Contoh Isim Nakirah, dalam bahasa Arab, merupakan istilah yang merujuk pada kata benda tak ditentukan. Dalam bahasa Indonesia, Isim Nakirah sering disebut sebagai kata benda tanpa penentu.
Kategorisasi kata benda ini sangat penting dalam tata bahasa Arab karena penggunaan penanda tak tentu (tanwin) yang menyertainya menunjukkan bahwa benda yang dimaksud tidak spesifik.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, pemahaman tentang contoh Isim Nakirah sangatlah esensial sebab memahami dan menggunakannya secara tepat mempengaruhi pemahaman atas struktur kalimat.
Pengertian Isim Nakirah
Isim Nakirah adalah jenis kata benda dalam bahasa Arab yang tidak memiliki penanda ketentuan.
Dalam bahasa Indonesia, Isim Nakirah dapat dianggap sebagai kata benda tanpa penentu seperti “sebuah”, “seorang”, atau “seekor” dalam kalimat bahasa Indonesia.
Ketika Isim Nakirah digunakan, penanda tambahan seperti tanwin (kasrah, fathah, atau dhammah) sering ditempatkan di akhir kata benda tersebut untuk menandakan bahwa benda yang dimaksud tidak memiliki ketentuan yang spesifik.
Jenis-jenis Isim Nakirah
Isim Nakirah dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan ciri-ciri dan penggunaannya. Berikut adalah beberapa jenis Isim Nakirah:
- Isim Nakirah Muthanna (Dual): Merujuk pada benda-benda yang berjumlah dua, seperti “dua buah”, “dua orang”, atau “dua ekor”.
- Isim Nakirah Mufrad (Singular): Merupakan benda tunggal tanpa penentu, seperti “sebuah buku”, “seorang dokter”, atau “seekor kucing”.
- Isim Nakirah Jama’ (Plural): Mengacu pada benda-benda dalam jumlah banyak tanpa spesifikasi yang jelas, seperti “beberapa buku”, “mereka”, atau “beberapa kucing”.
- Isim Nakirah Alat (Instrumental): Kata benda yang digunakan untuk menjelaskan alat atau objek yang digunakan dalam suatu tindakan atau proses. Contohnya adalah “pisau” (saif), “tusuk gigi” (sinnarah), atau “pensil” (qalam).
Contoh Isim Nakirah
Pada dasarnya contoh Isim Nakirah dapat Anda lihat dari empat jenisnya, yaitu
Isim Nakirah Muthanna
Perhatikan penggunaan isim nakirah muthanna berikut ini:
- امرأةان (imra’ataan) – dua wanita
- كتابان (kitaaban) – dua buku
- طفلان (ṭiflaan) – dua anak
Isim Nakirah Mufrad
Berikut ini penggunaan isim nakirah mufrad, antara lain:
- كلب (kalb) – seekor anjing
- كتاب (kitab) – sebuah buku
- طالب (ṭalib) – seorang pelajar
Isim Nakirah Jama’
Sedangkan penggunaan jenis Jama’ antara lain:
- كتب (kutub) – beberapa buku
- أطفال (aṭfāl) – mereka (anak-anak)
- أشخاص (ashkhāṣ) – beberapa orang
Isim Nakirah Alat
Perhatikan juga contoh penggunaan isim nakirah alat berikut ini:
- قلم (qalam) – pensil
- سيارة (sayyara) – mobil
- مفتاح (miftāḥ) – kunci
Isim Nakirah memiliki peran penting dalam pembentukan kalimat dalam bahasa Arab. Penggunaannya yang tepat sangat menentukan arti dan struktur kalimat secara keseluruhan.
Dalam proses pembelajaran bahasa Arab, pemahaman yang baik tentang Isim Nakirah sangatlah diperlukan bagi mereka yang ingin menguasai tata bahasa Arab dengan baik.
Dengan demikian, pemahaman tentang pengertian, jenis, dan contoh Isim Nakirah menjadi landasan yang penting dalam memahami bahasa Arab.
Dengan mengenal dan menggunakan Isim Nakirah secara tepat, seseorang dapat memperluas keterampilan berbahasa Arabnya dan memahami konteks yang lebih luas dalam pembentukan kalimat.
Isim, atau kata benda, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis dalam bahasa Arab, yaitu umum (nakirah) dan khusus (makrifah).
Isim nakirah adalah kata benda yang memiliki makna yang umum atau global sehingga tidak dapat secara spesifik menunjukkan suatu benda.
Sebaliknya, isim makrifah adalah kata benda yang memiliki arti khusus, memungkinkan pembicara dan pendengar untuk memahami benda yang dimaksud.
Contoh Isim Nakirah Dalam Al Quran
Isim nakirah merujuk pada kata benda yang tidak memiliki makna tertentu, seperti “daun”, “api”, “buku”, dan lain sebagainya.
