Fenomena matahari 2023 merupakan salah satu informasi penting dan menarik yang rasanya perlu dicatat, terutama jika Anda memang suka mengamati angkasa.
Selain gerhana, ada beberapa jenis fenomena matahari 2023 lainnya yang telah diprediksi para ahli akan terjadi sepanjang tahun ini.
Kaleidoskop Fenomena Matahari Sepanjang 2022
Fenomena matahari merupakan hal yang relatif umum terjadi setiap tahunnya, hanya saja dalam jenis dan waktu yang seringkali berlainan.
Mengingat kita belum terlalu lama meninggalkan tahun 2022, barangkali beberapa fenomena tersebut masih cukup segar dalam ingatan Anda, antara lain:
Solstis atau Titik Balik Matahari
Pada 22 Desember 2022 lalu, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan oleh fenomena matahari 2 yang diikuti sejumlah rumor akan terjadinya bencana.
Menanggapi rumor tersebut, para ahli menyatakan bahwa fenomena matahari ada 2 ini hanyalah suatu fenomena astronomi biasa.
Fenomena ini bernama solstis dan terjadi akibat gerak semu tahunan matahari yang umumnya terjadi dua kali setahun (Juni dan Desember).
Selain itu, sumbu rotasi bumi pun mempunyai kemiringan 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus atau sumbu ekliptika (kutub utara-selatan).
Akibatnya, bagian bumi utara maupun selatan akan bergantian menempati posisi yang condong mendekati dan menjauhi matahari setiap setengah tahun.
Lebih lanjut, hal ini akan menyebabkan belahan bumi yang condong ke arah matahari mengalami waktu siang yang lebih panjang (>12jam).
Sebaliknya, belahan bumi yang condong menjauhi matahari akan mengalami waktu siang lebih pendek (<12jam) dan fajar pun lebih lambat datang.
Solar Eclipse atau Gerhana matahari
Gerhana matahari terjadi saat posisi matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Akibatnya, cahaya matahari yang hendak mencapai bumi terhalang oleh bayangan bulan.
Bagian bumi yang terkena bayangan inti bulan (umbra) akan mengalami gerhana matahari total. Sementara itu, daerah yang terkena bayangan non-inti (penumbra) mengalami gerhana matahari parsial.
Sepanjang 2022 lalu, tercatat ada dua kali gerhana matahari parsial, yakni pada 30 April dan 25 Oktober. Sayang, keduanya tidak bisa Anda saksikan secara langsung di Indonesia.
Jenis Fenomena Matahari 2023 yang Bakal Terjadi di Indonesia
Menurut para ahli astronomi dan antariksa, ada enam jenis fenomena matahari 2023 yang bakal terjadi dalam tahun ini, yaitu:
Periapsis
Periapsis adalah suatu fenomena yang terjadi saat matahari berada pada titik orbit terdekat dengan bumi. Fenomena ini kerap disebut juga dengan istilah perihelion.
Saat terjadinya periapsis, matahari akan tampak lebih besar dan terang ketimbang biasanya. Meski begitu, hal ini tidak akan menimbulkan perubahan suhu yang signifikan di bumi.
Fenomena ini umumnya terjadi setiap awal tahun. Jadi, periapsis merupakan salah satu fenomena matahari 2023 yang diprediksi bakal terjadi pada 4 Januari.
Namun, mengingat fenomena ini diperkirakan akan terjadi pada pukul 23.17 WIB, Anda kemungkinan tidak akan terlalu menyadari atau merasakan dampaknya.
Prediksi jarak titik perihelion ini adalah sejauh 147.098.925 kilometer dari bumi.
Apastron
Kebalikan dari periapsis, apastron merupakan fenomena yang terjadi saat matahari berada pada titik terjauh dari bumi dalam lingkaran orbitnya.
Saat terjadinya fenomena ini, matahari akan terlihat lebih kecil dan redup ketimbang biasanya. Fenomena apastron ini kerap disebut juga dengan istilah afelion.
Apastron juga termasuk salah satu fenomena matahari 2023 yang terjadi rutin setiap tahunnya pada tanggal 4 Juli.
