Tragedi kerusuhan antara suporter dan aparat di Stadion Kanjuruhan menelan banyak korban, kabarnya diakibatkan oleh efek gas air mata.
Efek gas air mata yang dilepaskan untuk mengamankan keadaan pada saat itu disinyalir menjadi penyebab banyaknya korban yang meninggal.
Gas air mata atau CS adalah salah satu senjata kimia yang biasanya dipakai untuk melawan musuh atau hewan berbahaya.
Panjang gas air mata sendiri disebut seukuran telapak tangan orang dewasa atau hanya berkisar 10 cm saja.
Pada umumnya gas ini bentuknya seperti peluru pada umumnya dan cara pemakaiannya biasanya dengan cara ditembakkan menggunakan pistol pelontar.
Ketika peluru ditembakkan asap putih tebal akan keluar dan apabila terkena manusia, panca indera seperti mata, hidung, mulut akan bereaksi.
Kandungan utama yang dimiliki oleh gas air mata yakni CN (chloroacetophenone) atau CS (chlorobenzylidenemalononitrile) dan pembuatannya membutuhkan proses yang rumit.
Namun, ada pula gas air mata yang dibuat dengan bahan Oleoresin Capsicum (OC) yang bisa dengan mudah ditemukan pada paprika.
Pada masa kini, gas air mata yang dipakai umumnya menggunakan Oleoresin Capsicum (OC) atau semprotan merica dan semakin populer penggunaannya.
Penggunaan ini disebut-sebut bisa mengurangi dampak setelah terkena paparan gas air mata menjadi tidak terlalu parah.
Efek Gas Air Mata pada Tubuh Manusia
Kandungan gas air mata berbentuk partikel halus, menyebar melalui udara dan efek gas air mata pun jadi lebih cepat dirasakan.
Biasanya jika terpapar, efek gas air mata ini tidak berlangsung lama atau cukup singkat, yakni berkisar antara 15-30 menit saja.
Namun, efeknya juga tergantung tinggi rendahnya konsentrasi dari gas air mata tersebut. Jika konsentrasinya tinggi walaupun terpapar singkat, tetap membahayakan.
Gas air mata biasanya menyasar target utama seperti mata serta sistem pernapasan yang menimbulkan iritasi dan terjadi antara 20-60 detik.
Gejala yang ditimbulkan sebagai efek gas air mata adalah konjungtivitis, injeksi sclera, edema periorbital, blepharospasm, eritema kelopak mata, dan lakrimasi.
Bahkan, beberapa ahli mengemukakan pendapat bahwa efek gas juga dapat menyebabkan terjadinya lecet pada kornea mata.
Sedangkan untuk pernapasan efeknya jika terhirup gas air mata biasanya menimbulkan sensasi terbakar atau perih pada bagian hidung.
Tidak hanya itu saja, menghirup gas air mata bisa menyebabkan nyeri sesak di dada, bersin, batuk, dan perih di tenggorokan.
Efek gas air mata yang paling terburuk adalah korbannya dapat mengalami kesulitan bernapas dan bisa saja berujung pada kematian.
Jika gas air mata mengkontaminasi liur dan tertelan dapat menimbulkan rasa sakit pada bagian ulu hati, muntah, mual, serta diare.
Sebenarnya efek yang ditimbulkan gas ini dapat dihilangkan dalam waktu 10-30 menit, dengan catatan korbannya segera dibawa ke tempat terbuka.
Prof Tjandra Yoga, guru besar FK UI, mengatakan paparan gas bisa memicu gawat napas, terutama pada penderita asma akut.
Meskipun gas air mata memberikan dampak yang segera timbul setelah terpapar, tapi dalam kondisi tertentu dapat berdampak kronik yang berkepanjangan.
Dampak kronik yang ditimbulkan ini terjadi, jika terpapar lama dengan dosis tinggi dan berada di dalam ruangan yang tertutup.
Cara Menghilangkan Efek Gas Air Mata
Pada saat berada di area yang dipenuhi dengan gas air mata, sudah pasti akan membuat Anda panik dan ketakutan.
Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek yang dirasakan tubuh akibat terpapar gas tersebut.
Menghilangkan efek gas air mata bisa dilakukan di rumah, tetapi jika terpapar parah baiknya segera lakukan pengobatan di pelayanan kesehatan.
Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan di rumah, jika terpapar gas air mata:
Tinggalkan Lokasi
Apabila Anda berada di tengah-tengah area yang penuh dengan gas tersebut, segera tinggalkan lokasi untuk meminimalisir efek dari gas tersebut.
Tutup mulut dan hidung agar tidak terlalu banyak menghirup gas yang dapat mengganggu pernapasan Anda.
Cari tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik untuk menstabilkan jalan pernapasan dan hirup udara yang segar dan bersih.
Bilas Mata
Bila terkena kontak langsung, untuk mengatasi efek dari gas air mata yang mengenai indera penglihatan adalah dengan membilas mata.
Bilas dengan air bersih yang mengalir, paling tidak selama 10 menit agar sisa gas yang menempel bisa segera hilang.
Cara tersebut juga bisa dilakukan untuk organ lainnya yang terpapar gas air mata, sesuaikan lama pembilasan dengan luas area terpapar.
Apabila memiliki simpanan air garam steril atau lebih dikenal dengan cairan infus, Anda bisa menggunakannya untuk membilas area terpapar.
Segera lepaskan pakaian, lensa kontak, topi, dan benda lainnya yang masih dipakai bila tubuh Anda jika terkontak gas air mata.
Perhatikan efek tubuh, apabila rasa tidak nyaman masih menetap atau bertambah parah segera kunjungi layanan medis untuk mendapatkan perawatan.
Hindari Menggosok Mata
Menggosok wajah, terlebih mata ketika terkena gas air mata sangat tidak diperbolehkan karena dapat membuat kristal gas air mata aktif.
Cukup bilas dengan air mengalir, lalu keringkan dengan gerakan menepuk-nepuk dengan lembut dan gunakan tisu atau kain yang menyerap baik.
Jangan Mandi Berendam
Mandilah seperti biasa dan hindari aktivitas merendam tubuh ketika baru saja kontak dengan gas air mata karena sangat berbahaya.
Sebab, merendam tubuh yang terkontak dengan gas tersebut dapat menyebabkan bahan kimia yang menempel di tubuh ikut terendam dalam air.
Ganti Segera Pakaian yang Terkontaminasi
Segera ganti pakaian yang terkena gas air mata dengan pakaian yang bersih dan pisahkan pakai tersebut dari pakaian kotor lainnya.
Tujuannya agar bahan kimia yang menempel pada pakaian tersebut tidak mengenai pakaian lainnya sehingga efek gas bisa diminimalisir.
Apabila tingkat kontaminasi pada pakai tergolong parah dan sulit dibersihkan, buang pakaian tersebut ke dalam plastik tertutup rapat.
Umumnya, pada mayoritas kasus terpapar gas air mata, efek yang ditimbulkan tidak dalam jangka panjang dan serius.
Namun, apabila gas tersebut terkena pada anak-anak atau orang dewasa yang memiliki masalah pada saluran pernapasan tentunya akan berbeda.
Sebagai contoh, bila gas air mata terpapar pada penderita asma atau yang memiliki penyakit paru obstruktif kronis, jelas berbahaya.
Sebab, berisiko menyebabkan gejala gangguan pernapasan yang parah hinggka komplikasi seperti gagal napas, kebutaan permanen, atau kehilangan nyawa.
Selain itu efek dari terpapar gas air mata juga dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan pada denyut jantung seseorang.
Apabila seorang dengan riwayat penyakit jantung dan terkontaminasi dengan gas air mata, jelas akan meningkatkan risiki serangan jantung.
Dalam beberapa kasus lainnya, efek gas air mata dalam jangka waktu panjang dan berulang, dapat mengakibatkan gejala PTSD.
Itu sebabnya, bila efek gas air mata yang Anda rasakan tidak kunjung berkurang, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.