Jurumiyah bab kalam adalah sebuah kajian mendalam terhadap kitab yang dikarang oleh Syeikh Ibnu Ajurrûm dengan nama asli Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji.
Nama Al-Shinhâji merujuk kepada kabilah Shinhâjah, salah satu kabilah di Negeri Maroko.
Kitab Jurumiyah bab kalam ini menjadi karya monumental yang mendapat pengakuan luas.
Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Ajurrûm, lahir pada tahun 672 H di kota Fasa, sebuah kota besar di Maroko.
Kehidupannya mencerminkan dedikasi dalam mengeksplorasi dan mengembangkan pemahaman kalam.
Wafatnya tercatat pada hari Senin ba’da Dzuhur, tanggal 20 Shafar 723 H, di kota kelahirannya.
Dengan fokus pada Jurumiyah bab kalam, Ibnu Ajurrûm memperkaya literatur Islam dengan pemahaman mendalam tentang teologi.
Karya ini menjadi sumber pengetahuan yang berharga, menggambarkan warisan intelektual Ibnu Ajurrûm yang terus diperjuangkan dalam konteks keilmuan Islam.
Apa Itu Jurumiyah Bab Kalam
Jurumiyah bab kalam mencakup penjelasan mendalam mengenai konsep kalam dalam bahasa Arab.
Kalam diartikan sebagai lafadz yang tersusun, memiliki struktur yang bermakna, dan disengaja dalam penggunaannya.
Lafadz, dalam konteks ini, merujuk pada suara yang membawa huruf hijaiyah, mulai dari alif hingga ya’.
Sebagai contoh, lafadz قِ memiliki arti ‘jagalah’.
Konsep selanjutnya yang dibahas adalah murakkab, yang artinya adalah susunan.
Dalam konteks kalam, murakkab mengacu pada susunan lafadz yang terdiri dari gabungan beberapa kata.
Sebagai contoh, frase رَأَى مُحَمَّدٌ (Muhammad melihat) dapat terdiri dari 2 kata/lafadz, 3, 4, atau bahkan lebih.
Mufid, yang bermakna berfaidah, juga menjadi bagian penting dalam konsep kalam.
Mufid merujuk pada perkataan yang memberikan faidah dengan jelas, sehingga pendengarnya tidak memiliki pertanyaan tambahan.
Sebagai contoh, frase رَأَى مُحَمَّدٌ (Muhammad melihat) dianggap tidak berfaidah karena meninggalkan pertanyaan tentang apa yang dilihat oleh Muhammad.
Namun, dengan menambahkan lafad Zaid di belakangnya, seperti رَأَى مُحَمَّدٌ زَيْدًا (Muhammad melihat Zaid), frase tersebut menjadi berfaidah karena memberikan informasi yang lengkap dan tidak menimbulkan pertanyaan tambahan.
Bilwadh’i, yang diterjemahkan sebagai dengan disengaja, menunjukkan pentingnya niat atau kesengajaan dalam pengucapan perkataan kalam.
Hal ini menekankan bahwa penggunaan lafadz haruslah disengaja dan tidak sembarangan.
Agar pesan yang disampaikan menjadi jelas dan tidak menimbulkan kebingungan.
Sebagai analogi, Bil wadh’i diartikan sebagai menyengaja mengucapkan perkataan tersebut.
Pembagian Kalam dalam Kitab Jurumiyah
Jurumiyah Bab Kalam merupakan bagian dari ilmu nahwu yang membahas tentang kata-kata (kalam) dalam bahasa Arab.
Pembahasan ini terdiri dari tiga kelompok utama: Isim (kata benda), Fi’il (kata kerja), dan Harf (huruf) yang memiliki makna ketika bergabung dengan kata lain.
Isim
- Definisi Isim: Isim adalah kata benda yang memiliki arti untuk dirinya sendiri tanpa disertai jaman (lampau, sekarang, atau yang akan datang).
- Contoh Isim: Contoh kata benda termasuk nama orang (misalnya Hindun dan Utsman), benda konkret seperti buku (كِتَابٌ), dan kata ganti seperti هُوَ (dia, laki-laki).
- Jenis-jenis Isim: Isim terbagi menjadi beberapa kategori, seperti isim mufrad, isim tatsniyah, jamak mudzakkar salim, isim mudzakkar dan muannats, isim dhomir, isim isyarah, isim istifham, isim tafdhil, isim ma’rifat, isim nakirah, dan isim maushul.
Fi’il
- Definisi Fi’il: Fi’il adalah kata kerja yang menyampaikan makna secara mandiri dan disertai dengan tiga jaman (lampau, sekarang, atau yang akan datang).
- Contoh Fi’il: Misalnya, kata kerja قَامَ (dia telah berdiri) atau يَقُوْمُ (dia sedang/akan berdiri).
- Jenis-jenis Fi’il: Termasuk dalam kategori fi’il madhi mudhari’ amr, fi’il majhul dan ma’lum, serta fi’il mabni dan mu’rab.
Harf
- Definisi Harf: Harf adalah kata yang tidak memiliki arti sendiri, tetapi memberikan arti kepada kata lainnya.
- Contoh Harf: Dalam kalimat اِنَّ صَلَاتِي للهِ, huruf ل memiliki makna hanya ketika bersama dengan kata lain.
- Jenis-jenis Harf: Salah satu jenisnya adalah huruf jar, yang memiliki peran penting dalam membentuk makna kalimat.
Ciri Jurumiyah Bab Kalam
Setelah membahas bagaimana pembagian kalam dalam Jurumiyah Bab Kalam, selanjutnya akan dibahas ciri-cirinya.
Untuk membedakan antara isim, fiil, dan huruf, sangat penting mengetahui ciri-ciri Jurumiyah bab kalam terlebih dahulu.
Ciri-ciri Isim
- Khafdh (Jar): Isim dikenali melalui khafdh (jar), seperti terlihat pada lafadz “بِسْمِ اللهِ” yang dibaca dengan khafdh karena terdapat huruf jar ba’.
- Tanwin: Isim dapat diidentifikasi dengan adanya tanwin, seperti pada kata “كِتَابٌ.”
- Masuknya Alif Lam: Jika terdapat alif lam, tanwin tidak digunakan, contohnya pada “الْكِتَابُ.”
- Huruf Khafdh: Isim juga dapat dikenali melalui huruf khafdh seperti min, ila, ‘an, ‘ala, fii, rubba, ba’, kaf, lam, dan huruf qosam (wawu, ba’, dan ta’).
Contoh penerapan ciri-ciri isim:
Misalnya, lafadzul jalalah “اللهِ” menjadi mudhof ilaih karena ada khafdh melalui huruf jer ba’, serta tanwin pada “بِسْمِ اللهِ” menunjukkan ciri isim.
Ciri-ciri Fiil
- Qod: Fiil dikenali dengan adanya Qod, seperti pada lafadz “قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ,” di mana “قَامَ” adalah fiil karena didahului qod.
- Sin: Adanya huruf Sin juga menjadi ciri fiil, contohnya pada “سَيَصْلٰى نَارًا,” di mana “يَصْلٰى” adalah fiil karena didahului oleh huruf Sin.
- Saufa: Fiil dapat diidentifikasi dengan kehadiran Saufa, seperti pada “كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ,” di mana “تَعْلَمُوْنَ” adalah fiil karena didahului saufa.
- Ta’ Ta’nits Sakinah: Adanya ta’ ta’nits sakinah menandakan makna perempuan pada fiil, seperti pada “فَاطِمَةُ قَامَتْ,” di mana “قَامَ” menjadi fiil karena terdapat ta’ ta’nits sakinah.
Contoh penerapan ciri-ciri fiil:
Misalnya, dalam kalimat “لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ,” lafadz “إِلَّا” menandakan adanya fiil karena didahului huruf Sin.
Ciri-ciri Huruf
- Tidak Cocok dengan Tanda Isim dan Fiil: Huruf diketahui dari ketidakcocokannya dengan tanda-tanda isim dan fiil.
Contoh penerapan ciri-ciri huruf:
Huruf tidak memiliki tanda, sehingga teridentifikasi sebagai huruf berdasarkan ketidakcocokannya dengan tanda-tanda isim dan fiil.
Contoh Kalam
قُمْ! Berdirilah Kamu!
Tindakan untuk berdiri ditunjukkan melalui kalam ini, mengajak seseorang untuk segera bangkit.
كُلْ هَذَا الطَّعَامَ! Makanlah Makanan Ini!
Kalam ini memerintahkan untuk segera mengonsumsi makanan yang ada di depan, tanpa perlu bertanya lagi.
اَقْرَأُ الْقُرْأٰنَ Aku Sedang Membaca Al Quran.
Dalam kalam ini, seseorang menyampaikan bahwa saat ini dia sedang asyik membaca Al Quran, tanpa perlu menjelaskan lebih lanjut.
اَبِيْ مُهَنْدِسٌ Ayahku Adalah Seorang Insinyur.
Kalam ini menggambarkan informasi tentang ayah seseorang sebagai seorang insinyur, tanpa ada kebutuhan untuk pertanyaan tambahan.
هُوَ مُدَرِّسٌ Dia Adalah Seorang Guru.
Dengan kalam ini, informasi tentang pekerjaan seseorang sebagai seorang guru disampaikan tanpa memerlukan klarifikasi lebih lanjut.
Jurumiyah bab kalam adalah pembahasan tentang suatu perkataan yang disebut kalam.
Kalam ialah rangkaian lafadz yang dengan sengaja disusun untuk memberikan faidah kepada pendengar.
Pembahasan ini membagi kalam menjadi tiga jenis, yakni isim, fi’il, dan harf.
Dalam konteks pembelajaran ilmu nahwu, materi ini mengulas esensi dari struktur kalam.
Jurumiyah bab kalam menekankan bahwa kalam tidak sekadar sekumpulan kata, melainkan memiliki tujuan untuk memberikan faidah melalui diamnya pendengar.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap jenis-jenis kalam seperti isim, fi’il, dan harf sangat penting dalam memahami dan mengaplikasikan ilmu nahwu.