Nama Mastodon mulai melambung sebagai platform media sosial alternatif pasca Elon Musk resmi mengakuisisi Twitter beberapa waktu lalu.
Beberapa perubahan yang terjadi pada platform berlogo burung biru itu membuat sejumlah penggunanya kurang nyaman sehingga kemudian beralih ke Mastodon.
Sekilas Mengenai Proses Akuisisi Twitter oleh Elon Musk
Elon Musk resmi mengakuisisi keseluruhan saham Twitter pada 27 Oktober 2022. Hal ini terjadi hanya beberapa saat sebelum tenggat yang ditetapkan oleh hakim pengadilan Delaware.
Seperti yang telah diketahui publik, proses akuisisi Twitter oleh Sang Bos Tesla ini sebelumnya memang sempat berlangsung dengan cukup alot.
Pembicaraan mengenai rencana tersebut konon telah berlangsung sejak kuartal pertama 2022. Namun, Musk mendadak mundur karena menganggap Twitter tidak jujur dalam melaporkan jumlah akun botnya.
Pihak Twitter menyikapi aksi Elon Musk ini dengan membawanya ke pengadilan. Sang Bos Tesla pun akhirnya berubah pikiran dan kembali melanjutkan niat akuisisinya semula.
Tidak main-main, proses akuisisi ini mencatatkan nominal yang cukup fantastis, yakni sebesar 44miliar US dolar atau kurang lebih Rp683triliun.
Untuk memperoleh dana tersebut, Sang Pendiri SpaceX kabarnya harus menjual sejumlah besar saham pribadinya selain mendapatkan suntikan dana investasi.
Beberapa Tindakan Elon Musk Setelah Resmi Mengakuisisi Twitter
Usai merampungkan proses akuisisi dan resmi menjabat sebagai CEO Twitter, Elon Musk pun langsung melakukan sejumlah perombakan.
Mestrukturisasi Perusahaan
Pada hari ia menjabat, Elon Musk langsung mencopot tiga orang petinggi Twitter, yakni Parag Agrawal, Ned Segal, dan Vijaya Gadde.
Ketiganya dahulu masing-masing menjabat sebagai CEO (Chief Executive Officer), CFO (Chief Financial Officer), dan Chief of Legal Affairs and Policy.
Sebagai tambahan informasi, Vijaya Gadde adalah tokoh sentral dalam aksi pemblokiran akun Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat.
Melakukan PHK Massal
Sampai awal November ini, Musk tercatat telah memberhentikan separuh karyawan lama Twitter (sekitar 3750 orang). Menurutnya, PHK sangat penting untuk memastikan perusahaan bisa berjalan maju.
Menyikapi aksi PHK massal ini, Jack Dorsey, pendiri platform media sosial berlogo burung biru tersebut lantas mencuitkan permintaan maafnya.
Dorsey menyebut bahwa orang-orang dalam perusahaan tersebut adalah sosok yang tangguh dan kuat. Ia optimis mereka pasti mampu menemukan jalan keluar sesulit apa pun kondisinya.
Mengubah sejumlah kebijakan terkait fitur-fiturnya
Twitter kabarnya juga akan mengubah layanan centang biru yang menandakan akun terverifikasinya menjadi berbayar. Layanan premium akun centang biru ini akan bernama Twitter Blue.
Selain itu, Twitter juga akan mengurangi jumlah iklan, meningkatkan kemampuan untuk mengunggah video panjang, dan memberi peringkat untuk konten berkualitas.
Berbagai perubahan terkait kebijakan moderasi konten serta restrukturisasi besar-besaran di tubuh Twitter ini memicu kontroversi yang cukup meresahkan berbagai pihak.
Itulah sebabnya sejumlah besar pengguna Twitter pun lantas memilih untuk bermigrasi ke platform media sosial yang lain.
Mengenal Lebih Jauh tentang Mastodon
Mastodon adalah sebuah aplikasi perangkat lunak dengan sumber terbuka dan tanpa bayaran yang memungkinkan Anda meng-hosting layanan media sosial sendiri.
Platform media sosial ini merupakan hasil ciptaan Eugene Rocho dan muncul pada 2016 lalu. Nama platformnya sendiri berasal dari nama spesies mamalia bergading genus Mammut.
Itulah sebabnya Mastodon logo mengambil bentuk berupa gajah dengan warna ungu dan singkatan huruf ‘m’ putih di badannya.
