Disebut-sebut, PHK Amazon dilakukan terhadap sejumlah karyawan yang terlibat dalam pengelolaan asisten virtual, Alexa.
Tindakan PHK Amazon ini merupakan bagian dari strategi yang kini lebih memprioritaskan pengembangan kecerdasan buatan generatif.
Kabar ini mencuat melalui sebuah email anonim yang mengungkapkan bahwa ratusan karyawan yang bekerja pada proyek Alexa menjadi korban PHK.
Meski demikian, juru bicara Amazon, yang memilih untuk tetap anonim, enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah karyawan yang terpengaruh oleh PHK tersebut.
PHK Amazon Divisi Alexa
Dalam pernyataan resmi, Wakil Presiden Alexa dan Fire TV, Daniel Rausch, menyampaikan bahwa perubahan dilakukan agar Amazon lebih sejalan dengan prioritas bisnisnya.
Fokus perusahaan kini tertuju pada pengembangan kecerdasan buatan generatif untuk memaksimalkan sumber daya dan upaya dalam ranah AI generatif.
Rausch juga menekankan bahwa pergeseran ini mengakibatkan penghentian beberapa inisiatif.
Termasuk proyek-proyek yang melibatkan tim yang bekerja pada Alexa.
Berdasarkan informasi terkini, Amazon telah melakukan pemanggilan kembali karyawan dari berbagai divisi.
Termasuk divisi musik dan game, serta sejumlah posisi di divisi sumber daya manusia (SDM).
Meskipun sebagian besar pekerjaan yang terkena dampak PHK Amazon berada di divisi perangkat, beberapa di antaranya juga terlibat dalam pengembangan produk terkait Alexa di unit-unit berbeda.
Perusahaan tampak mengikuti tren umum di industri, yaitu mengalihkan sumber daya manusia ke teknologi AI generatif, yang dapat menciptakan kode perangkat lunak dan merespons perintah singkat dengan teks panjang.
Pada akhir Oktober, unit perangkat Amazon diketahui memiliki pemimpin baru, yaitu Panos Panay.
Ia merupakan seorang mantan pekerja Microsoft yang menggantikan David Limp.
Limp, yang telah bekerja selama 13 tahun di Amazon, kini memimpin perusahaan Blue Origin milik Jeff Bezos.
Meski demikian, optimisme tetap terpancar dari pihak Amazon terkait Alexa.
Virtual assistant ini, yang dapat melakukan berbagai tugas seperti mengatur waktu, mencari informasi, memutar musik, dan menjadi pusat otomatisasi rumah, tetap menjadi pesaing bagi teknologi serupa dari Google (Alphabet) dan Apple (Siri).
Daniel Rausch menyatakan keyakinannya pada Alexa meskipun mengakui bahwa memasukkan model bahasa baru ke dalam AI pribadi yang dapat meneruskan suara merupakan tantangan besar.
Pada bulan September 2023, laporan dari Reuters mengungkapkan bahwa semangat kerja karyawan Amazon di divisi perangkat merosot karena dianggap kurang kompetitif.
Beberapa pihak menyebutkan bahwa kegagalan Alexa untuk bersaing dengan kecerdasan buatan generatif menjadi faktor utama penurunan semangat tersebut.
Meskipun Amazon mengakui bahwa produk dan layanan terkait Alexa belum mencapai titik keuntungan, perusahaan tetap mempertahankan produk ini tanpa menyebutkan angka kerugiannya.
Hingga November 2023, PHK Amazon telah dilakukan sebanyak lebih dari 27.000 pekerja.
Menjadi salah satu perusahaan teknologi yang mengikuti tren PHK setelah industri tersebut merekrut banyak tenaga kerja selama pandemi.
Pemotongan karyawan ini berlangsung bersamaan dengan pengumuman laba bersih Amazon pada kuartal III-2023 yang jauh dari perkiraan analis.
Meskipun begitu, pendapatan perusahaan pada kuartal IV-2023 diprediksi sesuai ekspektasi.
Kuartal ini dianggap sebagai periode paling penting bagi Amazon karena mencakup belanja liburan.