Penyebab kematian Aaron Carter masih belum diketahui, namun gejala skizofrenia banyak diungkit sejumlah media. Ia diketahui memiliki masalah kecanduan dan kesehatan psikis.
Aaron diketahui mengkonsumsi sejumlah obat selama berjuang melawan masalah kesehatan psikis, salah satunya untuk gejala skizofrenia.
Penyakit Psikis Sebelum Kematian Aaron Carter
Aaron Carter memulai debut di usia 9 tahun dan kerap tampil di Nickelodeon. Adik personel Backstreet Boys tersebut, lalu beralih menjadi penyanyi rap saat dewasa.
Tahun 2019, Aaron tampil dalam tayangan The Doctor sambil membawa satu tas obat. Obat tersebut didapatkan setelah didiagnosa multiple personality disorder, schizophrenia, bipolar dan ansietas.
Sebelumnya, ia sempat mencari pertolongan untuk mengendalikan dorongan untuk menghisap ganja. Untuk mengendalikan gejala skizofrenia tersebut, Aaron merencanakan rangkaian pengobatan.
Aaron juga beberapa kali masuk pusat rehabilitasi terkait penggunaan obat terlarang. Dikutip dari Reuters, ia juga hendak memperjuangkan kembali hak asuh anaknya, Prince.
Pengertian, Jenis, dan 5 Gejala Skizofrenia
Pahami apa itu skizofrenia dan gejala yang tampak pada setiap penderitanya, seperti pada kasus Aaron Carter.
Skizofrenia
Skizofrenia adalah penyakit mental serius yang akan mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku para penderitanya. Orang dengan skizofrenia tidak bisa menafsirkan realita secara normal.
Para penderita penyakit ini tidak bisa membedakan yang mana kenyataan dan khayalan.
Tidak hanya itu, penderita gangguan mental ini kerap berperilaku tidak teratur.
Sehingga, akan mengganggu aktivitas sehari-harinya. Inilah yang menyebabkan penderita skizofrenia sering disebut gila.
Kondisi tersebut umumnya berlangsung dalam jangka panjang, sehingga perlu perawatan seumur hidup. Selain itu, Agar bisa mengontrol gejala dan mencegah komplikasi.
Jenis skizofrenia
Ada beberapa jenis atau tipe dari skizofrenia, antara lain:
Skizofrenia paranoid
Jenis pertama adalah skizofrenia paranoid yang paling umum terjadi. Gejala yang paling khas adalah delusi dan halusinasi akan ketakutan tertentu.
Tidak hanya itu, penderitanya tidak bisa mengendalikan perilaku. Akibatnya pengidap gangguan mental ini sering berperilaku tidak pantas.
Sebab, penderitanya sulit mengendalikan emosi, hasrat dan keinginan.
Skizofrenia katatonik
Sedangkan skizofrenia katatonik adalah jenis paling langka. Kondisi ini ditandai dengan gerakan yang tidak biasa, terbatas dan tiba-tiba.
Penderita yang termasuk jenis katatonik sering beralih dari aktif ke kondisi sangat diam, begitu juga sebaliknya.
Penderita skizofrenia katatonik ini mungkin tidak banyak bicara, akan tetapi sering meniru ucapan maupun gerakan lain.
Skizofrenia tidak terdiferensiasi
Untuk skizofrenia tidak terdiferensiasi ditandai dengan berbagai gejala. Bisa jadi penderitanya menjadi tidak banyak bicara, akan tetapi juga bisa menjadi paranoid.
Schizoaffective disorder
Penderita jenis ini akan mengalami gejala delusi dan gejala lainnya, tetapi disertai juga dengan gejala gangguan mood.
5 Gejala skizofrenia
Pada dasarnya gejala akan bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahan. Berikut ini 5 gejala skizofrenia, yaitu:
Halusinasi
Gejala halusinasi ditandai dengan sering mendengar, melihat, mencium atau merasakan hal yang tidak nyata. Suara yang tidak nyata ini gejala yang paling sering terjadi.
Delusi
Penderita skizofrenia sering kali memiliki keyakinan kuat akan sesuatu hal yang salah. Seperti, merasa orang lain ingin mencelakai atau membunuhnya.
Gejala ini akan berdampak langsung pada perilaku para pengidapnya.
Pikiran kacau dan ucapan yang membingungkan
Penderita skizofrenia sulit untuk mengatur pikiran mereka. Gejala yang umumnya muncul yaitu, penderitanya tidak memahami apa yang Anda bicarakan.
Tidak hanya itu, ketika berbicara, penderita skizofrenia sering mengeluarkan ucapan yang tidak masuk akal.
Masalah kognitif
Penderita skizofrenia sulit untuk fokus dan konsentrasi sehingga tidak bisa memproses informasi yang masuk. Akibatnya, tidak bisa membuat keputusan dengan baik.
