Baby blues saat hamil bisa mengintai dan tak banyak yang menyadarinya.
Kebanyakan wanita menganggap gangguan perasaan ini muncul di beberapa hari setelah melahirkan.
Beberapa wanita lebih terpengaruh oleh perubahan fisik, seperti pertambahan berat badan atau morning sickness.
Hal tersebut bisa jadi salah satu penyebab baby blues saat hamil.
Pemikiran bahwa calon ibu harus bertanggung jawab atas kehidupan calon anak dalam kandungan membuat hilangnya kebebasan turut jadi pemicu.
Apa Saja Ciri Baby Blues Saat Hamil?
Kenali ciri-ciri baby blues saat hamil yang paling umum terjadi dan paling menonjol, seperti:
- Mudah menangis dan sedih tanpa alasan.
- Marah yang tidak terkendali.
- Cemas yang berlebihan.
- Sulit tidur.
- Konsentrasi terganggu.
- Mudah lelah.
- Timbul perasaan tidak berharga.
- Nafsu makan berkurang.
- Mood swing.
Kelelahan mental yang disebabkan rasa cemas berlebih akan berdampak pada kondisi fisik juga. Hal ini cukup berbahaya jika tidak segera Anda tangani.
Sebab akan mengancam si calon buah hati yang ada dalam kandungan.
5 Penyebab Baby Blues Saat Hamil
Lalu, apa saja penyebab baby blues saat hamil? Simak beberapa penyebab pre-baby blues berikut ini:
Kondisi pernikahan yang buruk
Berdasarkan penelitian oleh BMC Public Health, menjelaskan hubungan buruk dengan suami jadi pemicu stres pada wanita yang hamil.
Hal ini sebagai akibat dari kondisi pernikahan yang buruk.
Mengalami KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga bisa jadi pemicu baby blues. Bahkan jika wanita tidak hamil pun, hal ini bisa menyebabkan depresi.
Kekerasan yang dialami oleh wanita hamil akan membuat kehidupan tidak nyaman dan merasa tertekan.
Kurangnya dukungan suami dan keluarga
Dari hasil penelitian BMC Public Health, calon ibu yang mendapatkan dukungan dari pasangan akan memiliki kesehatan mental baik.
Sedangkan calon ibu yang tidak bahagia dengan hubungan pernikahannya akan cenderung lebih mudah depresi. Padahal wanita hamil membutuhkan banyak dukungan dan kasih sayang.
Stres karena pekerjaan
Masalah pekerjaan juga bisa memicu baby blues saat hamil karena merasa tertekan. Misalnya, masalah persaingan dengan rekan kerja atau beban pekerjaan yang lebih berat.
Namun, untuk calon ibu yang memiliki hubungan pernikahan harmonis bisa menangkal stres tidak berlanjut. wanita hamil yang mendapatkan dukungan pasangan lebih bisa mengatasi kesulitannya.
Masalah hormonal
Saat hamil, wanita mengalami perubahan hormon yang berguna untuk perkembangan janin. Namun, perubahan hormon akan diikuti banyak perubahan lain, seperti suasana hati atau bagian tubuh.
Hal-hal tersebut yang akan menyebabkan rasa tidak nyaman saat hamil. Naik turunnya hormon mempengaruhi proses kimia di otak, sehingga memicu baby blues saat hamil.
Kondisi baby blues ini sering dipandang sebelah mata. Padahal, jika tidak segera ditangani akan berlangsung hingga bayi lahir.
Selain itu, kondisi tersebut akan berdampak buruk bagi kondisi psikologis serta kesehatan calon ibu dan janin.
Cara Mengatasi Pre-Baby Blues
Mengingat bahaya baby blues saat hamil, Anda harus mengetahui cara mengatasinya. Dilansir dari American Pregnancy, ada beberapa cara mengatasi baby blues, antara lain:
Mencurahkan isi hati
Berbicara pada seseorang yang Anda percayai tentang perasaan yang mengganjal di hati adalah hal yang tepat.
Anda bisa membicarakan tentang kecemasan, rasa tidak berharga yang sering timbul dan semakin tidak terkendali.
Cobalah terhubung dengan ibu hamil lainnya karena bisa membantu. Mereka pasti pernah mengalami masalah yang sama.
