Istilah Father Hunger biasanya digunakan untuk mendeskripsikan rasa kehilangan atau kebutuhan emosional terhadap sosok ayah atau pengganti ayah.
Istilah satu ini biasanya dipakai dalam konteks psikologi atau terapi. Tujuannya adalah untuk membantu atasi trauma atau rasa kurang yang kaitannya dengan kehadiran sosok ayah.
Sosok dalam istilah Father Hunger ini mengacu pada ketiadaan sosok ayah dalam kehidupan. Atau bisa pula sosok tersebut ada, tetapi kehadirannya dirasakan sangat kurang.
Pada mereka yang mengalami masalah Father Hunger lebih sering merasakan kekosongan emosional.
Dapat pula berdampak pada kurangnya rasa kepercayaan diri, mudah merasakan cemas dan depresi. Juga, umumnya bermasalah pada hubungan interpersonal yang cenderung tidak sehat.
Mengenal Lebih Lengkap Istilah Father Hunger dan Penyebabnya
Seperti disebutkan di atas, istilah Father Hunger dipakai di dalam terapi yang bertujuan untuk mengatasi trauma atau kekurangan sosok ayah.
Sebenarnya ada beragam faktor yang bisa menyebabkan masalah Father Hunger ini muncul.
Sebut saja seperti ayah yang meninggalkan keluarga (baik dalam artian meninggal atau akibat dari perceraian).
Termasuk pula ayah yang terlalu sibuk bekerja sehingga kurang terlibat di dalam kehidupan keluarga.
Serta, ayah yang hadir hanya secara fisik saja, tetapi dalam keseharian kurang dapat memberikan dukungan secara emosional.
Pada saat seseorang alami father hunger, maka ia tidak memiliki ‘role model’ atau panduan peran ayah yang positif.
Imbasnya, hal ini berpengaruh pada cara seseorang memandang dirinya. Juga cara seseorang tersebut berhubungan dengan orang lain yang ada di sekitarnya.
Tak hanya itu saja, perasaan kekurangan atau “kelaparan” ini dapat memicu munculnya rasa kesepian, kecemasan, dan kekhawatiran.
Bahkan, juga dapat memberikan pengaruh tidak baik pada kesehatan mental dan fisik.
Beberapa akibat lainnya yang menjadi efek dari Father Hunger dalam diri seseorang adalah munculnya kecenderungan sulit mempercayai orang lain.
Tidak jarang mereka juga kesulitan untuk mengekspresikan emosi secara tepat.
Namun, yang terburuk adalah individu tersebut susah untuk mengontrol emosi.
Individu yang memiliki masalah Father Hunger juga mengalami kesulitan untuk dapat memahami konsep feminitas dan maskulinitas.
Mereka juga biasanya mengalami masalah dalam menetapkan batasan serta menentukan prioritas dalam hidupnya.
Namun, perlu untuk dipahami bahwa setiap individu dengan Father Hunger bisa saja mengalami pengalaman dan reaksi yang berbeda.
Beberapa orang mungkin dapat mengatasinya secara mandiri sedangkan yang lain mungkin membutuhkan dukungan keluarga, teman, atau profesional.