Adalah hal yang manis dan sangat wajar jika anak lelaki mencintai ibunya. Namun hal tersebut menjadi tidak normal ketika rasa cinta terlalu dalam bahkan dibalut perasaan posesif dan ingin memiliki seperti pada penyandang Oedipus Complex.
Kondisi mental ini menyebabkan seorang pria mencintai ibunya bahkan secara seksual. Sehingga berkeinginan memiliki atau menikahinya, dan cenderung membenci sang ayah.
Kondisi ini juga sering mendorong pria muda untuk mencari pasangan wanita yang jauh lebih tua untuk mendapatkan kenyamanan dan perlindungan. Bahkan dapat mengakibatkan perselingkuhan dan hubungan yang tidak wajar.
Sindrom Oedipus terjadi pada masa anak-anak dan tidak tertangani hingga dewasa. Berikut ini adalah penjelasan mengenai apa itu Oedipus Complex, apa ciri-cirinya, dan bagaimana mengatasinya. Termasuk risiko jika memiliki pasangan dengan masalah ini.
Apa itu Oedipus Complex?
Oedipus Complex juga dikenal dengan nama Oedipal Complex. Merupakan kondisi saat perasaan anak laki-laki terhadap ibunya berkembang terlalu dalam.
Anak merasakan cemburu, marah, dan bersaing dengan sang ayah untuk mendapatkan cinta dan perhatian ibu. Secara sederhana dapat dikatakan, anak merasa sangat posesif terhadap ibunya.
Konsep ini dikenalkan pertama kali oleh Sigmund Freud dalam teori tingkat perkembangan psikoseksual. Serta disebutkannya di dalam buku The Interpretation of Dreams pada tahun 1899.
Nama Oedipus sendiri baru digunakan secara resmi oleh Freud pada tahun 1910. Merujuk pada tokoh mitologi Yunani, Oedipus, yang membunuh ayahnya dan menikahi ibunya.
Ciri-ciri Oedipus Complex
Pada dasarnya, setiap anak akan mengalami fase kelekatan dengan orang tuanya, termasuk anak lelaki ke ibunya. Freud membagi perkembangan fase seksual normal dalam lima bagian yaitu:
- Fase oral, berlangsung dari lahir hingga usia 18 bulan
- Fase anal, dari 18 bulan hingga 3 tahun
- Fase falik, dari 3 tahun hingga 5 tahun
- Fase laten, dari usia 5 hingga 12 tahun
- Fase genital, dari usia 12 hingga dewasa.
Kondisi sindrom Oedipus umumnya terjadi pada fase falik hingga fase laten awal, yaitu antara usia 3-6 tahun. Adapun ciri-cirinya adalah:
- Sangat terikat pada salah satu orang tua, yaitu orang tua yang berbeda jenis kelamin dengannya. Anak laki-laki sangat terikat dengan ibunya.
- Hanya mau bersama ibu dan cenderung memusuhi ayah karena cemburu.
- Posesivitas yang berlebihan terhadap ibu.
- Memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi saat bersama ibu. Misalnya ketika tidur harus memeluk ibunya, atau saat bepergian harus bergandengan tangan dengan sang ibu.
- Berlagak marah atau benar-benar marah jika ayah menunjukkan perhatian atau keakraban pada ibu.
- Selalu berusaha meraih perhatian ibu sepenuhnya.
- Menunjukkan atau mengungkapkan keinginan untuk menikahi ibu di masa depan.
- Anak berusia di atas 3 tahun selalu ingin tidur dengan orang tua.
- Kerap berkeinginan agar ayahnya selalu di luar rumah atau luar kota agar dirinya dapat menggantikan perannya di sisi ibu.
Ciri-ciri ini bisa saja berbeda jenis dan tingkatannya pada setiap anak. Tidak setiap anak yang lekat dengan ibunya di masa balita akan mengalami sindrom Oedipus, jika ditangani dengan benar.
Namun ketika kedekatan sudah sangat terasa dan tidak menunjukkan tanda-tanda berkurang hingga usia laten awal, orang tua sebaiknya mulai mengambil tindakan.
Mengapa Seseorang Dapat Mengalami Hal Ini?
Seperti disebutkan di awal, pada dasarnya dari bayi hingga balita seorang anak akan sangat lekat dengan kedua orang tuanya. Baik ibu atau ayah.
Namun pada anak dengan Oedipus Complex, kedekatan anak lelaki dengan sang ibu sangat berlebihan, sementara pada ayah justru menunjukkan perilaku berlawanan.
Hal ini dapat disebabkan oleh tiga kondisi utama, yaitu:
Gaya Pengasuhan
Gaya pengasuhan yang cenderung tergantung pada ibu dan kehilangan sosok ayah dalam keseharian dapat menyebabkan sindrom Oedipus. Anak tidak merasakan cinta dan perhatian yang seimbang dari kedua orang tuanya.