Siapa tahu, dengan saling bercerita akan membantu memecahkan masalah baby blues saat hamil. Bagi beberapa orang yang tertutup, hal ini sulit dilakukan.
Namun, cobalah untuk terbuka kepada orang di sekitar agar bisa membantu mengurangi beban yang Anda rasakan.
Ajaklah suami berdiskusi serta mengungkapkan perasaan yang Anda rasakan mengenai perubahan tubuh atau kecemasan yang terjadi saat ini.
Pertahankan asupan makanan seimbang
Saat hamil, tubuh memerlukan gizi yang seimbang untuk kesehatan calon ibu dan janinnya. Konsumsi makanan tertentu secara berlebihan akan mempengaruhi mood.
Misalnya, saat mengkonsumsi junk food, selain memicu diabetes, makanan tersebut bisa jadi penyebab timbulnya suasana hati yang buruk.
Selain itu, konsumsi makanan tinggi gula, kafein, atau lemak jahat juga mempengaruhi baby blues saat hamil.
Cobalah menerapkan menu makanan yang mencukupi kebutuhan gizi.
Konsumsi asam lemak omega 3
Beberapa studi menunjukkan asupan lemak omega 3 baik dikonsumsi selama kehamilan terutama untuk otak janin.
Lemak omega 3 juga melancarkan plasenta sebagai saluran nutrisi dan makanan ke janin. Jika tidak rutin mengkonsumsinya, maka tubuh tidak bisa tercukup omega 3.
Sehingga, akan membuat energi calon ibu terkuras dengan cepat. Lemak omega 3 bisa ditemui pada ikan salmon, tuna, kod, dan sarden.
Konsumsi ikan dengan lemak omega 3 atau produk suplemen dengan minyak ikan, cenderung tidak menderita baby blues saat hamil.
Asam lemak omega 3 bisa sebagai penambah mood alami sehingga membantu meringankan gejala depresi saat kehamilan.
Membuat jurnal
Jurnal bisa menjadi salah satu bentuk kesembuhan. Anda bisa mencurahkan semua perasaan selama kehamilan di buku jurnal.
Tulis momen apa saja yang menyebabkan kecemasan, kemarahan, kesedihan atau yang membuat bahagia selama masa kehamilan.
Calon ibu akan terbantu agar lebih mengenal diri sendiri. Jika ingin lebih lengkap, buatlah jurnal khusus dengan menuliskan perkembangan calon buah hati.
Jurnal tersebut nantinya akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Anda akan merasa bersyukur melalui fase tersebut.
Meditasi
Bagi calon ibu yang banyak berdiam di rumah selama kehamilan, tentunya akan merasa jenuh dengan kondisi ini.
Anda bisa jalan-jalan sambil menikmati udara segar di luar. Sekedar menikmati pemandangan hijau di sepanjang jalan dengan kendaraan juga bisa membantu.
Anda juga perlu rutin melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran agar mengurangi risiko baby blues saat hamil.
Cobalah membuat rutinitas dari kegiatan tersebut sebagai meditasi untuk menenangkan pikiran. Menanam tanaman di pekarangan rumah juga bisa dilakukan untuk mengubah suasana.
Istirahat cukup
Selama kehamilan, pasti calon ibu sering merasakan badan yang tidak bisa diajak kompromi untuk melakukan aktivitas yang berat.
Ada baiknya, Anda tidak memaksa mengerjakannya. Jika dirasa melelahkan, mintalah bantuan kepada orang rumah.
Anda bisa membagi pekerjaan rumah dengan bagian lebih banyak untuk suami. Berterus terang ketika merasa lelah karena akan mengurangi risiko mengalami baby blues saat hamil.
Pergi menemui psikolog
Jika merasa kondisi tidak stabil, alangkah baiknya berkonsultasi kepada tenaga profesional. Sebab, akan sangat banyak membantu Anda keluar dari masalah mental.
Tak perlu khawatir stigma pergi ke psikolog karena pada dasarnya sama dengan pergi ke dokter saat sakit secara fisik.
Sampaikan semua keluhan yang Anda alami dan mintalah saran agar baby blues bisa diredam. Tenaga ahli akan membantu permasalahan yang tidak bisa diselesaikan orang awam.
Mendapatkan penanganan yang tepat dan dukungan dari keluarga akan memperkecil baby blues saat hamil. Pasalnya, tekanan yang dialami calon ibu akan berpengaruh pada janin.