Istilah “sentolop” kerap muncul di TikTok, tetapi apa sebenarnya makna dari kata tersebut? Dalam bahasa Jawa, arti kata sentolop sebenarnya berarti senter.
Akan tetapi, dalam bahasa gaul, arti kata sentolop memiliki makna yang jauh berbeda dan sering dianggap kurang pantas.
Arti Kata Sentolop Dalam Bahasa Gaul
Dalam konteks bahasa gaul arti kata sentolop cenderung merujuk pada aspek kejantanan atau vitalitas pria, sehingga penggunaannya dapat dianggap sensitif.
Selain itu, ada pula makna lain yang terkait dengan “sentolop.” Istilah ini juga digunakan untuk menyebut ucapan yang tidak berhubungan atau tidak relevan dengan topik yang sedang dibahas.
Dengan kata lain, arti kata sentolop digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berbicara atau berkomentar tanpa keterkaitan dengan pembahasan saat itu.
Sebuah contoh populer penggunaan kata “sentolop” adalah ketika diucapkan oleh akun gaming YouTube Tara Art.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan istilah “sentolop” dalam bahasa gaul harus dilakukan dengan hati-hati karena maknanya yang bisa dianggap kurang pantas.
Sebagai kontributor konten di media sosial, khususnya di platform seperti TikTok, pemahaman akan makna kata-kata seperti “sentolop” sangat penting.
Tujuan pemahaman arti kata sentolop agar tidak terjebak dalam situasi yang dapat menimbulkan kontroversi atau ketidaknyamanan.
Seiring dengan perkembangan media sosial dan bahasa gaul yang terus berubah, penting. Bagi pengguna media sosial untuk selalu mengikuti tren dan pemahaman terkini terkait dengan kata-kata dan frasa-frasa populer.
Ini membantu dalam menjaga komunikasi yang tepat dan menghindari kesalahpahaman.
Demikianlah penjelasan mengenai arti kata sentolop dalam bahasa gaul beserta beberapa contoh penggunaannya.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi mereka yang ingin memahami istilah ini dalam konteks media sosial, terutama TikTok.
Berbeda halnya dengan arti kata pingal yang memiliki makna kesepian, sehingga penggunaannya tidak memunculkan kontroversi.
Arti Kata Sentolop: Makna Lain Kata Bahasa Jawa Ini
Kata “sentolop” bukanlah berasal dari Bahasa Indonesia secara langsung dan memiliki penggunaan yang tidak sembarangan.
Lalu, apa sebenarnya arti kata sentolop yang viral di platform TikTok?
Jika Anda termasuk orang yang masih belum mengetahuinya, berikut informasi untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber oleh Celebrities.id pada Kamis (9 Februari 2023), “sentolop” memiliki asal-usul dari Bahasa Jawa yang artinya “senter”.
Namun, dalam bahasa gaul yang menjadi viral di TikTok, maknanya tidak sejalan dengan arti aslinya.
Arti kata sentolop yang menjadi tren di media sosial TikTok dapat diterjemahkan dalam dua versi yang berbeda. Apa sajakah kedua versi tersebut? Berikut penjelasannya.
Arti Pertama dari “Sentolop”
Arti kata sentolop yang pertama mengacu pada vitalitas pria. Oleh karena itu, penggunaan kata “sentolop” tidak seharusnya sembarangan diucapkan di tempat umum, mengingat konteksnya yang berkaitan dengan masalah pribadi.
Arti Kedua dari “Sentolop”
Selain arti pertama, ada pula makna lain dari “sentolop”. Kata ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang YouTuber Gaming bernama Tara Arts Network.
Dalam konteks ini, “sentolop” digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak mengikuti atau tidak mengerti topik pembicaraan yang sedang dibahas, sehingga terkesan tidak jelas atau tidak terhubung.
Dengan demikian, arti kata sentolop dapat memiliki dua makna yang berbeda dalam percakapan sehari-hari.
Hal ini menjadikan kata tersebut cukup unik dalam konteks penggunaannya di media sosial TikTok.
Demikianlah penjelasan mengenai arti dari kata “sentolop” yang menjadi viral di platform TikTok.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda untuk memahami makna dari kata gaul terkini yang sedang menjadi tren di dunia maya.
