Pernahkah Anda mendengar istilah pamer terselubung? Dalam ilmu psikologi, fenomena ini disebut Humble Bragging.
Biasanya pelaku Humble Bragging mengawali kalimat dengan keluhan yang seolah-olah bermaksud ingin menasehati dirinya sendiri.
Namun, di akhir kalimat akan diakhiri dengan pujian kepada diri sendiri untuk membuat orang lain berdecak kagum.
Fenomena ini sering Anda temui di kehidupan sehari-hari. Kenali lebih jauh agar terhindar dari sikap yang menyebalkan tersebut.
Mengenal Apa Itu Humble Bragging dan Jenisnya
Agar memahami apa itu sikap pamer terselubung, Anda perlu memahami pengertian dan jenisnya.
Humble Bragging Adalah
Sikap Humble Bragging adalah cara seseorang untuk memamerkan sesuatu, akan tetapi ingin membalutnya dengan sikap rendah hati.
Berikut ini beberapa contoh Humble Bragging yang sering Anda temui di kehidupan sehari-hari, yaitu:
- “Sedih, uang tabungan habis gara-gara beli ponsel baru.”
- “Kenapa orang memujiku cantik, padahal penampilanku biasa saja?”
- “Padahal kemarin tidak belajar, tapi kenapa bisa dapat nilai 100, ya?”
Jenis sikap pamer terselubung
Dikutip dari beberapa sumber, sikap merendah untuk meroket atau pamer terselubung dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:
Naive Humble Brag
Kategori ini ditandai dengan kondisi, di mana seseorang berkata polos atau gamblang seolah pamer dengan cara yang tak terkesan sombong.
Misalnya, orang yang sering berkata “Heran, deh. Aku jarang eksfoliasi kulit dan perawatan, tetapi wajahku kok tetap mulus, yah?”
Self deprecating Humble Brag
Sedangkan jenis self deprecating Humble Brag adalah ketika seseorang melontarkan kalimat sarkas untuk menjelekkan dirinya sendiri.
Merendah untuk meroket
Sesuai dengan namanya, fenomena merendah untuk meroket terjadi ketika seseorang berusaha merendahkan diri, namun berujung menonjolkan kemampuannya.
Misalnya, orang merendah untuk meroket mengatakan, “Bisa-bisanya dapat nilai 100, padahal belajarnya enggak serius.”
Dianggap lebih buruk dibanding pamer langsung
Menjamurnya fenomena Humble Bragging di kehidupan nyata atau maya saat ini dinilai sebagai metode pamer yang lebih buruk.
Kalimat-kalimat merendahkan diri si pelaku dianggap lebih buruk dari pamer secara langsung. Melansir jurnal Ovul Sezer dkk, sikap tersebut sebagai promosi diri kepada orang lain.
Tujuannya untuk terlihat hebat, namun justru menjadi strategi yang kurang efektif. Sebab, ada aroma kepalsuan yang menguar dari kalimat-kalimat pencitraan tersebut.
Jika terus dilanjutkan, bukan tidak mungkin pelaku akan ditinggalkan. Besar kemungkinan, pelaku hanya ingin mendapatkan pujian semata.
Penyebab Humble Brag dan Akibatnya di Kehidupan Sosial
Agar bisa menghindarinya, Anda harus mengenali apa penyebab dan akibatnya di kehidupan sosial untuk para pelaku Humble Brag.
Penyebab sikap merendah untuk meroket
Perilaku Humble Bragging yang menurut beberapa orang sangat menyebalkan disebabkan oleh beberapa alasan khusus dari para pelakunya.
Konsultan kesehatan mental, Mariana Plata mengatakan sikap tersebut muncul untuk menutupi perasaan tidak enak saat menyombongkan diri.
Menurut Journal of Personality and Social Psychology di tahun 2018 menjelaskan beberapa orang bersikap merendah untuk meroket diakibatkan oleh:
- Ingin mencari perhatian dan simpati dari orang-orang di sekitarnya.
- Pelaku ingin membuat orang lain terkesan,
- Sebagai salah satu bentuk promosi diri.
- Keinginan untuk mendapatkan rasa hormat dari orang lain.
- Ingin dipandang orang lain secara positif.
Penyebab Humble Bragging untuk masing-masing individu mungkin berbeda. Alasan-alasan tersebut tidak mencakup permasalahan secara keseluruhan.
Dampaknya kepada kehidupan sosial
Sikap sombong terselubung mungkin membuat pelakunya merasa tidak dianggap sombong oleh lawan bicaranya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan hasil berbeda.
