IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review
No Result
View All Result
IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review
No Result
View All Result
IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Review
Home Edukasi

Hoarding Disorder: Penyebab dan Gejala Yang Harus Dikenali Sejak Dini!

by Lyla Iswara
January 31, 2023
in Edukasi
Reading Time: 7 mins read
0
Hoarding Disorder: Penyebab dan Gejala Yang Harus Dikenali Sejak Dini!
0
SHARES
3
VIEWS

Baru-baru ini dunia maya dikejutkan dengan sebuah video yang memperlihatkan sebuah kamar kost yang isinya penuh sampah. Membuat hoarding disorder Menjadi perbincangan setelah videonya viral.

Dalam video tersebut ada suara seorang ibu kost yang mengatakan bahwa penghuni kamar tersebut adalah seorang cewek cantik.

Sayangnya, setiap hari tidak pernah bergaul bersama tetangga dan saat masuk kos juga diam-diam. 

Ternyata saat kamar kost dibuka, terlihat gudang sampah yang memenuhi seluruh kamar.

Bahkan sampah tersebut menumpuk sampai ke kamar mandi. Sampai baju-bajunya hanya diletakkan di pojokan kamar. 

Saking tingginya, sampai-sampai tempat tidurnya pun menghilang tertimbun sampah.

Kemudian ada yang mengatakan bahwa tindakan Nia–nama wanita yang tinggal di kos itu–ini mungkin saja berkaitan dengan gejala Hoarding Disorder. 

Penyakit mental yang gemar menumpuk barang tidak berguna seperti sampah.

Apakah Hoarding Disorder Itu?

Hoarding Disorder: Penyebab dan Gejala Yang Harus Dikenali Sejak Dini!
Foto: Liputan 6

Sebagaimana yang ditulis oleh laman Psychology Today, penyakit mental ini merupakan gangguan yang membuat penderita kesulitan membuang atau berpisah dengan benda yang dimiliki meskipun tidak berguna.

Hoarding Disorder Ini dipandang sebagai OCD yang berhubungan dengan kecemasan. 

Penderita dapat menciptakan berbagai masalah, seperti halnya sosial, kesehatan, keselamatan dan juga mempengaruhi orang di sekitarnya.

Gangguan ini dapat dilihat saat seseorang terus menerus mengumpulkan barang yang tidak perlu. Sayangnya, kebiasaan ini tidak disertai kemampuan memilah barang yang harus dibuang.

Sehingga, lingkungan dalam rumah menjadi penuh oleh timbunan sampah tak berguna. Mengakibatkan ruangan menjadi tidak aman dan juga tidak sehat.

Kebiasaan ini tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga membuat kualitas hidup seseorang menurun perlahan-lahan.

Gejala Hoarding Disorder

Hoarding Disorder: Penyebab dan Gejala Yang Harus Dikenali Sejak Dini!
Foto: firstlightpsych.com

Berdasarkan dari keterangan DSM-5 atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders yang digunakan sebagai pegangan oleh profesional kesehatan.

Gejala penderita penyakit ini dapat didiagnosa dengan melihat berbagai perilakunya yang terlihat aneh dan janggal, seperti beberapa poin berikut ini:

  • Merasa sulit saat harus membuang atau berpisah dengan benda, terlepas dari nilai yang dimilikinya.
  • Merasa sulit menyingkirkan benda yang menyebabkan kekacauan dalam hidup dan membahayakan pengguna ruang hidup lainnya.
  • Mempunyai sangat banyak barang di sekitarnya seperti di rumah, kantor, atau lingkungan yang kerap dikunjungi.
  • Merasa kesulitan ketika mencari hal penting karena terlalu banyak benda
  • Enggan membuang benda karena merasa suatu hari akan membutuhkannya
  • Mengumpulkan banyak benda karena menganggap benda tersebut dapat mengingatkan pada seseorang atau kejadian penting
  • Tidak membuang benda gratis dan tak berguna
  • Meskipun merasa stres dengan banyaknya barang yang ditimbunnya, tetapi tak berusaha mengurangi jumlah benda
  • Menyalahkan ruang yang terlalu sempit atas banyaknya barang yang ditimbunnya.
  • Ruangan yang ditempatinya terlalu penuh sehingga tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya
  • Tidak memperbolehkan orang lain untuk memperbaiki barang yang sudah rusak di rumah
  • Sebisa mungkin menolak tamu yang berkunjung ke rumah karena penuh dengan barang
  • Menimbulkan konflik dengan orang terdekat akibat terlalu banyak barang di rumah