Gerakan tidak teratur
Beberapa orang dengan gangguan kejiwaan ini sering tampak gelisah. Paling umum terjadi, penderita melakukan hal-hal konyol layaknya anak kecil.
Juga disertai dengan gejala melakukan gerakan sama berulang kali secara berlebihan.
Terkadang, jika penderitanya masih muda akan mengalami gejala awal yang berhubungan dengan keluarga yang rusak.
Seringkali gejalanya menampakkan sikap malas atau tidak sopan. Gejala negatif ini muncul bertahap dan bisa memburuk seiring waktu.
Respon emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah dan lebih memilih diam menjadi gejalanya.
Penjelasan di atas disebut juga sebagai gejala positif dan negatif skizofrenia.
Selain Gejala Skizofrenia, Ketahui Juga Penyebabnya
Sampai saat ini para ahli belum mengetahui penyebab pasti seseorang menunjukkan gejala skizofrenia. Meskipun demikian, para peneliti percaya bahwa ada beberapa pemicu, antara lain:
Keseimbangan kimia di otak
Gejala skizofrenia yang terjadi bisa dialami karena kadar dopamine dan glutamat di otak tidak seimbang.
Perbedaan struktur otak
Penyebab skizofrenia selanjutnya yaitu berdasarkan studi pemindaian otak. Diketahui ada perbedaan struktur otak dan sistem saraf pusat orang yang menderita penyakit mental ini.
Para peneliti tidak yakin apakah hal tersebut bisa terjadi, akan tetapi kemungkinan besar terjadi karena penyakit otak.
Faktor genetik
Selanjutnya, faktor keturunan bisa menjadi penyebab gejala skizofrenia muncul. Jika salah satu anggota keluarga inti terkena skizofrenia, maka Anda berisiko tinggi mengalaminya.
Faktor lingkungan
Selanjutnya, faktor lingkungan juga menjadi salah satu sebab. Dalam hal ini termasuk infeksi virus dan kekurangan beberapa nutrisi saat masih di kandungan.
Ketika Anda berada di dalam lingkungan yang penuh tekanan dan menyebabkan tingkat stres tinggi, maka bisa menjadi penyebab skizofrenia.
Obat-obatan tertentu
Gejala skizofrenia juga bisa diakibatkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, misalnya narkotika.
Bagaimana Diagnosis dan Perawatan Skizofrenia?
Gejala penyakit mental ini bisa ditangani dengan berbagai pengobatan. Sehingga penderitanya akan lebih mudah melakukan kegiatan sehari-hari.
Diagnosis skizofrenia
Dokter akan menanyakan riwayat medis dan melakukan serangkaian tes, antara lain:
- Pemeriksaan fisik akan membantu memastikan ada tidaknya masalah lain penyebab gejala.
- Pemeriksaaan darah lengkap untuk mengenyampingkan kondisi medis.
- Tes pencitraan melalui MRI atau CT Scan.
- Evaluasi kejiwaan oleh ahli kesehatan mental dengan mengamati penampilan, pikiran dan suasana hati.
Perawatan skizofrenia
Berikut ini beberapa perawatan skizofrenia yang bisa Anda pilih, antara lain:
Konsumsi obat skizofrenia
Obat-obatan untuk gejala skizofrenia memiliki peranan penting untuk membantu mengendalikan penderitanya. Obat yang biasa diresepkan adalah antiseptik.
Antiseptik akan bekerja mempengaruhi dopamin yang ada di dalam otak, sehingga akan meringankan gejala. Obat bisa digunakan melalui oral atau suntikan.
Jika gejalanya masih ringan, maka dokter akan memberikan obat oral. Sedangkan untuk pasien sudah parah, maka dokter akan memberikan suntikan.
Berikut ini beberapa jenis obat antipsikosis generasi kedua untuk penderita skizofrenia, antara lain:
- Aripiprazole
- Asenapine
- Brexpiprazole
- Cariprazine
- Clozapine
- Iloperidone
- Olanzapine
Pengobatan psikososial
Selain pemberian obat, penderita skizofrenia juga membutuhkan pengobatan psikologis dan sosial. Jenis pengobatan ini untuk membantu menjalankan aktivitas sehari-hari.
Bentuk pengobatan psikososial beragam, mulai dari terapi perilaku kognitif untuk membantu menemukan pola pikir yang lebih realistis.
Selain itu juga bisa untuk melatih keterampilan perilaku dan pelatihan keterampilan sosial.
Pengobatan gejala skizofrenia akan membantu setiap penderitanya melakukan aktivitas sehari-hari. Dukungan keluarga dan lingkungan juga sangat dibutuhkan.