Walau masih muda atau single, kamu tetap harus mengatur keuangan dengan tertib. Prinsip 50 30 20 akan membantumu mengatur finansial tanpa ribet.
Sebenarnya, kunci memiliki kondisi keuangan yang sehat stabil bukan pada besarnya penghasilan. Melainkan bagaimana cara mengaturnya.
Nah, artikel ini akan membantumu untuk dapat memiliki keuangan yang sehat dan stabil, bahkan berkemungkinan progresif.
Dengan prinsip 50 30 20, bahkan jika penghasilanmu tidak tetap kamu bisa membeli barang incaran tanpa berutang.
Yuk, simak tulisan ini sampai akhir, ya.
Kenapa Mengatur Keuangan Itu Penting?
Jangan sangka urusan mengatur keuangan hanya penting bagi yang sudah menikah atau memiliki pekerjaan tetap saja.
Bahkan jika kamu masih single atau kuliah, urusan finansial harus diatur dengan baik. Paling tidak tiga alasan berikut menunjukkan pentingnya manajemen finansial.
Dana Darurat
Benar sekali. Kamu perlu dana darurat untuk berjaga-jaga siapa tahu ada kejadian buruk menimpamu.
Entah itu kecelakaan, kehilangan laptop sehingga harus beli baru, ponselmu terbanting dan pecah, biaya kos-kosan tiba-tiba naik, dll.
Paling tidak, kamu yang single butuh dana darurat sembilan kali biaya hidup minimum. Biaya hidup minimum adalah biaya untuk memenuhi kebutuhan primer.
Sedangkan jika sudah menikah, dana darurat sebaiknya tersedia sebesar dua belas kali biaya hidup minimum.
Rencana Masa Depan
Jangan bilang kamu belum merancang rencana masa depanmu. Apakah kamu ingin melanjutkan kuliah? Membuka usaha? Menikah? Pindah ke kota lain?
Semua itu membutuhkan biaya, bukan? Nah, kalau sejak sekarang kamu mengatur finansial dengan baik, rencana tersebut lebih mudah direalisasikan.
Inflasi Dan Kondisi Ekonomi Makro
Wah, bahasanya berat banget!
Tenang, bestie. Nggak segitunya, kok. Agar lebih mudah, coba perhatikan hal-hal disekitarmu.
Harga barang-barang cenderung meningkat, bukan? Persaingan dunia kerja makin ketat. Semua hal itu berhubungan dengan inflasi dan kondisi ekonomi makro.
Selain mengatur pengeluaran, kamu harus punya investasi untuk menghadapi kondisi tersebut.
Apa Itu Prinsip 50 30 20?
Nah, sekarang ayo kita bahas tentang prinsip 50 30 20. Prinsip ini adalah metode yang membantumu mengalokasikan pendapatan agar lebih proporsional dan tidak boros.
Adalah Elizabeth Warren, seorang akademisi dan politisi asal AS yang mempopulerkan metode ini. Prinsip 50 30 20 membagi pendapatan seseorang ke dalam tiga bagian besar.
Uniknya, metode ini tidak hanya cocok bagi mereka yang berpenghasilan tetap. Namun bisa diaplikasikan juga oleh kamu yang pendapatannya masih naik turun.
Agar lebih jelas, berikut adalah penjelasan dari metode ini.
50 Persen Untuk Kebutuhan Pokok
Pertama, alokasikan 50 persen pendapatanmu (take home pay) untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Kebutuhan pokok ini termasuk:
- Makanan sehari-hari (tidak termasuk jajan di cafe, ya), toiletries, obat-obatan, serta kebutuhan primer lain seperti gas dan sembako.
- Iuran tetap, seperti sewa kos, listrik, paket internet, asuransi, dll.
- Kebutuhan transportasi, biaya perlengkapan kuliah (ATK, foto copy, dll).
Nah, agar lebih mudah sebaiknya kamu membuat daftar kebutuhan pokokmu selama sebulan. Setelah itu bagilah penghasilan secara proporsional agar tidak overspending.
Misalnya pendapatanmu Rp3 juta per bulan. Maka jumlah untuk memenuhi kebutuhan pokok adalah Rp1.500.000.
Nah, agar lebih terkontrol, kamu sebaiknya mencatat setiap pengeluaran dengan rapi. Tidak perlu ribet, menggunakan buku dan pena juga bisa.
Atau buatlah spreadsheet di Excel. Kalau ingin lebih simple, gunakan aplikasi pengatur keuangan yang bisa diunduh gratis.
30 Persen Untuk Self Reward
Selain bekerja dan belajar keras, kamu juga butuh menenangkan diri dan menghargai setiap jerih payahmu, bukan?
Gunakan 30 persen dari pendapatanmu untuk self reward. Misalnya membeli makanan kesukaan, pergi ke tempat wisata, menonton bersama teman, dll.
Dari contoh besar pendapatan di atas, maka kamu memiliki Rp900.000 untuk dibelanjakan sebagai self reward.
Yang paling penting adalah, jangan over budget. Jika wishlist-mu membutuhkan biaya lebih besar dari dana yang dianggarkan, maka tunda dulu.
Satu lagi, kamu tidak harus menghabiskan seluruh anggaran self reward untuk bulan berjalan. Jika ada sisanya akan sangat bagus.
Kamu bisa mengalokasikan sisa dana self reward ke pos tabungan atau investasi. Siapa tahu akhir tahun nanti tabunganmu cukup untuk jalan-jalan ke luar negeri!
20 Persen Untuk Tabungan Dan Investasi
Zaman sekarang, pelajar pun sudah bisa berinvestasi. Coba cek di beberapa aplikasi, kamu bahkan bisa membeli saham seharga Rp10 ribu saja!
Nah, jangan lengah. Sisihkan 20 persen pendapatanmu untuk menabung dan berinvestasi. Dari contoh di atas, maka besarnya Rp600.000.
Tabungan bermanfaat sebagai dana darurat. Sedangkan investasi adalah pendapatan pasif yang bisa kamu manfaatkan untuk keperluan di masa depan.
Ada banyak sistem investasi yang bisa kamu pilih. Misalnya menabung emas, saham dan obligasi, sukuk ritel, crowd funding, dll.
Sesuaikan dengan kemampuanmu dan jangan lupa mencari info lengkap dan terpercaya agar tidak terjebak investasi bodong.
Jika ini adalah investasi pertamamu, pilih yang risikonya rendah, ya.
Tips Agar Prinsip 50 30 20 Berjalan Dengan Baik
Menjalankan prinsip 50 30 20 sebenarnya mudah. Namun selalu ada saja godaan yang berpotensi membuat manajemen finansial ambyar di tengah jalan.
Nah, agar sukses menjalankan metode 50 30 20, lakukan tips di bawah ini, ya.
Konsisten
Benar sekali. Konsisten, jangan malas untuk mencatat pengeluaranmu. Agar tidak lupa, langsung catat setelah transaksi terjadi.
Jika tidak sempat, simpan struk transaksi dan lakukan pencatatan begitu ada waktu. Konsistensi sangat penting agar pola pengeluaran terbaca dengan baik.
Jika pola pengeluaran telah terbaca, kamu bisa tahu bagaimana menghematnya. Sekaligus mencari jalan untuk mengubah pengeluaran menjadi sumber penghasilan.
Taat anggaran
Di awal, setelah menentukan berapa besar dana pada setiap bagian, maka jangan membelanjakan uang melebihi anggaran tersebut.
Misalnya dana untuk self reward (30 persen) adalah Rp900.000. Maka susunlah rencana yang tidak melebihi angka tersebut.
Jika bisa carilah jalan agar kamu berhemat. Misalnya memanfaatkan momen diskon, paket makan rame-rame, nonton saat weekdays, dll.
Jika waktu gajian masih lama sementara anggaran self reward mulai menipis, rem dulu keinginan bersenang-senang.
Jangan mencoba mengakali dengan ‘meminjam’ dana dari pos lain dengan niat akan menggantinya di bulan depan.
Hal ini akan membuat keuangan kacau, overspending, dan kamu terus mengalami kekurangan dana.
Skala prioritas yang tepat
Untuk dapat menentukan skala prioritas yang tepat, bedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Keinginan adalah rasa ingin mendapatkan sesuatu, yang kalau tidak tercapai tidak akan mengganggu ritme kehidupan kita. Misalnya membeli tas merk tertentu.
Atau makan di foodcourt/katering, padahal di rumah ada bahan makanan mentah yang bisa diolah dan pastinya lebih hemat.
Sementara kebutuhan adalah hal yang kalau tidak kita dapatkan, akan mengganggu ritme kehidupan dan menyebabkan kerugian.
Misalnya membeli paket internet, karena jika paket internet habis kamu tidak bisa mengerjakan tugasmu sebagai pekerja freelance.
Atau membayar ongkos ojek daring karena jika berjalan kaki ke kampus kamu akan beresiko terlambat.
Setelah dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan, bagilah kebutuhanmu dalam empat kuadran:
- Penting mendesak
- Penting tapi tidak mendesak
- Tidak penting tapi mendesak
- Tidak penting tidak mendesak
Dari sana kamu dapat mengurutkan skala prioritasmu. Kuadran satu dan tiga dapat dimasukkan sebagai kebutuhan pokok.
Kuadran dua dapat dipenuhi setelah kebutuhan di kuadran satu dan tiga. Sedangkan kuadran empat dapat dimasukkan sebagai self reward.
Nah, tidak sulit bukan menjalankan prinsip 50 30 20? Jika pendapatanmu tidak tetap, langsung bagi ke dalam tiga bagian tersebut dan gunakan kuadran prioritas untuk pemenuhan kebutuhan.
Jika prinsip 50 30 20 dapat dijalankan dengan baik, kondisi keuangan akan lebih sehat dan meningkat dari waktu ke waktu. Selamat mencoba.