Ketika menyadari beberapa poin tersebut ada pada orang terdekat atau diri sendiri, alangkah baiknya segera melakukan tes hoarding disorder.

Segera datangi psikolog agar keadaan ini tidak terjadi berlarut-larut.

Penyebab Hoarding Disorder

Hoarding Disorder: Penyebab dan Gejala Yang Harus Dikenali Sejak Dini!
Foto: The Asian Parent

Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab seseorang menderita Hoarding Disorder Ini. Bahkan kondisi ini dapat menimbulkan gangguan ringan sampai parah.

Kelainan yang lebih sering diidap oleh orang dewasa ini pada faktanya juga kerap diderita oleh anak remaja. Kasus psikologis ini termasuk juga dalam diagnosis kesehatan mental independen.

Meskipun demikian, juga dapat terjadi bersamaan dengan  berbagai gangguan psikologis lainnya. 

Beberapa hal yang memicu terjadinya gangguan ini adalah:

Ikatan Dengan Benda

Penderita Hoarding Disorder Ini akan sering merasakan bahwa benda yang dikumpulkan tersebut akan mempunyai nilai guna yang tinggi suatu hari nanti.

Seringkali keinginan untuk mengumpulkan barang ini juga berdasarkan pada unsur emosional. 

Contohnya adalah mengingatkan kepada seseorang atau sebuah kejadian yang memiliki kesan yang mendalam.

Mengalami Masa Kecil Sulit

Kemudian pemicu Hoarding Disorder yang lain adalah pengalaman masa kecil yang buruk atau troubled inner child. 

Sehingga di masa dewasa, akan mengalami gangguan mental ini.

Penyebab akibat masa kecil ini juga akibat terbiasa melihat tumpukan barang di rumah, sering dimarahi, atau pernah hidup susah. 

Akibat Kebiasaan

Orang yang sudah mempunyai kebiasaan tinggal dalam lingkungan atau situasi berantakan juga bisa jadi penyebabnya.

Secara perlahan-lahan, mereka akan menjadi terbiasa dalam situasi yang berantakan ini kemudian menjadi gaya hidup yang melekat kuat. Meskipun menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan kotor.

Merasa bahwa hal-hal termasuk menumpuk sampah tersebut adalah hal yang lazim dilakukan oleh manusia dalam bertahan hidup.

Menderita Masalah Mental

Seringkali masalah pengidap Hoarding Disorder Ini berhubungan erat dengan masalah mental yang lain. Seperti rasa cemas yang berlebih, ADHD, depresi, demensia, OCD, hingga skizofrenia.

Untuk mengatasinya, memerlukan penanganan dari tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya. Contohnya adalah psikiater, psikolog dsb.

Apakah hoarding disorder bisa sembuh? 

Masalah mental bukanlah perkara yang mudah untuk disembuhkan. Sehingga memerlukan dukungan dari segenap anggota keluarga dan orang-orang terdekat.

Fungsi Eksekutif Tak Optimal

Seringnya yang menjadi pemicu dari gejala Hoarding Disorder Ini juga akibat ketidakmampuan seseorang menjalankan fungsi eksekutif.

Fungsi untuk mengendalikan proses kognitif dan perilaku, sehingga tidak dapat meregulasi dirinya sendiri. 