Ekuinoks
Fenomena ekuinoks terjadi saat matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa (ekuator). Fenomena ini umumnya terjadi dua kali setahun, yakni saat musim semi dan gugur.
Ekuinoks merupakan salah satu fenomena matahari 2023 yang bakal terjadi pada 20 atau 21 Maret serta 22 atau 23 September.
Saat terjadi fenomena ekuinoks, maka lamanya durasi waktu siang dan malam akan sama panjang di seluruh penjuru dunia.
Kulminasi
Anda barangkali sudah tahu bahwa kata kulminasi memiliki arti puncak atau tertinggi. Jadi, tentunya tidak sulit untuk mengartikan fenomena matahari 2023 yang dinamakan kulminasi ini.
Fenomena kulminasi terjadi saat matahari berada pada titik tertinggi di langit pada suatu waktu tertentu dalam satu hari.
Intensitas cahaya matahari yang mencapai bumi pada saat kulminasi pun akan paling maksimal. Waktu terjadinya fenomena ini berbeda-beda setiap hari, tergantung pada posisi geografis bumi.
Bagi umat muslim, fenomena kulminasi ini berkaitan dengan Hari Meluruskan Kiblat atau Rasyadulqiblah yang umumnya terjadi dua kali dalam setahun.
Pada saat itu matahari akan berada sejajar di atas Ka’bah, yakni pada tanggal 27 sampai 28 Mei dan 15 sampai 16 Juli.
Gerhana Matahari
Gerhana merupakan salah satu jenis fenomena matahari 2023 yang relatif paling populer dan banyak menarik perhatian masyarakat di seluruh dunia.
Hal ini karena periode terjadinya gerhana matahari tersebut umumnya relatif cukup panjang dan tidak selalu bisa disaksikan secara serempak.
Menurut hasil pengamatan para ahli, tercatat akan ada dua gerhana matahari yang terjadi pada 2023 ini, yaitu:
Gerhana Matahari Hibrida
Gerhana matahari hibrida adalah dua jenis gerhana matahari yang berbeda yang terjadi secara beruntun dalam satu waktu yang berurutan.
Gerhana ini akan diawali dengan gerhana matahari cincin, berubah menjadi gerhana matahari total, lalu kembali menjadi gerhana cincin sebelum menghilang.
Fenomena matahari 2023 ini diprediksi akan terjadi 20 April mendatang dengan durasi maksimal diperkirakan sekitar 1 menit 14 detik.
Daerah-daereah yang dapat menyaksikannya terletak di wilayah Indonesia Timur, antara lain:
- Pulau Kisar
- Pulau Maopora
- Pulau Damar
- Pulau Watubela
- Kepulauan Antalisa
- Randepandai
- Roswar
- Pulau Num
- Wooi Serui, dan
- Biak Kota.
Konon, sejumlah peneliti tanah air menyebut gerhana matahari hibrida ini sebagai kado istimewa untuk Indonesia, khususnya bagi masyarakat astronomi lokal.
Pasalnya, fenomena ini terjadi hampir berbarengan dengan hari peringatan seabad berlangsungnya astronomi modern di Indonesia.
Sebagai informasi, berlangsungnya astronomi modern di tanah air tersebut ditandai dengan diresmikannya Observatorium Bosscha ITB pada 1 Januari 1923.
Anda mungkin sudah tahu bahwa observatorium ini adalah observatorium astronomi dengan teknologi modern pertama yang ada di Asia Tenggara.
Gerhana Matahari Cincin
Fenonema matahari 2023 terakhir adalah gerhana matahari cincin yang akan terjadi pada 15 Oktober mendatang. Sayangnya, fenomena ini tidak akan bisa Anda saksikan di Indonesia.
Alasannya adalah Indonesia bukan termasuk daerah yang akan terkena bayangan inti umbra maupun penumbra bulan pada saat itu.
Fase bulan baru di seluruh wilayah tanah air saat itu pun baru akan terjadi saat bulan masih di bawah ufuk.
Menurut para ahli, untuk bisa menyaksikan gerhana matahari selanjutnya di Indonesia Anda kemungkinan akan harus bersabar sampai 2028 mendatang.
Dari antara keenam fenomena matahari 2023 di atas, manakah yang menurut Anda paling menarik dan mengundang penasaran?