Heboh kabar Indra Bekti yang dilarikan menuju Rumah Sakit, pasca pingsan di kamar mandi masih terus bergulir. Bahkan, presenter 45 tahun tersebut diduga alami gejala pendarahan otak.
Rumor Indra Bekti mengalami pendarahan otak ini disusul keterangan jika sang presenter memiliki keluhan pusing seminggu terakhir. Hingga adanya diagnosa hipertensi.
Lantas, apakah kaitan antara hipertensi dengan pendarahan otak? Benarkah fatal akibatnya jika hal tersebut terjadi? Mari cek faktanya di ulasan berikut.
Indra Bekti Keluhkan Pusing Seminggu Terakhir, Benarkah Ini Salah Satu Gejala Pendarahan Otak?
Sebelum ditemukan pingsan di toilet, presenter Indra Bekti mengeluh pusing dan sakit kepala. Keluhannya ini turut diaminkan sang asisten Roy.
Roy menyebut jika presenter kondang itu kerap ngobrol dan mengaku sakit kepala. Bahkan sempat memeriksakan tekanan darahnya.
Jalankan 2 Kali Operasi
Indra Bekti yang kini telah dikabarkan dalam kondisi stabil, tengah menunggu prosedur operasi kedua. Operasi pertama disebutkan berjalan lancar.
Sementara operasi kedua masih menunggu 8 jam karena efek biusnya. Dikatakan operasi pertama merupakan tindakan menutup pembuluh darah yang pecah. Untuk operasi kedua, menghilangkan pendarahannya.
Diagnosa Penyakit Indra Bekti
Presenter berusia 45 tahun tersebut didiagnosa mengalami hipertensi. Indra memang memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang memilih tetap bekerja kendati badan kurang fit.
Menurut berbagai sumber, sakit kepala parah yang dialami Indra ini bisa berpotensi memicu pendarahan otak.
Lantas, apa sajakah gejala pendarahan otak ini?
Tanda-tanda Pendarahan Otak
Sebetulnya, gejala dari pendarahan otak ini begitu beragam. Tergantung pula pada lokasi pendarahan, jaringan yang terkena hingga tingkat keparahannya.
Biasanya, gejala cenderung terjadi secara mendadak, sehingga perlu adanya antisipasi yang tepat. Salah satunya ialah mengetahui gejala pendarahan pada otak tersebut.
Gejala-gejala ini diantaranya ialah:
- Sakit kepala parah yang kerap muncul tiba-tiba
- Mual-muntah
- Lemah di lengan dan kaki
- Kewaspadaan berkuran
- Lesu
- Kesemutan atau mati rasa
- Kesulitan berbicara atau kurang memahami pembicaraan
- Kesulitan menulis atau membaca
- Tremor tangan
- Koordinasi tubuh memburuk
- Kehilangan keterampilan motorik halus
- Hilangnya indera perasa
- hingga hilangnya kesadaran
Namun, perlu diingat dari banyaknya gejala tersebut diatas bisa juga bukan dari gejala pendarahan otak.
Itulah sebabnya harus segera mencari bantuan medis demi memperoleh diagnosis secara tepat. Biasanya setelah pemeriksaan dokter akan diketahui manakah bagian otak yang mengalami kelainan.
Disamping itu, dokter membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Seperti CT scan atau MRI, untuk menemukan letak pendarahan.
Dapat pula dilakukan pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata, dimana seringkali menunjukkan pembengkakkan saraf optik.
8 Faktor Gejala Pendarahan Otak yang Berakibat Fatal
Dilansir dari berbagai sumber, cedera di bagian kepala sering dijadikan faktor utama terjadinya pendarahan otak. Padahal, bukan hanya cedera kepala saja.
Sebab, banyak kondisi medis lain dimana dapat memicu terjadinya pendarahan pada otak tersebut. Beberapa diantaranya ialah gangguan darah, tumor otak, penyakit hati serta darah tinggi.
Pendarahan otak merupakan masalah medis yang harus segera ditangani. Hal ini terjadi ketika arteri pada otak pecah hingga mengakibatkan pendarahan di jaringan sekitarnya.
Darah yang keluar dari pembuluh darah berkumpul dan membentuk massa serta memberi tekanan pada otak yang kemudian disebut Epidural Hematoma.
Hematoma ditengarai mampu menghambat aliran darah serta membunuh sel otak. Jika kematian sel-sel otak telah terjadi maka si pengidap akan tak sadarkan diri.
Dimanakah Letak Pendarahan Otak Terjadi
Pendarahan otak bisa terjadi di bagian otak manapun. Misalnya di dalam otak, diantara otak maupun selaput yang menutupinya.