Anak pada usia 0-7 tahun harus mendapatkan pengasuhan seimbang dari ayah maupun ibu, sehingga lekat pada kedua orang tuanya. Pada usia 7-14 tahun anak harus lebih dekat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama dengannya.
Karenanya, ayah harus mendekatkan diri dan hadir pada fase bayi hingga pra sekolah anak lelakinya. Selain mencegah kondisi Oedipus, juga untuk memperkuat pemahaman anak mengenai gendernya.
Pengaruh Lingkungan
Dalam keseharian terutama pada masyarakat patrilineal, ayah memiliki posisi sangat dihormati. Kondisi ini membuat anak laki-laki sulit ‘menjangkau’ mereka secara emosional.
Situasi yang diwajarkan oleh masyarakat, ditambah dengan gaya pengasuhan yang salah dapat mendorong terjadinya kondisi Oedipus pada anak lelaki.
Hal ini akan diperparah jika lingkungan sekitarnya menunjukkan kedekatan anak hanya pada ibu. Anak lelaki akan memposisikan dirinya sebagai pengganti ayah untuk mencintai dan memperhatikan ibunya.
Kondisi Mental
Kondisi mental anak juga akan mempengaruhi perkembangan seksualnya. Menurut Freud, anak seharusnya mengembangkan cinta seimbang pada orang tuanya dan paham kondisi gender di usia falik.
Namun beberapa anak dengan kondisi mental seperti anxiety disorder bisa jadi tidak dapat melewati fase tersebut dengan sempurna.
Diperlukan usaha yang lebih keras dari kedua orang tua untuk menghadapi kondisi ini. Bila perlu konsultasikan dengan psikolog anak.
Risiko Ketika Mengalami Oedipus Complex
Oedipus Complex seharusnya selesai diatasi sebelum anak berusia 7 tahun. Anak yang mengalami kondisi ini hingga fase genital akan mendapat berbagai kesulitan, baik untuk diri sendiri maupun pasangannya kelak.
Risiko Pada Diri Sendiri
Kondisi ini akan mengakibatkan anak kesulitan menjalani hubungan dengan lawan jenis. Cenderung membanding-bandingkan kekasih atau pasangannya dengan sang ibu.
Di masa dewasa, bisa jadi akan cenderung tertarik pada wanita yang jauh lebih tua untuk mencari representasi ibunya. Hal ini disebabkan oleh kondisi penyandang Oedipus Complex yang tidak mandiri dan bergantung pada ibu.
Risiko Pada Pasangan
Memiliki pasangan penyandang sindrom Oedipus menimbulkan kesulitan tersendiri. Mereka akan sangat tergantung pada sang ibu hingga tak jarang mengabaikan pasangan sendiri.
Penyandang kondisi ini juga akan cenderung mencari kenyamanan dan perlindungan dari pasangannya. Sementara wanita umumnya ingin dilindungi oleh pria, sehingga hubungan asmara menjadi tidak seimbang.
Cara Mengatasi Oedipus Complex
Jika Oedipus Complex dapat diselesaikan sebelum masa falik berakhir, akan lebih baik. Sehingga anak dapat mengembangkan perilaku seksual yang sehat dan seimbang.
Namun jika tidak selesai di masa tersebut, disarankan untuk menemui psikolog dan melakukan terapi untuk menghilangkannya. Psikoterapi adalah salah satu solusi untuk kelainan ini.
Orang tua dan lingkungan sebaiknya juga mendukung penyembuhan kondisi ini pada anak. Penyandang sindrom Oedipus harus dapat mengendalikan kebutuhan mereka akan kasih sayang dengan pemahaman terhadap posisi kedua orang tua.
Di masa anak-anak, orang tua harus memahamkan bahwa ayah dan ibu memiliki bentuk cinta yang berbeda dengan cinta mereka pada anak. Bahwa keduanya seimbang dan tidak saling mengalahkan.
Ayah juga sebaiknya hadir di setiap fase perkembangan anak agar si kecil tidak kehilangan perhatian dan membenci ayahnya. Ibu sebaiknya berhenti menyusui bayi saat telah mencapai usia 2 tahun dan tidur terpisah setelah si kecil berusia tiga tahun.
Pengaturan seperti ini akan mematangkan sisi kemandirian anak tanpa memutuskan tali kasih sayangnya dari kedua orang tua secara seimbang.
Oedipus Complex merupakan gangguan yang tersembunyi dan seringkali tidak terlihat secara nyata saat anak beranjak dewasa. Jika dibiarkan, bukan hanya mengganggu pergaulan dan perkembangan mental penyandangnya, juga merugikan pasangannya kelak.