Tidak kalah dengan film dari luar negeri, deretan film dokumenter terbaik Indonesia kali ini bakalan rugi kalau dilewatkan.
Film dokumenter merupakan film yang kisahnya mendokumentasikan kehidupan nyata dengan nuansa yang seperti sungguhan.
Film Dokumenter Terbaik Indonesia yang Wajib di Tonton
Meskipun gaungnya kurang terdengar di dalam negeri, di dunia internasional film dokumenter terbaik Indonesia sering mendapatkan penghargaan.
Kalau Anda tertarik untuk melihat film dokumenter terbaik dari Indonesia, maka rekomendasi di bawah ini dapat dijadikan panduan untuk memilih yang ingin ditonton:
Heaven for Insanity
Rekomendasi yang pertama adalah Heaven of Insanity yang dirilis pada tahun 2008 dengan genre documentary.
Film yang disutradarai oleh Dria Soetomo ini diproduksi oleh ECCO Films Indonesia. Film ini dibintangi oleh Watmo dan Bachtiar Becker.
Heaven for Insanity merupakan film dokumenter yang berkisah mengenai lembaga kejiwaan (a documentary about a mental institution).
Mengisahkan Watmo, pria yang senang hidup sesuai dengan keinginannya. Berteriak kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja.
Sekilas ia tampak seperti orang gila, sehingga membuat tetangganya menjadi resah dan akhirnya benar-benar menganggap Watmo sudah gila.
Karena warga menjadi semakin resah, akhirnya ketua administrasi lingkungan di sekitarnya yang bernama Bakti berinisiatif untuk membawanya ke lembaga kejiwaan.
Saat hidup di lembaga kejiwaan yang berada di pinggiran Jakarta tersebut, Watmo sungguh-sungguh terkekang.
Kehidupannya telah berubah drastis, dari yang semaunya kemudian harus patuh terhadap peraturan lembaga.
Mengikuti semua petunjuk agar terlihat seperti orang normal, meskipun sesekali Watmo harus dirantai agar diam.
Seminggu sudah waktu berlalu, dan ia akhirnya diperbolehkan meninggalkan lembaga kejiwaan tersebut karena sudah dianggap sembuh.
Kisah sederhana dalam film Heaven for Insanity ini sungguh memukau banyak orang yang menontonnya.
Sehingga mendapatkan penghargaan film dokumenter pendek di Festival Film International Anuu-ru Aboro 2011 di New Caledonia, Prancis.
Saking memikatnya kisah dalam film dokumenter terbaik ini, membuatnya diputar di berbagai festival film internasional.
Diantaranya diputar di Rotterdam International Film Festival, IDFA Amsterdam dan sebagai official selection di Melbourne International Film Festival.
Jagal (The Act of Killing)
Rekomendasi berikutnya adalah film berjudul Jagal (The Act of Killing) yang dirilis pada tahun 2012 silam.
Film yang bergenre documentary history ini disutradarai oleh Joshua Oppenheimer dengan aktor utama Anwar Congo dan Herman Koto.
Film dokumenter sejarah terbaik yang diproduksi oleh Final Cut for Real, DK ini merupakan salah satu film yang cukup sensasional.
Mengisahkan tentang pelaku pembunuhan anti-PKI pada tahun 1965 – 1966.
Dalam peristiwa tersebut sudah terjadi peristiwa pembantaian ratusan warga sipil yang diduga sebagai anggota PKI.
Film dokumenter terbaik yang cukup memacu adrenalin ini berkisah mengenai pembantaian ini menampilkan Anwar Congo sebagai pemeran utama.
Ia memerankan tokoh utama pendiri organisasi paramiliter sayap kanan Pemuda Pancasila (PP) pada masa itu.
Film ini dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, namun berhasil meraih penghargaan bergengsi kelas dunia, Academy Awards.Penghargaan sebagai nominasi film dokumenter terbaik.
Selain itu sejumlah penghargaan lain juga berhasil diperolehnya contohnya dalam British Academy Film and Televisions Art 2013.
Jalanan
Film yang berjudul jalanan dan mempunyai genre drama, music, documentary ini dirilis pada tahun 2013.
Disutradarai oleh Daniel Ziv dan dibintangi oleh Titi Juwariyah, Boni Putera dan Bambang “Ho” Mulyono.
Film dokumenter tentang tiga pengamen atau pemusik jalanan di Jakarta ini diproduksi oleh perusahaan DesaKota Productions, Miles Films.
Mengisahkan kerasnya kehidupan mereka dalam menyambung hidup dengan susah payah. Tidak diduga film dokumenter terbaik ini memenangkan banyak penghargaan pada tahun 2013.
Diantaranya adalah Magnolia Award di Shanghai International Film Festival 2014, Macenant Award di Busan International Film Festival 2013.
