Tahun 2023 ini, beberapa film menarik akan tayang di bioskop. Salah satunya adalah film A Man Called Otto.
Film yang dibintangi oleh aktor kawakan Tom Hanks ini bercerita tentang pria tua pemarah bernama Otto Anderson.
A Man Called Otto sendiri diadaptasi dari novel best seller karya Fredrik Backman yang terbit di tahun 2012, A Man Called Ove.
Novel ini sudah dua kali dialihwahanakan ke dalam film. Yang pertama adalah produksi Swedia dengan judul sama di tahun 2015.
Sementara Film A Man Called Otto adalah adaptasi kedua yang tampil dalam nuansa berbeda walau tetap membawa spirit novelnya dengan kental.
Bukan hanya tampil menarik dengan genre drama komedi, nyatanya ada banyak pelajaran berharga di dalam film ini.
Agar tidak penasaran, mari simak sinopsis film A Man Called Otto. Beserta fakta-fakta unik dan pelajaran hidup yang didapat darinya.
Sinopsis Film A Man Called Otto
Otto Anderson (Tom Hanks) adalah pria berumur 60 tahun yang penyendiri dan tidak suka bergaul dengan para tetangganya. Sejak kematian istrinya, Otto menjadi sangat pemarah dan jauh lebih pahit dari sebelumnya.
Bagi Otto, Sonya (Rachel Keller) adalah wanita terbaik dan satu-satunya alasan dia ingin hidup.
Karenanya setelah Sonya meninggal dia tidak memindahkan seinci pun semua barang peninggalan sang istri.
Meninggalnya Sonya disusul oleh masalah pekerjaan. Otto dipecat dari pekerjaannya setelah empat puluh tahun mengabdi.
Merasa sudah tidak ada lagi alasan untuk hidup, beberapa kali Otto berusaha untuk bunuh diri dengan berbagai cara. Namun selalu gagal.
Selain itu dia semakin membatasi diri dari pergaulan dan kian membenci tetangga-tetangganya. Mereka pun hanya maklum tanpa berusaha mendekati Otto.
Sayangnya, Otto bertetangga dengan sebuah keluarga kecil yang menurutnya sangat berisik. Satu-satunya keluarga yang tetap bersikap hangat walau kerap menerima bentakan dan umpatan Otto.
Nah, walaupun merasa sangat terganggu, secara perlahan Otto malah bersahabat dengan pasangan suami istri tersebut.
Tommy (Manuel Garcia-Rulfo) dan Marisol (Mariana Treviño Ortiz) serta kedua putrinya adalah pintu bagi Otto untuk berdamai dengan dukanya.
Marisol yang sering mengiriminya makanan serta Tommy yang kerap menyapa saat Otto melintas ternyata dapat membuat Otto membuka diri.
Pergaulan dengan keduanya mengubah cara pandang Otto terhadap kehidupannya serta lingkungan di sekitarnya.
Pasangan suami istri tersebut juga menjadi jalan bagi kita melihat bagaimana sosok Otto sebenarnya adalah pria yang peduli pada sesama.
Otto juga kerap membantu orang lain dan patuh pada peraturan di lingkungannya. Walaupun sikapnya yang ‘sengak’ dan selalu menggerutu membuat orang lain menarik diri darinya.
Pelajaran Berharga Dari Film A Man Called Otto
Seperti novelnya yang enak dibaca, film ini pun sangat menarik dan mengandung banyak pelajaran hidup.
Jika jeli, dapat dilihat bahwa Otto Anderson adalah cerminan sebagian dari kita sehari-hari. Ada banyak orang yang terpuruk tanpa diketahui oleh lingkungannya.
Film A Man Called Otto juga memberikan rasa hangat di hati setelah menontonnya. Berikut adalah empat pelajaran hidup dari film ini.
Persahabatan Yang Tulus
Marisol dan Tommy menunjukkan persahabatan yang tulus di film ini. Walaupun Otto kerap kali marah bahkan menyebut ‘bodoh’ pada orang-orang.
Persahabatan itulah yang tanpa disadari Otto membuatnya mau bertahan dan belajar memproses penerimaannya atas duka kehilangan.
Persahabatan tulus juga yang menjadi alasan Otto mau mengajari Marisol mengemudi.
Walaupun Otto berkilah itu karena dia muak mendengar keluhan Marisol tentang sulitnya mengemudi.
Kita semua membutuhkan jenis pertemanan seperti ini dalam hidup. Tidak perlu kata-kata manis membuai, tetapi selalu siap membantu saat diperlukan.
