Perbedaan bentuk dan ketinggian awan di langit menarik untuk dipelajari. Mengenal macam-macam awan yang berbeda berguna untuk memprediksi cuaca.
Mengidentifikasi macam-macam awan akan membantu mengenal jenis yang bahaya atau tidak. Hal ini juga sangat penting untuk penerbangan.
Simak penjelasan lebih lanjut mengenai proses terbentuknya awan hingga apa saja jenisnya pada artikel berikut ini.
Proses Terbentuknya Macam-Macam Awan
Dilansir Center for Science Education, awan terbentuk dari tetesan air atau kristal es kecil dan ringan dan bertahan di udara.
Jika Anda melihat awan, maka akan melihat perbedaan dan selalu berubah. Hal ini disebabkan karena bentuknya disesuaikan dengan kondisi atmosfer.
Sedangkan untuk proses pembentukan awan berasal dari uap air yang menguap ke udara. Penguapan air laut, danau, atau sungai di daratan diakibatkan dari kenaikan suhu.
Setelah itu, udara akan naik ke atmosfer dan menyebabkan tekanan udara berkurang dan menjadi lebih dingin daripada daratan.
Proses pendinginan tersebut yang kan membuat uap air berkumpul dan terbentuklah 10 jenis awan berasal dari tetesan air dan kristal es.
Kemudian, air yang ada di awan ikut menguap dan mencair sehingga membentuk awan.
Melansir dari Brain Academy, awan terbentuk melalui proses kondensasi yang muncul dengan 3 cara, yaitu:
Pemanasan intensif
Awan terbentuk ketika suhu di suatu tempat cenderung panas, sehingga tekanan udara menjadi lebih rendah.
Kemudian, air menguap dan terjadi kondensasi yang sangat cepat.
Penghalang fisik
Cara terbentuknya awan melalui penghalang fisik apabila udara bertemu dengan benda fisik. Misalnya saja, saat udara bertemu gunung, maka uap udara naik dan membentuk awan.
Front
Cara awan terbentuk yakni apabila dua massa udara berbeda sifat saling bertemu. Pembentukan awal terjadi ketika udara panas dan dingin bertemu.
Bentuk Dasar Awan
Luke Howard merupakan kimiawan kelahiran London yang menjadi salah satu tokoh yang memiliki kiprah di bidang meteorologi.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Luke, macam-macam awan terbentuk berasal dari 3 bentuk dasar, yaitu:
Stratus
Bentuk dasar awan yang pertama yaitu Stratus. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti lapisan.
Persebaran merata horizontal dan berlapis menjadi ciri khas awan ini dan Anda akan sulit membedakannya dengan langit.
Cumulus
Awan kumulus juga berasal dari bahasa Yunani yang artinya bertumpuk. Sesuai dengan namanya, awan ini terbentuk dari gumpalan kapas yang menumpuk.
Sedangkan pergerakan awan kumulus terjadi secara vertikal.
Cirrus
Bentuk awan dasar yang terakhir yaitu awan Cirrus yang berarti serat atau helaian rambut. Dinamakan Cirrus karena awan ini terdiri dari kristal es yang tergores angin.
Sehingga, ketika Anda melihatnya akan menyerupai goresan halus dan berserat mirip rambut.
Klasifikasi Macam-Macam Awan Berdasarkan Ketinggian
Dari tiga bentuk dasar Awan tersebut maka tercipta 10 macam-macam awan atau disebut genus. Komisi cuaca internasional mengklasifikasi ada empat kelompok awan, yaitu:
Awan rendah
Untuk kategori awan rendah memiliki ketinggian kurang dari 2 km di atas permukaan tanah. Awan rendah memiliki terbagi menjadi 3, yaitu:
Awan Stratus
Bentuk awan stratus berlapis-lapis seperti kabel tipis. Anda bisa menemukan jenis awan ini di mana saja dengan komposisi kumpulan tetes air.
Stratus umumnya menjadi pertanda cuaca cerah, namun bisa juga berpotensi gerimis.
Awan nimbostratus
Jenis awan nimbostratus atau disebut juga nimbus atau NS umumnya berwarna abu-abu gelap dan terlihat basah.
Ketika Anda menemui jenis awan ini, maka pertanda hujan akan turun atau salju tebal turun dalam jangka waktu yang lama.