Sikap sombong terselubung ini akan membuat Anda dipandang negatif oleh lawan bicara. Kebanyakan orang langsung menilai bahwa Anda pamer langsung lebih baik dibandingkan sikap ini.
Penelitian lain juga menjelaskan bahwa sikap sombong terselubung dengan mengeluh lebih dipandang negatif daripada merendahkan diri.
Meskipun memang, keduanya sama-sama tidak disukai oleh kebanyakan orang. Beberapa peserta yang dilibatkan dalam penelitian tersebut menganggap pamer secara langsung akan lebih baik.
Pasalnya, pamer secara langsung tidak mengandung unsur kebohongan.
Cara Jitu Hadapi Teman yang Suka Humble Brag
Bagaimana jika memiliki teman yang suka Humble Bragging? Ikuti tips menghadapinya berikut ini:
Alihkan topik pembicaraan
Jika Anda memiliki teman yang suka pamer terselubung, bisa memintanya untuk mengganti topik pembicaraan agar tidak sakit hati.
Selain itu, tunjukkan siapa diri Anda kepada teman melalui topik pembicaraan. Tekankan bahwa Anda menilai seseorang bukan dari uang, bentuk tubuh, atau ketenaran.
Sebaliknya, Anda bisa nyaman dan menilai seseorang dari kepribadiannya.
Berikan empati
Anda bisa memahami keluhan yang diceritakan teman, jika Anda mampu mengenali pemicu emosi. Pisahkan diri dari perasaan negatif yang muncul ketika teman sedang Humble Bragging.
Melalui rasa empati dengan keluhan teman Anda bisa melatih diri untuk lebih menghargai perjuangan dari setiap manusia.
Memberikan solusi
Anda bisa mencoba memberikan solusi kepada teman Anda. Solusi harus sewajarnya agar Anda tidak terjebak dalam sikap pamer terselubung.
Misalnya, jika teman mengeluh coba berikan alternatif dari masalah tersebut. Berikan solusi-solusi positif yang bisa memperbaiki keadaan maupun perasaan teman Anda.
Tetap percaya diri
Bisa jadi Anda akan merasa terintimidasi dengan cara bicara dan apa yang dibicarakan teman yang sedang Humble Bragging.
Sehingga, Anda pun merasa rendah diri dan tak jarang pula berakhir membandingkan diri dengan teman.
Percayalah bahwa diri Anda sangat berharga dan apapun yang diinginkan bisa dicapai.
Tinggalkan dan pilih teman lain
Setiap orang membutuhkan belas kasih, akan tetapi tidak semua orang perlu menjadi teman yang baik.
Tidak masalah jika pergi atau memilih teman lain karena Anda tidak suka terhadap sikap Humble Bragging.
Anda tidak perlu harus bertahan menghadapi orang yang suka merendah namun untuk meroket.
Mengapresiasi atas pencapaian sah dilakukan, akan tetapi keluhan yang terselip dengan tujuan menyombongkan diri membuat orang lain menjadi tidak respect.
Bersikap sewajarnya
Agar tidak terjebak perilaku Humble Bragging sebaiknya selalu bersikap sewajarnya. Perilaku berlebihan hanya akan mengundang rasa ilfil.
Seseorang yang ingin menunjukkan prestasi tidak perlu menjatuhkan diri dengan berperilaku merendah untuk meroket.
Ketika seseorang memiliki prestasi, maka tidak perlu repot untuk memamerkan diri. Sebab, sebenarnya orang-orang juga akan mengetahuinya.
Terlebih lagi dengan tidak bersikap merendah untuk meroket, maka orang lain akan menghargainya.
Bersyukur dengan pencapaian yang dimiliki
Pencapaian setiap orang tentunya berbeda dan rasa syukur terhadap pencapaian juga berbeda antar individu. Situasi tersebut sering menjebak seseorang dengan persaingan.
Sehingga terkadang akan menumbuhkan sikap Humble Brag. Hal ini akan menimbulkan ketidakpuasan terhadap prestasi yang dimiliki.
Apabila ada rasa iri terhadap pencapaian orang lain, cobalah untuk meredamnya. Rasa tidak ingin kalah saing dengan orang lain akan menyusahkan diri sendiri.
Oleh karena itu apapun pencapaian yang sudah Anda dapatkan harus disyukuri.
Waspada dan jangan sampai terjebak sikap Humble Bragging karena akan merugikan diri sendiri. Sebab, sikap tersebut sangat menyebalkan dan bisa menghilangkan empati dari orang lain.