Di dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa contoh isim nakirah yang dapat ditemukan, dengan ciri-ciri tidak memiliki huruf alif lam dan memiliki tanda tanwin.
Pembagian contoh ini diberikan dalam warna kuning untuk memudahkan pemahaman saat mempelajarinya.
Contoh pertama adalah “نَارٌ حَامِيَةٌ” yang berarti “(Yaitu) api yang sangat panas.”. Naarun merupakan contoh isim nakirah yang terdapat dalam Surat Al-Qori’ah Ayat 11.
Kemudian, ada juga contoh lainnya seperti “فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ” yang artinya “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”.
Dzarrotin merupakan contoh isim nakirah yang muncul dalam Surat Az-Zalzalah Ayat 7.
Ada pula contoh seperti “رَسُولٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةً ” yang berarti “(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-Qur’an),”.
Rosuulun dan shuhufan adalah contoh isim nakirah yang terdapat dalam Surat Al-Bayyinah Ayat 2.
Selain itu, terdapat pula contoh lainnya seperti “فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ ” yang bermakna “di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar)”.
Kutubun adalah contoh isim nakirah yang ada dalam Surat Al-Bayyinah Ayat 3. Begitu pula dengan contoh lainnya seperti “خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ” yang berarti “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” ‘Alaqin adalah isim nakirah di dalam Al-Qur’an, terdapat dalam Surat Al-‘Alaq Ayat 2.
Demikianlah sejumlah contoh penggunaan isim nakirah di dalam Al-Qur’an yang memberikan variasi penggunaan dan maknanya dalam teks suci tersebut.
Sama halnya dengan contoh mubtada khobar yang juga memudahkan Anda memahami tata bahasa Arab dengan benar.
Perbedaan Isim Nakirah dan Makrifah
Terdapat perbedaan mendasar antara isim nakirah dan makrifah, antara lain:
Nakirah
Isim nakirah memiliki beberapa ciri yang dapat diidentifikasi:
- Bertanwin (ً ٍ ٌ): Biasanya diakhiri dengan tanwin.
- Tidak menggunakan huruf Alif-Lam (ال): Tidak diawali dengan huruf Alif-Lam.
- Menunjukkan kata umum: Tidak merujuk kepada nama orang tertentu atau sesuatu yang spesifik.
Contoh:
ذَلِكَ بَيْتٌ
“Itu adalah sebuah rumah”
(Kata بَيْتٌ merupakan isim nakiroh karena terdapat tanwin di akhir dan tidak diawali dengan Alif-Lam, menunjukkan sesuatu yang umum)
Makrifah
Isim makrifah memiliki ciri-ciri berikut:
- Dibubuhi dengan huruf Alif-Lam (ال) di awalnya: Diawali dengan huruf Alif-Lam.
- Membuat arti menjadi spesifik: Memiliki arti tertentu yang membuat pembicara dan pendengar memahami benda yang dimaksud.
Contoh:
الوَلَدُ صَالِحٌ
“Anak itu adalah anak sholeh”
(Kata الوَلَدُ termasuk isim ma’rifah karena diawali dengan huruf Alif-Lam)
Idhafah
Idhafah adalah penggabungan dua kata menjadi satu yang menghasilkan makna baru. Contohnya:
كِتَابُ زَيْدٍ
“Kitab milik Zaid”
(Dua kata yang digabungkan, membuatnya menjadi isim ma’rifah)
Penggunaan Nakirah dan Ma’rifah
Kapan Anda harus menggunakan nakirah dan ma’rifah, ikuti penjelasan berikut ini:
Nakirah
Isim nakirah dapat Anda digunakan untuk:
- Menginginkan arti tunggal atau jenis tertentu.
- Ta’dzim (pengagungan), taktsir (memperbanyak), tahqir (meremehkan), dan taqlil (menyedikitkan) maknanya.
Contoh:
وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ
“Dan pada penglihatan-penglihatan mereka tersebut ada penutup”
(Maksudnya menunjukkan semacam penutup yang tidak dikenal oleh para insan)
Makrifah
Sedangkan kapan saat menggunakan Isim makrifah, antara lain:
- Memiliki teknik penulisan eksklusif untuk pendengar.
- Menunjukkan penghormatan atau penghinaan, serta untuk kejelasan atau ketidaktahuan.
Contoh:
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد
“Katakanlah: ‘Dialah Allah yang satu'”
(Ditulis secara eksklusif untuk penghormatan)
Isim dalam bahasa Arab dibagi menjadi nakirah (umum) dan makrifah (khusus). Nakirah memiliki ciri tertentu yang mengindikasikan sifat umum, sementara makrifah memiliki penanda tertentu yang membuatnya spesifik dan khusus.
Selain itu, terdapat aturan tertentu dalam contoh Isim Nakirah pada sebuah kalimat. Jangan sampai salah karena memunculkan makna berbeda.