Awan stratocumulus
Jenis awan terakhir kategori rendah adalah stratocumulus. Jenis awan SC ini terdiri dari kumpulan tetesan air yang bentuknya seperti gumpalan.
Awan stratocumulus menyebabkan hujan ringan atau salju.
Awan tengah atau sedang
Macam-macam awan selanjutnya yaitu kategori tengah atau sedang. Ciri utama jenis awan ini memiliki ketinggian 2 hingga 6 km dari permukaan tanah.
Awan tengah atau sedang terbagi menjadi dua, yaitu:
Altostratus atau AS
Sekilas ketika melihat macam-macam awan, jenis altostratus bentuknya menyerupai pita. Sedangkan untuk komposisinya berupa tetesan air dan kristal es.
Oleh karena itu, awan altostratus memiliki potensi menghasilkan gerimis atau Virga. Ketika melihat awan altostratus maka kemungkinan besar hujan tak sampai jatuh ke tanah.
Altokumulus atau AC
Sedangkan untuk awan altokumulus atau AC memiliki bentuk seperti gumpalan kapas yang pipih. Awan ini biasanya akan menyebabkan hujan ringan meskipun frekuensinya jarang.
Komposisi dari awan altokumulus yaitu tetesan air dan kristal es.
Awan tinggi
Macam-macam awan selanjutnya yaitu kategori tinggi dengan ciri khas ketinggian 6 hingga 12 km dari permukaan tanah.
Untuk jenis awan tinggi memiliki 3 jenis, yaitu:
Awan Cirrus
Cirrus terdiri dari kristal es yang tergores oleh angin bentuknya mengkilap dan sering Anda temui di siang hari.
Awan jenis cirrus tidak menimbulkan hujan maupun salju.
Awan cirromulus atau CC
Sama halnya dengan awan jenis virus juga tidak menyebabkan hujan akan tetapi berpotensi menghasilkan salju pada kondisi tertentu.
Sebab, awan ini terbentuk dari kristal es yang menggumpal dan melingkar menyerupai sisik ikan.
Cirrostratus atau CS
Sedangkan jenis awan cirrostratus terbentuk dari penyebaran dan penggabungan awan cirrus. Bentuk awan ini tipis dan sangat halus sehingga tidak berpotensi hujan atau salju.
Awan vertikal
Untuk macam-macam awan vertikal merupakan awan yang bisa naik dan bentuknya terus berkembang. Anda bisa menjumpainya saat berada di ketinggian rendah, sedang, dan tinggi.
Awan vertikal terdiri dari dua jenis, yaitu:
Awan cumulus
Jenis awan cumulus atau Cu bergerak secara vertikal dan akan membentuk kubah atau menyerupai bunga kol.
Ciri utamanya yaitu lengkungan bulat. Awan cumulus biasa Anda lihat di pagi hari dan akan menghilang sebelum malam tiba.
Anda tak perlu khawatir ketika melihat jenis awan ini karena tidak akan menimbulkan hujan.
Awan cumulonimbus atau CB
Jenis awan cumulonimbus hasil dari perkembangan awan cumulus. Awan CB ini lebih besar, tinggi, dan mengandung listrik.
Butiran air yang ada di dalamnya pun lebih banyak dari jenis lainnya. Selain itu, awan cumulonimbus akan menimbulkan badai dan hujan lebat disertai petir.
Awan Bergerak ke Arah Mana?
Setelah menyimak macam-macam awan, pasti Anda dibuat penasaran ke arah mana awan akan bergerak.
Pergerakan awal dipengaruhi oleh angin akan tetapi ada yang menyebutkan bahwa awan bergerak ke bawah.
Sama seperti lainnya awan juga dipengaruhi oleh hukum gravitasi. Sehingga bisa disimpulkan awan tidak hanya melayang di udara, melainkan secara perlahan jatuh.
Walaupun awan jatuh, namun Anda tidak bisa menyentuhnya secara langsung. Pada dasarnya awan akan terdorong kembali ke langit.
Hal ini disebabkan adanya konveksi yang disebabkan panas matahari. Daratan yang dipanaskan oleh matahari akan menghasilkan udara panas.
Sehingga udara panas akan mendorong awan kembali ke langit.
Mengenal macam-macam awan sangat penting terlebih lagi jika Anda berhubungan dengan penerbangan. Sebab, awan yang berpotensi menimbulkan hujan angin dan petir sangat berbahaya.