Seorang pemain FTV, Safa Marwah dianiaya secara brutal oleh sang pacar yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Dalam Negeri.
Safa mengalami luka robek dan dicekik oleh TMI. Awalnya, Safa melaporkan peristiwa ini ke Polsek Cempaka Putih, namun akhirnya berujung pada proses restorative justice.
Namun, kekerasan yang dilakukan TMI tak berhenti di situ, dan Safa Marwah akhirnya melaporkan kembali kejadian tersebut ke Polsek Menteng pada tanggal 29 September 2023.
Safa Marwah Dianiaya Sang Pacar Kini Menuntut Keadilan
Setelah Safa Marwah dianiaya, ia sangat mendambakan keadilan dan berharap agar proses hukum dapat berjalan dengan segera.
Dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada tanggal 4 Oktober 2023, ia mengungkapkan perasaannya, seraya menitikkan air mata, “Saya pengin keadilan yang seadil-adilnya, segera diproses secepatnya.”
Akibat rangkaian penganiayaan yang dialaminya, Safa juga mengungkapkan bahwa kesehatan mentalnya terganggu dan dia masih menderita trauma.
“Saya dibilang kena mental, saya terpukul sesekali. Saya masih takut, masih trauma,” ujarnya sambil menangis.
Meskipun mengalami penganiayaan berulang, Safa mengakui bahwa iia tetap bertahan dalam hubungannya dengan TMI selama dua tahun terakhir.
Alasannya adalah TMI berjanji akan menikahinya.
“Setiap kekerasan yang dia buat, dia selalu ngasih tahu saya agar tidak kasih tahu siapa-siapa seperti itu dan dia menjanjikan menikahi saya, makanya saya sabar-sabar. Dua tahun hubungannya,” kata Safa.
Selain itu, Safa juga pernah mendengar ancaman serius dari TMI yang mengancam akan membunuhnya.
“Pernah ketika dalam mobil dia bilang ‘saya gampang banget buat bunuh kamu’. Iya (ada ancaman), tapi itu cuman omongan dia,” ungkapnya.
Alasan TMI Melakukan Kekerasan Fisik
Ketika ditanya mengapa TMI melakukan kekerasan tersebut, Safa menyebut bahwa seringkali hal tersebut terjadi karena perbedaan pendapat sepele.
Hal kecil seperti keinginan untuk pergi ke tempat tertentu dapat memicu kekerasan dari TMI.
“Hal-hal sepele, kayak dia mau ke mana saya ingin ikut, biasanya boleh ini kok nggak boleh,” ujarnya.
Safa juga mengungkapkan bahwa orang tuanya di Bandung tidak mengetahui kejadian ini.
Ia bahkan pernah berbohong kepada orang tuanya karena takut keluarganya mengetahui sikap buruk pacarnya.
Safa juga mengungkapkan bahwa luka terparah yang dialaminya adalah saat pelipis kirinya ditonjok oleh TMI hingga mengalami robek.
Meskipun saat itu TMI meminta maaf dan membawanya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, Safa merasa tertekan dan takut pada saat itu.
Berbeda dengan kasus penganiayaan mahasiswa UPH, kasus yang menimpa Safa Marwah lebih parah.
Kini, setelah Safa Marwah Dianiaya berulang kali oleh kekasihnya, ia meminta keadilan bisa ditegakkan.