Penyakit paru-paru merupakan salah satu pembunuh yang patut diwaspadai. Sehingga tanda Edema paru harus dikenali sejak awal agar dapat menanganinya dengan tepat.
Edema paru ini adalah kondisi medis yang cukup berbahaya ketika tidak ditangani dengan serius. Karena terjadi kelebihan atau penumpukkan cairan yang mengisi kantong udara di paru-paru (alveolus).
Ketika terjadi penumpukan cairan maka fungsi alveolus untuk menambah oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam darah tidak maksimal.
Disinilah berbahayanya edema paru, menyebabkan kesulitan bernapas yang signifikan, dan berpotensi menjadi masalah yang mengancam keselamatan nyawa.
Faktor Penyebab Edema Paru
Sebelum mempelajari mengenai tanda edema paru, alangkah baiknya mengenali terlebih dahulu faktor penyebabnya.
Penyebab dari edema paru sendiri tergantung pada jenisnya, karena ada berbeda jenis berbeda pula penyebabnya.
Kondisi edema paru sendiri dibagi menjadi dua, yakni edema paru kardiogenik dan edema paru non-kardiogenik. Agar lebih memahami dengan jelas dapat kita simak keterangan berikut ini:
Kardiogenik
Edema paru kardiogenik merupakan masalah jantung yang menyebabkan tekanan di sisi kiri jantung menjadi tinggi.
Kemudian tekanan yang tinggi tersebut berlanjut ke ke belakang, melalui vena pulmonalis, ke kapiler alveolus.
Akibat tekanan kapiler paru yang meningkat, maka cairan akan bocor keluar dari kapiler ke dalam ruang udara alveolus, sehingga muncul edema paru.
Hampir semua penyakit jantung menimbulkan peningkatan tekanan jantung bagian kiri, dan memicu timbulnya edema paru.
Berbagai jenis penyakit jantung yang mengakibatkan edema paru adalah sebagai berikut:
- Gagal jantung
- Hipertensi berat
- Penyakit arteri koroner.
- Berbagai jenis penyakit katup jantung.
Penyakit-penyakit tersebut tidak dapat dianggap sepele dan dibiarkan begitu saja. Waspadai tanda edema paru yang muncul dan segera konsultasi ke dokter agar tidak semakin parah.
Non-Kardiogenik
Terisinya cairan ke Alveolus dapat juga terjadi tanpa ada hubungannya dengan peningkatan tekanan jantung.
Peristiwa ini dapat terjadi saat kapiler di paru-paru menjadi rusak dan bocor yang mengakibatkan cairan dapat masuk ke Alveolus.
Penyebab lain yang sering terjadi dari jenis edema paru non-kardiogenik ini adalah sindrom gangguan pernapasan akut.
Biasanya kejadian yang satu ini diakibatkan oleh karena peradangan difus di dalam paru-paru. Peradangan yang merusak dinding alveolus dan memungkinkan penumpukan cairan.
ARDS pada umumnya dialami oleh pasien yang mengalami sakit kritis dan bisa juga diakibatkan oleh infeksi, syok, trauma, dan berbagai macam kondisi lainnya.
Kemudian selain ARDS, edema paru non-kardiogenik juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini:
- Emboli paru.
- Racun (misalnya, menghirup klorin atau amonia).
- Masalah neurologis yang dialami.
- Berada di tempat dengan ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut.
- Penggunaan narkoba (terutama heroin dan kokain).
- Infeksi virus.
- Menghirup asap.
- Hampir tenggelam.
Faktor Yang Meningkatkan Risiko Edema Paru
Ada banyak sekali faktor yang membuat seseorang mengalami timbulnya tanda edema paru ini. Dengan mempelajarinya maka berbagai macam pemicu tersebut dapat dihindari.
Yang paling umum menyebabkan banyak hal yang meningkatkan risiko edema paru adalah sebagai berikut:
- Emboli paru.
- Cedera pada paru-paru.
- Mengalami kecelakaan seperti tenggelam
- Infeksi virus.
- Acute respiratory distress syndrome.
- Tengah berada di ketinggian (hingga lebih dari 2.400 meter di atas permukaan laut).
- Pernah menderita cedera kepala, kejang, atau akibat operasi otak.
- Terpapar racun amonia dan klorin,
- Kecanduan obat-obatan terlarang golongan stimulan.