Alasan Milenial Semakin Menyukai Bahasa Jawa
Indonesia adalah negara dengan beragam bahasa, dan bahasa Jawa menduduki posisi istimewa dengan jumlah penutur mencapai sekitar 80 hingga 90 juta orang.
Di tengah keberagaman bahasa yang ada, bahasa Jawa memiliki ciri khas dan keunikan yang jarang ditemui dalam bahasa-bahasa lain di seluruh dunia.
Bahasa Jawa menghadirkan beragam tingkatan sopan santun, unggah-ungguh, dan variasi seperti ngoko, madya, krama, krama inggil, krama andap, serta berbagai variasi lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren lagu berbahasa Jawa mulai dirasakan kuat di industri musik Indonesia.
Pada tahun 2010, lagu-lagu berbahasa Jawa mendapatkan perhatian khusus dari kalangan milenial, terutama melalui Didi Kempot, yang dikenal sebagai “The Godfather of Broken Heart.”
Beberapa lagu populer dari Didi Kempot yang dirilis beberapa tahun lalu antara lain “Tanjung Mas Tinggal Janji,” “Suket Teki,” “Sewu Kuto,” dan “Pamer Bojo.”
Siapa yang akan menjadi penerus Didi Kempot? Penyanyi muda seperti Denny Caknan juga berhasil mempopulerkan lagu-lagu berbahasa Jawa.
Dengan hits seperti “Kartonyono Medot Janji” yang sudah ditonton lebih dari 108 juta kali di YouTube. Denny Caknan dianggap sebagai salah satu penerus dari sang legenda, Didi Kempot.
Mengapa lagu-lagu berbahasa Jawa menjadi begitu diminati oleh anak milenial? Beberapa faktor dapat menjelaskan fenomena ini:
Peran Televisi
Lagu-lagu berbahasa Jawa seringkali tampil dalam acara televisi selama lima tahun terakhir.
Media televisi memainkan peran penting dalam mempopulerkan lagu-lagu berbahasa Jawa, membawa pengaruh besar terhadap audiens.
Komunitas
Orkes-orkes dan grup musik yang tersebar di berbagai daerah di Jawa ikut menyumbang dalam sosialisasi lagu-lagu berbahasa Jawa ke masyarakat. Penyanyi-penyanyi lokal dari orkes-orkes dan grup musik sering membawakan lagu-lagu berbahasa Jawa dalam penampilan mereka.
Kesinambungan Musik
Kualitas lirik, melodi, dan harmoni lagu sangat berpengaruh terhadap popularitas sebuah lagu.
Lagu-lagu berbahasa Jawa yang memiliki aransemen musik yang baik, lirik yang mudah dipahami, dan melodi yang menarik cenderung menjadi hits di kalangan anak muda.
Bahasa Sehari-hari
Bahasa Jawa adalah bahasa percakapan sehari-hari bagi masyarakat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ini membuat lagu-lagu berbahasa Jawa lebih mudah diterima oleh publik karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.
Media Sosial
Media sosial memainkan peran penting dalam mempromosikan lagu-lagu berbahasa daerah. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, usia lagu menjadi lebih singkat.
Sebuah lagu mungkin hanya bertahan sebagai tren selama 3 bulan sebelum digantikan oleh lagu baru.
Persaingan semakin ketat, tetapi media sosial tetap menjadi alat yang efektif untuk mempopulerkan lagu-lagu berbahasa Jawa.
Keinginan Sesuatu yang Berbeda
Anak-anak muda milenial selalu mencari sesuatu yang unik dan berbeda. Mereka tertarik pada lagu-lagu berbahasa Jawa karena menawarkan pengalaman musik yang berbeda.
Selain itu, musik dengan lirik bahasa Jawa memungkinkan mereka untuk menjelajahi warisan budaya mereka sendiri.
Trend positif ini memberikan dorongan bagi seniman berbahasa Jawa untuk terus berkarya dan memperkaya musik Indonesia dengan nuansa khas daerah ini.
Kesuksesan lagu-lagu berbahasa Jawa di kalangan anak milenial adalah bukti bahwa bahasa dan budaya daerah masih memiliki tempat istimewa dalam perkembangan industri musik Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri penting untuk memahami arti kata sentolop, sehingga Anda tidak menggunakannya sembarangan.
Mengingat salah satu arti dari kata ini merujuk pada hal yang kurang sopan, sehingga perhatikan dengan baik.