Selain itu juga mendapatkan penghargaan di Edmonton International Film Festival, dan juga Melbourne International Film Festival.
Senyap (The Look of Silence)
Film yang diberi judul Senyap (The Look of Silence) ini dirilis pada tahun 2014. Mengusung genre documentary, biography dan History dengan disutradarai oleh Joshua Oppenheimer.
Dengan pemeran Adi Rukun, M.Y. Basrun dan Amir Hasan, dan diproduksi oelh perusahaan Anonymous, Britdoc Foundation, Final Cut for Real.
Setelah sukses dengan film Jagal, sutradara yang berasal dari Amerika Serikat ini kembali melanjutkan film dokumenter tersebut.
Untuk yang kedua diberi judul Senyap atau The Look of Silence dengan sisi pengambilan yang berbeda.
Kalau film sebelumnya mengambil sisi dari pelaku pembunuhan dalam tragedi PKI, untuk fim Senyap mengambil dari sisi sebaliknya.
Senyap ini berkisah mengenai salah satu korban yang merupakan penyintas dan keluarga yang dituduh bagian dari PKI bernama Adi.
Prestasi film Senyap ini tak kalah dari film Jagal sebagai pendahulunya, karena berhasil meraih berbagai penghargaan film dokumenter terbaik.
Senyap juga merupakan film Indonesia yang pertama kali masuk sebagai nominasi dalam ajang penghargaan Oscar.
Film dokumenter ini diputar pertama kali pada tanggal 10 Desember 2014, sembari memperingati hari HAM sedunia.
Tarling is Darling
Film Tarling is Darling ini berkisah mengenai musik dangdut yang merupakan musik rakyat Indonesia yang dirilis pada tahun 2017.
Film bergenre documentary ini disutradarai oleh Ismail Fahmi Lubis dan diperankan oleh Jaham, Dewi Kirana dan Uki Marzuki.
Film dokumenter indonesia yang satu ini mengisahkan tarling yang kental akan tarian erotis dari penyanyi dan pakaian yang mini.
Menyoroti mengenai kisah seorang penulis lagu tarling yang bernama Jaham dan Ipung sebagai seorang produser musik.
Kedua orang ini kerap mengorbitkan artis baru yang kebanyakan adalah wanita muda yang ingin menjadi terkenal.
Namun sayangnya karena jenis tarian dan pakaiannya yang seksi. Tarling mendapat tentangan dari para ulama.
Mereka menganggap bahwa aliran music tersebut menyalahi aturan Islam dan sesat. Sehingga Jaham ditantang untuk menulis lagu tarling bernuansa islami.
Tujuannya adalah sebagai sarana dakwah kepada umat yang menyukai tarling, bukan lagi nyanyian yang diiringi tarian erotis.
Fokus pada film ini adalah bagaimana Jaham untuk pertama kalinya menulis lagu islami melalui bantuan seorang penyanyi erotis.
Turah
Film dokumenter terbaik kali ini berjudul Turah, yang dirilis pada tahun 2016 dengan genre drama ini disutradarai oleh Ifa Isfansyah.
Dirilis oleh perusahaan produksi Fourcolours Films film ini diperankan oleh Ubaidillah, Slamet Ambari, Yono Daryono dan Rudi Iteng.
Film yang mempunyai durasi 79 menit ini menceritakan tentang Jagad, si pemabuk dari desa miskin bernama Desa Tirang.
Jagad selalu menganggap kemiskinan yang menimpa desanya akibat mempunyai pemimpin yang zalim dan tidak berlaku adil.
Tuduhan dari Jagad ini akhirnya menimbulkan keributan antar warga dengan ciri khas Indonesia. Tak kalah dari yang lainnya, film ini memenangkan banyak penghargaan.
Diantaranya adalah Silver Screen Award kategori Asian Feature Film Competition pada Singapore Media Festival tahun 2016.
Sepanjang Jalan Satu Arah
Film dokumenter terbaik sepanjang masa yang dirilis pada tahun 2016 ini disutradarai sekaligus diperankan sendiri oleh Bani Nasution.
Film yang durasinya hanya 16 menit ini bercerita tentang anak yang disuruh memilih gubernur berdasarkan agama yang dianut sang ibu.
Ibu ini meminta semua anggota keluarganya untuk memilih pemimpin sesuai keinginannya.
Film pertama Bani ini membuatnya meraih penghargaan special mention dari juri di Sea Short Film Festival Kuala Lumpur.
Film ini juga mendapatkan penghargaan Piala Citra sebagai Film Dokumenter Pendek Terbaik di ajang Festival Film Indonesia pada tahun 2017.
Deretan film dokumenter terbaik diatas dapat dijadikan referensi saat Anda ingin membuat film dokumenter. Atau sekedar ingin menonton di akhir pekan yang tenang di rumah saja.