluar dari Indonesia dan Thailand di awal 2023. Bahkan, pihaknya dirumorkan tengah mencari calon investor untuk mengambil alih bisnisnya.
Tercatat, bisnis layanan jual-beli online di kedua negara (Thailand-Indonesia) menunjukkan tren negatif alias kerugian di pasar.
Terkait rencana penutupan operasional, toko offline yang berada di Jakarta baru-baru ini akan mulai berkemas dan mengosongkan stok dengan mengadakan clearance sale.
JD.ID Umumkan Tutup, Pesangon Kepada Karyawan Akan Ditunaikan
Melansir kabar terkini, pihak JD.ID akan memberikan pesangon dengan besaran 3 kali gaji. Khususnya bagi karyawan yang terkena dampak PHK dengan masa kerja kurang dari setahun.
Setya Yudha turut mengatakan bahwa perusahaan telah siap untuk menunaikan kewajibannya. Dengan memberi hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Selain pemberian pesangon, JD.ID mengimbau asuransi atau talent promoting. karyawan tetap masih bisa digunakan hingga periode premi berakhir.
Gelombang PHK di Singapura
Lebih lanjut, Setya mengungkapkan jika efisiensi dilakukan melalui PHK demi menjawab tantangan perubahan model bisnis yang belakangan terjadi.
Ia menambahkan jika PHK tersebut sedang dalam proses dan akan terus berlanjut. Diketahui JD.ID bukanlah e-commerce pertama yang melakukan pemangkasan karyawan.
Sebelumnya platform jualan online asal Singapura, Shopee lebih dulu melakukan perampingan perusahaan.
Fenomena tersebut kemudian disusul oleh platform e-commerce hasil merger dengan ojek online yaitu, GoTo. GoTo disebutkan juga sempat melakukan PHK.
Bahkan platform sekelas edutech seperti ruang guru yang turut menjadi andalan belajar online kala pandemi juga memangkas karyawannya.
JD.ID Umumkan Tutup, Benarkah Imbas Pasar yang Tengah Bergejolak
Sebelumnya platform-platform belanja online ini memang mendominasi pasar Indonesia. Kemudahan layanan jual-beli secara digital, membuat banyak orang merasa terbantu.
Bahkan menurut data, keberadaan platform-platform e-commerce di Nusantara adalah terbesar kelima dunia. Tak menampik, tercatat ada sekitar 2.200 lebih jenis situs belanja online yang tersedia.
Namun, belakangan kejayaan perusahaan startup khususnya di bidang teknologi tengah dilanda guncangan. Sejumlah perusahaan pun ramai mengumumkan PHK secara massal kepada karyawan mereka.
Beberapa startup ‘raksasa’ yang belum lama ini turut melakukan PHK ialah Zenius, LinkAja juga JD.ID salah satunya.
Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi perusahaan melakukan PHK atau bahkan sampai menutup permanen usahanya.
Mulai dari kondisi ekonomi yang tengah lesu, serta keinginan mendongkrak efisiensi perusahaan, serta sederet alasan lain.
Sebuah perusahaan yang melakukan analisa bisnis global bernama CB Insights, membeberkan rangkaian alasan sebuah startup bisa gagal.
Menurut laporannya, CB Insights menguraikan 20 alasan yang paling sering ditemui. Alasan paling mengejutkan ialah tidak adanya kebutuhan pasar.
Alasan lain yang juga mencengangkan ialah kehabisan dana serta komposisi tim yang kurang pas. Bahkan perusahan juga kehilangan passion serta ekspansi yang gagal.
JD.ID Umumkan Tutup Dan Fokus pada Bisnis Rantai Pasok
Bisnis rantai pasok kemungkinan masih terdengar sangat asing di telinga. Apalagi bagi pihak yang kurang memahami istilah ekonomi.
Rantai pasok merupakan jaringan antara perusahan dengan pihak pemasok. Mereka bekerja sama untuk memproduksi dan mendistribusikan produk kepada konsumen akhir.
Jaringan-jaringan dalam rantai pasok ini mencakup beragam aktivitas, sumber daya, entitas, informasi serta orang.
Rantai pasok merupakan proses inti karena jika rantai pasok dapat dimaksimalkan, maka biaya dan siklus produksi bisa diperkecil menjadi lebih cepat.
Lantas, Apakah manfaat rantai pasok hingga JD.ID umumkan tutup dan akan fokus ke sistem tersebut?
Mendongkrak Keuntungan
Didukung oleh peningkatan loyalitas konsumen, maka biaya operasional efektif beserta optimasi aset akan memicu peningkatan keuntungan secara signifikan.
Jika hal ini dipertahankan, maka potensi keuntungan perusahaan bisa meningkat hingga diatas rata-rata.
Upaya Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Adanya rantai pasok mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas pastinya akan bertahan dalam kurun waktu yang panjang.
Tentunya, hal ini memberikan keuntungan bagi perusahaan. Namun, demi mewujudkan kepuasan pelanggan maka perusahaan harus memberikan pelayanan yang terbaik.
Melalui sistem rantai pasok yang dikelola secara baik, perusahaan dapat mengetahui produk apa saja yang diminati pelanggan. Serta waktu yang pas untuk mengirimkan barang tersebut.
Meningkatkan Pendapatan
Pasca JD.ID umumkan tutup, rumor kebangkrutan hingga terpaksa melakukan PHK massal begitu santer tersiar. Bahkan tercatat e-commerce tersebut membukukan kerugian di pasar.
Kemungkinan pengambilan keputusan untuk fokus ke bisnis rantai pasok dilakukan demi meningkatkan pendapatan.
Rantai pasok melalui kegiatan operasionalnya yang efektif memang mampu membuat pendapatan perusahaan meningkat.
Tak hanya itu, bisnis yang dijalankan oleh perusahaan akan berkembang serta dapat menambah pemasukan bisnis secara menyeluruh.
Manajemen Perusahaan dapat Terorganisir dengan Baik
Melalui rantai pasok, pengintegrasian aliran produk yang berasal dari supplier menuju perusahaan dan disalurkan ke customer akan terorganisir atau terarah.
Dengan demikian, perusahaan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam proses barang, produksi maupun lainnya.
Terlepas apapun alasan JD.ID umumkan tutup, kemungkinan pasar e-commerce di Nusantara sedang tidak baik-baik saja.