Biasanya kondisi ini disertai dengan kesulitan fokus, susah mengambil keputusan, dan mengklasifikasikan benda-benda.

Siapa Saja Yang Rentan Mengalami Hoarding Disorder?

Hoarding Disorder sebenarnya bukanlah penyakit yang langka. Paling tidak ada 1 dari setiap 20 populasi manusia yang mengalaminya.

Banyak orang yang dapat mengalami tendensi melakukan kebiasaan buruk ini secara signifikan. 

Tidak peduli perempuan atau laki-laki sama-sama bisa mempunyai kecenderungan menyimpan barang tidak perlu.

Kemudian yang menjadi pengaruh kondisi ini adalah pengaruh usia, karena rata-rata orang dewasa yang usianya 55 tahun keatas lebih rentan tiga kali lipat,

Khusus yang usianya di atas 50 tahun, sebaiknya segera dibantu oleh para psikiater yang kompeten di bidang ini.

Agar dapat mengatasi Hoarding Disorder Ini dengan lebih cepat dan segera teratasi karena kondisi kesehatan. 

Adapun gejala pada remaja tidak signifikan, karena remaja biasanya tinggal bersama keluarga dan teman sekamar.

Kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan gangguan psikologis ini biasanya mulai mengintervensi kehidupan manusia sejak usia 20-30 tahun.

Untuk penanganan Hoarding Disorder yang tepat, sebaiknya diserahkan kepada tenaga medis profesional agar kebiasaan menimbun barang bisa berkurang.

Selain itu juga mengurangi kemungkinan banyaknya benda yang dapat menjadi pemicu emosi negatif pemiliknya.

Untuk lebih memastikan mengenai gejala, penyebab, diagnosa dan penyembuhan Hoarding Disorder lebih baik diserahkan kepada pertolongan medis. Sehingga dapat diatasi dengan cepat dengan penanganan tepat.

Tags: Gangguan KejiwaanHording DisorderKelainan MentalOCD
Previous Post

Fluktuasi Saham Hybe Entertainment: Naik Saat Jin BTS Umumkan Wajib Militer

Next Post

Penuh Bacokan dan Sayatan, WNA Rusia Ditemukan Tak Bernyawa Di Hotel Bali

Lyla Iswara

Next Post
Penuh Bacokan dan Sayatan, WNA Rusia Ditemukan Tak Bernyawa Di Hotel Bali

Penuh Bacokan dan Sayatan, WNA Rusia Ditemukan Tak Bernyawa Di Hotel Bali

Please login to join discussion

Recent Posts

  • 5 Daftar e-Wallet Terpopuler di Indonesia yang Terlibat Judol. Transaksinya Tembus Triliun!
  • 7 Tips Memilih Durian yang Manis dan Tebal
  • Cara Pembuatan Akta Lahir Tanpa Ayah, Wajib Tahu!
  • Viral Video Mahasiswi Undana Minum Obat Rumput, Korban Meninggal di Rumah Sakit
  • Kasus Pencabulan Guru Ngaji di Purwakarta: 4 Korban Melapor, Ponpes Hancur Diamuk Massa
  • Cemburu Buta, Suami Bakar Istri di Kebayoran Hingga Meninggal. Pelaku Temukan Chat Mesra Korban dengan Pria Lain
  • Kecelakaan Beruntun 3 Truk di Jalan Pantura Kudus-Pati. 2 Truk Hancur, 1 Kabur
  • Hasil Akhir Inter Milan vs Udinese 4 – 0. Inter Milan Gusur Juventus di Daftar Klasemen
  • 10 Umpan Ikan Bandeng Paling Jitu untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan dan Tips Memancingnya di Air Tawar dan Laut
  • 7 Negara yang Memiliki Matahari Buatan, Dari China hingga India
Indotimes, indo times

Copyright © 2022 Indotimes, All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review

Copyright © 2022 Indotimes, All Rights Reserved