Bahkan, bisa pula terjadi diantara selaput otak dan tengkorak. Sehingga gejala pendarahan otak ini perlu diwaspadai adanya. Agar tak menimbulkan dampak yang fatal.
Ketahui Lebih dini Faktor Penyebab Pendarahan Otak, Agar Dapat Diantisipasi
Gejala pendarahan otak umumnya dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor. Sehingga perlu bagi Anda mengetahui apa saja faktor yang bisa mempengaruhi kejadian ini.
Malformasi Arteriovenosa
Faktor pertama ini mungkin saja terdengar sedikit asing. Malformasi Arteriovenosa merupakan kelainan pembuluh darah bawaan lahir.
Kelainan Ini terjadi ketika vena dan arteri terkoneksi secara langsung tanpa melalui pembuluh kapiler.
Kelainan tersebut berpotensi menimbulkan sejumlah gangguan pada sistem peredaran darah, termasuk juga pendarahan pada otak.
Angiopati Amiloid
Kondisi atau faktor penyebab kedua ialah Angiopati Amiloid, dimana merupakan kelainan dinding pembuluh darah. Angiopati umumnya berkembang seiring bertambahnya umur, hingga tekanan darah menjadi tinggi.
Gangguan Darah
Penyebab atau faktor yang mempengaruhi gejala pendarahan otak berikutnya ialah gangguan darah. Seperti anemia sel sabit dan hemofilia.
Kedua gangguan darah ini memicu penurunan kadar trombosit, serta mengganggu proses pembekuan darah. Kedua gangguan darah ini berisiko menyebabkan pendarahan pada otak.
Penyakit hati
Penyakit hati faktanya juga bisa memicu timbulnya masalah hingga pendarahan otak. Sebab, fungsi hati ini selain menyaring toksin, juga membantu proses penggumpalan darah.
Artinya, jika hati sedang bermasalah maka proses penggumpalan darah juga terganggu. Peristiwa ini bisa memicu terjadinya pendarahan otak.
Tumor otak
Faktor penyebab pendarahan pada otak selanjutnya ialah penyakit tumor otak. Ukuran tumor yang ditengarai semakin besar turut memberi tekanan pada jaringan-jaringan otak.
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penumpukan plak dalam pembuluh darah, yang mampu menghambat aliran darah. Aliran darah yang terhambat berpotensi membuat pembuluh darah pecah, dan terjadi pendarahan.
Trauma kepala
Faktor penyebab pendarahan di otak ini juga dipengaruhi oleh trauma kepala. Bahkan, kondisi ini rentan terjadi pada usia 50 tahunan.
Sebab, keseimbangan tubuh di usia itu terus mengalami penurunan.
Tekanan Darah Tinggi Atau Hipertensi
Sama seperti Indra Bekti yang didiagnosa memiliki riwayat hipertensi, dimana hipertensi salah satu gejala pendarahan otak.
Tekanan darah tinggi ditengari mampu melemahkan dinding pembuluh darah, yang kerap disebut aneurisma sehingga berisiko untuk pecah.
Lantas Bagaimana Penanganan dan Pencegahan Jika Pendarahan Otak Terjadi
Umumnya, parah atau tidaknya pendarahan otak tergantung pada ukuran pendarahan maupun ukuran pembengkakkan. Sebab, tak sedikit orang yang tetap bisa sembuh meski mengalami kondisi ini.
Namun, hal ini juga dapat berlaku sebaliknya. Karena banyak juga yang kemudian mengalami komplikasi seperti kejang, kehilangan fungsi otak, stroke hingga berujung kematian.
Itulah sebabnya jangan pernah mengabaikan kondisi itu. Segera cari bantuan medis jika terjadi gejala pendarahan otak, agar medis segera dapat menanganinya.
Perawatan yang Perlu Dilakukan
Pemberian perawatan untuk kondisi ini juga tak boleh sembarangan. Semua bergantung pada penyebab, luasnya, hingga lokasi pendarahan.
Tindakan medis seperti pembedahan kerapkali jadi satu-satunya jalan demi mengurangi pembengkakan serta mencegah pendarahan lebih kronis.
Selain pembedahan, alternatif lain yang bisa dilakukan ialah pemberian obat-obatan jenis tertentu. Obat ini diresepkan guna mengurangi rasa sakit, mengontrol kejang dan lainnya.
Mengingat pendarahan pada otak adalah kondisi yang cukup serius, penting untuk mengontrol aneka faktor hingga risiko pemicunya.
Lebih lanjut, jika Anda memiliki riwayat hipertensi, lakukan pemeriksaan secara rutin serta terapkan gaya hidup sehat. Jangan lupa segera hubungi tenaga medis saat timbul gejala pendarahan otak.