Jika mengetikkan nama platform ini di mesin pencari, Anda juga akan menemukan infomasi mengenai grup band dengan nama yang sama.
Untuk mendapatkan hasil pencarian yang lebih spesifik, Anda bisa mencoba dengan mengetikkan kata kunci Mastodon social.
Beberapa Fitur dan Keunggulan Mastodon
Rocho, sang kreator, menyatakan bahwa tepat pada hari pengakuisisian Twitter oleh Elon Musk, jumlah pengguna platformnya meningkat pesat sebanyak 230.000.
Jumlah tersebut, menurut Rocho, adalah yang terbanyak sejak platform tersebut dirilis. Dengan begitu, hingga awal November pengguna aktif platform berlogo gajah ini tercatat sebanyak 655.000.
Sarah T. Roberts, Direktur Fakultas Center for Critical Internet Inquiry di UCLA, adalah salah satunya. Ia dahulu pernah bergabung pernah menjadi tim periset Twitter.
Roberts mengatakan bahwa alasan utama pengguna Twitter memilih Mastodon sebagai platform alternatif adalah karena tampilan keduanya yang hampir mirip.
Jika sudah mencoba berkunjung ke laman aplikasi ini, Anda akan bisa membuktikan sendiri kemiripan kedua platform tersebut.
Selain penempatan unggahan pengguna di bagian tengah, platform berlogo gajah ini pun mempunyai tombol yang menyerupai tombol favorit dan retweet.
Selain itu platform tersebut juga memiliki beberapa fitur dan keunggulan tambahan lainnya, yaitu:
Gratis dan bebas iklan
Platform Mastodon berlogo gajah ungu ini beroperasi secara non-profit dengan sumber dana yang berasal dari hasil patungan.
Tagline platform ini juga dengan jelas mencantumkan ungkapan pernyataan diri sebagai social networking that is not for sale.
Di tengah kabar rencana peluncuran mode layanan akun terverifikasi berbayar, tentunya hal ini merupakan sesuatu yang melegakan bagi pengguna.
Kapasitas jumlah karakter unggahan lebih banyak
Berbeda dengan Twitter yang hanya memungkinkan pengguna untuk mengunggah ketikan sebanyak 280 karakter, kapasitas platform ini mencapai 500 karakter.
Selain itu, Anda juga bisa mengunggah konten berbentuk gambar, audio maupun video. Anda pun dapat memfavoritkan atau membagikan unggahan orang lain seperti halnya di Twitter.
Menerapkan sistem pembaruan lini masa berbasis kronologi
Sebagian besar platform penyedia layanan akun media sosial umumnya menerapkan sistem pembaruan lini masa atau timeline yang berbasis algoritma.
Hal ini seringkali dapat menyebabkan unggahan Anda tenggelam oleh yang lainnya akibat dinamika perubahan algoritma tersebut.
Dengan menerapkan sistem pembaruan lini masa secara kronologis, platform besutan Rocho ini akan bisa mencegah unggahan Anda mengalami hal tersebut.
Memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk mengatur konten yang ingin dilihat
“Isi rumah atau beranda Anda seharusnya merupakan hal-hal yang memang signifikan dan penting, bukan sekadar sesuatu yang ingin perusahaan tunjukkan.”
Pernyataan itu tertulis dengan jelas di samping tagline dan benar-benar direalisasikan dengan serius oleh platform berlogo gajah ungu ini.
Salah satu wujud upaya tersebut adalah dengan ketiadaan iklan dalam tampilan lini masa platform.
Memungkinkan pengguna untuk bergabung dengan sejumlah server lain
Dalam pernyataan kebijakan moderasinya, platform ini juga mengizinkan pengguna untuk berinteraksi dan saling melihat konten dari pengguna server lain.
Namun, ada beberapa server yang peluang interaksinya mengalami pembatasan atau penangguhan karena konten-kontennya dinilai tidak sesuai dengan kebijakan moderasi platform.
Konten-konten yang tidak diizinkan dalam platform ini antara lain yang mengandung muatan SARA, teori konspirasi, pornografi, kekerasan, serta berita bohong.
Selain Sarah T. Roberts, komedian Kathy Griffin dan jurnalis Molly Jong-Fast juga telah beralih menggunakan platform media sosial berlogo gajah ungu ini.
Jadi, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga tertarik untuk ikut menggunakan Mastodon?