Cara Mengelola Duka
Duka akibat kehilangan orang tercinta, terutama bagi mereka yang introvert seperti Otto, adalah silent killer.
Otto yang pemarah sebenarnya membentengi dirinya dari orang lain karena berusaha menutup dukanya. Tanpa sadar kesedihan itu menggerogotinya dari dalam.
Tanpa tahu cara mengelola duka dengan benar apalagi jika lingkungan tidak peduli, seseorang akan sulit bangkit lagi.
Dalam film A Man Called Otto terlihat bagaimana Tommy dan Marisol menemani Otto menghadapi dan menyembuhkan dukanya.
Kepedulian mereka menyelamatkan nyawa Otto dari percobaan bunuh diri berkali-kali.
Hidup Itu Tidak Mudah
Kita semua pasti tahu hal ini, bahwa hidup tidak mudah. Jika membaca novelnya, akan terlihat bahwa hidup Otto sejak muda sudah sulit.
Sonya adalah satu-satunya penghibur dan penyemangatnya. Orang yang menerima dia apa adanya sekaligus sangat mencintainya.
Namun seperti kata Marisol pada Otto, sesulit apapun hidup kita, ada hidup orang lain yang mungkin jauh lebih sulit.
Otto kemudian dapat melihat sisi menyenangkan dari hidupnya melalui keluarga kecil Tommy dan Marisol.
Kita Tidak Bisa Hidup Sendiri
Otto yang membentengi diri dari lingkungannya selama ini merasa sudah cukup hidupnya tanpa keterlibatan orang lain.
Namun hakikatnya manusia adalah makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri. Dalam A Film Called Otto kita bisa belajar tentang hal tersebut.
Bersosialisasi memang terkadang sulit. Tetapi walaupun hanya dengan beberapa orang, hal tersebut harus dicoba.
Fakta Unik Di Dalam Film A Man Called Otto Versi 2023
Karena film A Man Called Otto versi 2023 adalah adaptasi kedua, tentu ada beberapa perbedaan dan fakta unik di dalamnya. Diantaranya adalah:
Memiliki Banyak Perbedaan Dengan Versi Sebelumnya
Versi tahun 2023 tampil dalam latar lebih modern sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini berbeda dengan versi novel atau adaptasi film pertamanya.
Versi novel dan film pertama mengisahkan pria bernama Ove dengan latar Swedia. Sementara film A Man Called Otto mengisahkan Otto di kota Pittsburgh, AS.
Nama beberapa tokoh juga berubah, disesuaikan dengan latar tempat filmnya. Di novel dan film pertama tetangga Otto bernama Parvaneh dan Patrick.
Tom Hanks Bermain Bersama Sang Anak Di Film Ini
Saat akan bunuh diri, kenangan manis bersama Sonya kerap muncul, dan di dalam film digambarkan dalam bentuk kilas balik.
Dalam kilas balik tersebut penonton akan melihat sosok Otto yang masih muda. Aktor yang memerankan Otto muda ternyata adalah Truman Hanks, anak Tom Hanks.
Tom ternyata membujuk sendiri sang anak untuk ambil bagian dalam film yang diproduksinya.
Tom berkata sejak awal dia telah mengetahui siapa yang cocok memainkan karakter Otto tua maupun muda.
Tak lain adalah dia dan anaknya. Keputusan ini ternyata tepat karena Truman Hanks dapat membawakan karakter Otto dengan sangat pas.
Tampil Lebih Modern
Versi novel dan film pertama memiliki latar waktu lebih ‘jadul’ walaupun dirilis di tahun 2012 dan 2015.
Sedangkan film terakhir ini mendapatkan sisipan teknologi modern seperti internet dan ponsel pintar. Walaupun premis kisahnya tetap sama.
Sutradara Marc Forster berusaha menampilkan Otto dan kehidupannya yang lebih dekat dengan keseharian orang-orang di masa ini.
Film A Man Called Otto sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin mencari lagi arti hidup dan ketulusan.
Film ini juga dapat dinikmati sekeluarga dengan batasan usia minimal 13 tahun.
Dengan durasi 126 menit, Tom Hanks sukses membuat para penonton menyadari hal-hal kecil yang ternyata penting dalam hidup.
Seperti peduli pada sesama, keterbukaan, serta penerimaan terhadap takdir. Film A Man Called Otto masih dapat dinikmati di bioskop seluruh Indonesia.