Penderita Leptospirosis di Kabupaten Pacitan meningkat dan menjadi perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dikarenakan jumlah penderita Leptospirosis di Kabupaten Pacitan meningkat, pemprov setempat pun ikut turun tangan.
Beberapa langkah untuk menangangi penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira pun dilakukan.
“Yang penting intervensi yang kita berikan action,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Prov Jatim, dr. Erwin Astha Triyono, pada Selasa, 7 Maret 2023.
Penderita Leptospirosis di Kabupaten Pacitan Meningkat, Beragam Upaya Dilakukan Pemprov Setempat
Menurut Erwin, bentuk penanganan secara konkret adalah dengan melakukan pengendalian populasi tikus.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa kolaborasi antara forkompimcam dengan tim kesehatan puskesmas juga diperlukan.
Penguatan kinerja rumah sakit, menurut Erwin pun menjadi salah satu bagian terpadu dalam penanganan masalah tersebut.
“Dan rumah sakit bisa intervensi penanganan yang sedini mungkin. Itulah nanti diharapkan bisa membantu menurunkan angka kesakitan maupun mortalitas (kematian) dari Leptospira di Pacitan,” ungkapnya.
Walaupun saat ini temuan kasus penderita Leptospirosis di Kabupaten Pacitan meningkat.
Namun, penanganan bukan berarti hanya berfokus di wilayah tersebut saja.
Erwin menambahkan bahwa pihaknya sudah meminta agar setiap kabupaten/kota meningkatkan kewaspadaannya.
Ia menyebutkan peluang munculnya kasus yang sama di daerah lain sangat mungkin terjadi.
Terlebih lagi, tidak hanya Leptospirosis saja yang muncul bersamaan dengan munculnya musim hujan.
“Sehingga kita mau nggak mau jangan hanya fokus Leptospirosis aja. Jadi semua kasus yang bisa kita kendalikan ya kita bantu,” teganya.
Masyarakat pun memegang peranan penting untuk dapat memutus mata rantai penularan.
Maka, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk saling bahu membahu.
“Sama dengan kasus Demam Berdarah dan sebagainya. Ayolah sama-sama kerja bakti bersihkan lingkungan kita,” tutup Erwin di akhir wawancara.
Melansir dari Diskominfo Pacitan, total penderita penyakit Leptospirosis sebanyak 220 orang.
Sebanyak 149 orang telah dinyatakan positif. Hal ini didasarkan pada Rapid Diagnostic Test (RDT).
Sementara itu, angka kesembuhannya sendiri mencapai 200 orang.
Sedangkan berdasarkan data yang didapat dari beberapa fasilitas kesehatan, sebanyak 8 orang tengah menjalani rawat inap.
Tujuh pasien dirawat do RSUD dr Darsono dan 1 pasien menjalani proses perawatan di puskesmas. Tepatnya, di Puskesma Pakisbaru, Kecamatan Nawangan.