Park Chan Wook meraih penghargaan Best Director di Cannes Film Festival 2022 melalui film Decision to Leave.
Decision to Leave membuktikan Chan Wook sebagai sutradara yang telah matang dengan berbagai pengalaman menggarap puluhan film.
Walaupun film ini terasa lebih ramah daripada karya film lainnya, Chan Wook tidak kehilangan sentuhan khasnya.
Review Film Decision to Love
Di kalangan cinephile, Park Chan Wook sudah tidak asing lagi. Kemampuannya menampilkan karakter-karakter multidimensional sudah tidak diragukan lagi.
Hal ini dibuktikan dengan penghargaan yang diterimanya dari Cannes Film Festival 2022.
Cerita penuh lika-liku
Decision to Leave review menceritakan Hae Joon sebagai detektif hebat. Polisi termuda tersebut menjadi Inspektur di Busan yang terkenal ramai.
Ketampanan Hae Joon menjadikannya pusat perhatian, namun ia juga sangat dihormati. Detektif hebat tersebut memiliki istri yang cantik dan cerdas.
Sayangnya, keduanya tidak tinggal bersama. Istri Hae Joon bekerja di daerah tepi laut Ipo, sedangkan ia bertugas di Busan.
Detektif pembunuhan tersebut merasa bosan dengan kehidupannya. Ia kurang bergairah karena sedikitnya tindak kriminal yang terjadi.
Ketika jenazah seorang pria ditemukan di kaki gunung Busan, Hae Joon langsung merespon dengan perasaan riang.
Akhirnya ia mendapatkan kasus yang menarik untuk dipecahkan.
Hae Joon bertemu istri korban
Kasus pembunuhan tersebut mempertemukan dirinya dengan istri korban, Seo Rae. Tak hanya cantik, sosok istri korban juga misterius.
Wanita asal Tiongkok tersebut tidak terlalu terganggu dengan kematian suaminya. Hae Joon mulai menyelidiki Seo Rae yang bekerja sebagai perawat lansia.
Rasa penasaran Hae Joon membuatnya sampai mengintai setiap malam. Kecurigaan tersebut berlanjut menjadi obsesi menciptakan hubungan platonik romantis antara keduanya.
Film yang romantis
Pada dasarnya, Decision to Leave merupakan sebuah kisah cinta dengan treatment seksi, namun tanpa melibatkan adegan seks antara karakter utamanya.
Sepanjang film, Hae Joon dan Seo Rae hampir tak pernah bersentuhan, kecuali di beberapa momen.
Seperti saat mereka merogoh saku masing-masing atau pada saat mengoles lotion ke tangan mereka dengan kepalan.
Park Chan Wook sebagai sutradara ingin memperlihatkan treatment tersebut. Ia ingin menunjukkan bahwa hubungan Seo Rae dan Hae Joon memiliki chemistry natural.
Ekspresi saat keduanya bersentuhan dan gerak tubuh dirasa Chan Wook sudah cukup intim.
Pendekatan sutradara Park Chan Woo sukses. Hal ini terlihat sejak Seo Rae dan Hae Joon bertemu di ruang interogasi.
Keduanya berbalas kata dan tersenyum malu-malu. Seperti, ketika Seo Rae memperbolehkan Hae Joon memotret bagian tubuhnya demi kepentingan investigasi.
Sutradara Decision to Leave menyuguhkan vibe sensual. Bahkan, sampai ke titik dimana, keduanya makan sushi premium bersama di meja interogasi.
Keduanya terlihat bak pasangan yang sedang kasmaran dibandingkan sebagai polisi dan tersangka.
Fakta Menarik dari Film Decision to Leave
Beberapa fakta menarik di balik Decision to leave sinopsis yang menarik para penikmat film, antara lain:
Pengambilan gambar yang mumpuni
Dibalik kesuksesan film bergenre romantis ini ada beberapa alasan menarik, salah satunya pengambilan gambar yang mumpuni.
Selain itu, editing dan pacing dirasa pas, sehingga penonton bisa meresapi cerita dengan baik. Framing dan camera placement berada di posisi setiap subjek dan objek.
Sehingga film Decision to Leave simetris dan proporsional karena sudah diperhitungkan dengan sangat matang oleh sutradara.
Film karya Park Chan Wook tak lengkap tanpa adegan satu karakter berada sangat dekat dengan kamera.
Sementara karakter lainnya berada di ujung belakang.