Tanda Edema Paru Akut
Edema paru akut dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang parah dan dapat muncul tanpa tanda edema paru yang dapat dijadikan peringatan.
Keadaan darurat seperti ini membutuhkan perhatian medis segera, karena kondisi ini dapat berakibat fatal tanpa adanya perawatan dan dukungan yang tepat.
Tanda edema paru yang umum terjadi adalah kesulitan bernafas, kemudian diikuti dengan gejala lainnya seperti:
- Batuk, yang terkadang disertai dahak berdarah.
- Keringat berlebih.
- Kulit pucat.
- Mengi.
- Irama jantung yang tidak teratur.
- Sakit dada.
- Kecemasan dan kegelisahan.
- Perasaan tercekik.
Tanda Edema Paru Kronis
Namun berbeda lagi dengan tanda edema paru yang sifatnya kronis, karena biasanya gejalanya tidak terlalu parah sehingga sistem tubuh tidak dapat menerimanya.
Gejala edema paru kronis yang khas adalah sebagai berikut:
- Merasa kesusahan bernafas ketika sedang berbaring datar (ortopnea).
- Mengalami pembengkakan (edema) kaki atau tungkai.
- Mengalami bertambahnya berat badan yang cepat karena akumulasi kelebihan cairan.
- Sering mengalami dispnea nokturnal paroksismal (episode sesak nafas mendadak yang parah di malam hari).
- Sering kelelahan.
- Sesak nafas semakin parah ketika melakukan aktivitas fisik.
- Komplikasi
- Tanda edema paru yang tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi yang berupa peningkatan tekanan di ruang jantung sebelah kanan.
- Bagian jantung yang menjadi penerima darah dari seluruh tubuh, dan hal ini dapat mengakibatkan jantung mengalami gagal fungsi.
- Selain itu juga menyebabkan pembengkakan pada tungkai dan organ hati serta penumpukan cairan di rongga perut
Diagnosis Edema Paru
Untuk memastikan tanda edema paru yang dialami, dapat segera melakukan diagnosis dengan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
Tindakan pemasangan pulse oximetry juga harus segera dilakukan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah penderita edema paru dengan cepat.
Pengobatan Edema Paru
Ketika mengalami beberapa tanda edema paru diatas dan sudah melakukan diagnosis, biasanya dokter akan melakukan tindakan pengobatan dengan cara:
- Memberikan oksigen untuk mengurangi sesak napas sesegera mungkin.
- memberikan obat yang berfungsi untuk memperkuat jantung jika edema paru disebabkan oleh kegagalan jantung dalam memompa darah.
- Memberikan obat vasodilator, untuk mengurangi penumpukan cairan pada paru-paru.
- Memasang alat bantu napas yang terhubung dengan mesin ventilator untuk penderita gagal napas.
Pencegahan Edema Paru
Saat anda menyadari memiliki beberapa resiko terhadap edema paru, sebaiknya mengikuti saran dokter agar kondisi dapat terjaga.
Jika yang dialami adalah gagal jantung kongestif maka melakukan gaya hidup sehat dan menjaga berat badan ideal dapat mengurangi risiko.
Pada umumnya beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah edema paru adalah sebagai berikut:
- Melakukan olahraga secara teratur.
- Mengurangi garam pada makanan.
- Menurunkan kadar kolesterol.
- Jika Anda merokok, berhentilah merokok.
Edema paru yang terjadi karena ketinggian dapat dikurangi dengan melakukan pendakian secara bertahap.
Minum obat sebelum pergi dan menghindari aktivitas berat ketika naik ke ketinggian yang lebih tinggi.
Kapan Harus Meminta Bantuan Medis?
Ketika Anda mempunyai gejala-gejala yang dirasakan dan resiko yang cukup tinggi. Sebaiknya tidak mengabaikan beberapa tanda di bawah ini dan segera pergi ke dokter.
- Sesak nafas secara tiba-tiba.
- Susah bernafas seperti tercekik (dispnea).
- Tersengal-sengal ketika bernapas.
- Dahak berwarna merah muda dan berbusa ketika batuk.
- Susah bernafas dan keringat membanjir.
- Kulit berwarna kebiruan atau keabuan.
- Pusing, lelah dan berkeringat akibat penurunan tekanan darah yang signifikan.
Jangan lengah, segera hubungi dokter ketika mengalami tanda edema paru tersebut. Dengan penanganan yang cepat segala resiko dapat diminimalisir.