Cinematography intimate
Karya dengan cinematography intimate ini dipadu dengan percakapan serta interaksi yang ditulis indah dan jelas.
Setiap dialog maupun monolog memiliki nuansa kental romansa. Sehingga, menghadirkan interpretasi berbeda-beda dari sudut pandang penonton.
Adegan kejar-kejaran di rooftop menjadi salah satu contohnya. Ketegangan bisa terlihat dari ekspresi dan penyampaian Hae Joon dan targetnya.
Pada adegan karakter utama mengutarakan isi hati kepada sang buronan tentang nilai yang mereka khianati juga menghadirkan suasana berbeda.
Kedamaian pikiran yang dikorbankan kedua tokoh utama bisa dilakonkan dan tersampaikan dengan baik.
Penggunaan teknologi
Hal menarik lainnya di balik kesuksesan film Decision to Leave ada pada penggunaan teknologi. Seperti pada kamera, audio recording, ponsel pintar dan smartwatch.
Adanya sound delay yang terdengar “nyelekit” dalam percakapan, pentingnya text chat, ternyata memiliki tujuan menaikkan ketegangan dan mendorong sebuah cerita.
Sang sutradara diam-diam ingin menunjukkan bagaimana kemajuan teknologi mengubah cara berhubungan dengan orang lain. Tak hanya itu, bagaimana cara mengingat dan mengalami cinta juga berbeda.
Terkesan menggantung
Decision to Leave ending memberikan berbagai macam pertanyaan yang bisa dipikirkan oleh penonton terkait topik yang dibahas.
Pertanyaan-pertanyaan, seperti apakah persepsi manusia bisa salah? Apakah perasaan manusia bisa berubah, seperti Seo Rae mencintai Hae Joon atau hanya terobsesi.
Decision to Leave ingin membandingkan rekaman audio yang memiliki kejelasan dan bisa diputar berulang-ulang. Sedangkan ingatan dan perasaan adalah dua hal yang mudah berubah.
Sutradara ingin memperlihatkan bahwa motivasi dan alasan seseorang melakukan sesuatu bisa saja disembunyikan dalam hati dan pikiran.
Para Pemain Film Decision to Leave
Film romansa tipis-tipis berpadu dengan investigasi ini didukung beberapa aktor terbaik dan sudah memiliki nama besar, antara lain:
Seo Rae diperankan oleh Tang Wei
Aktris berkebangsaan China, Tang, Wei mendapatkan peran utama di film Decision to Leave. Berperan sebagai Seo Rae, wanita berasal dari Tiongkok yang menikahi pria Korea.
Perbedaan usia dengan sang suami sering disalahpahami. Seo Rae lebih sering dikira sebagai anaknya.
Sebagai wanita Tiongkok, ia tidak terlalu fasih menggunakan bahasa Korea. Hal tersebut terlihat di beberapa kesempatan ia membutuhkan bantuan penerjemah digital.
Seo Rae seorang yang manipulatif dan terobsesi terhadap Hae Jun.
Hae Jun
Aktor kawakan lain yang terlibat dalam Decision to Leave, yaitu Park Hae Il. Penampilannya tidak perlu diragukan lagi karena telah berakting sejak 2001.
Aksinya sebagai detektif sangat menarik. Suasana hatinya dipengaruhi kasus yang sedang ia tangani.
Detektif ini akan tampak lesu dan kehilangan gairah saat kasusnya mandek. Hae Jun bukan sosok suami romantis, akan tetapi pandai memasak.
Ketertarikannya terhadap adrenalin, sehingga nekat untuk jatuh cinta kepada Seo Rae, si calon tersangka.
Lee Jung Hyun
Aktris Lee Jung Hyun memerankan istri Hae Jun yang tinggal terpisah. Ia menjalankan peran sebagai istri dan wanita karir.
Sosoknya di film ini digambarkan sebagai orang yang pintar, pengertian dan lebih proaktif dibandingkan dengan Hae Jun.
Jung An sosok individu yang tidak banyak menuntut, akan tetapi sangat kecewa ketika mengetahui suaminya bermain belakang.
Soo Wan
Go Kyung Pyo memerankan Soo Wan yang lebih egois dan emosional. Ia meyakini Seo Rae sebagai tersangka pembunuhan dengan bukti-bukti yang dilihatnya.
Soo Wan dan Hae Jun kerap terlihat perselisihan karena memiliki perbedaan menganalisis kasus.
Film Decision to Leave membuktikan bahwa sutradara Park Chan Wook sebagai profesional yang layak mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya.