Istilah Supercharger sendiri mungkin sudah tidak asing bagi anda para pecinta Otomotif, khususnya kendaraan roda empat.
Cara kerja Supercharger sendiri memang banyak digunakan oleh kebanyakan orang untuk menambah tenaga dari mobil yang dimilikinya.
Akan tetapi, biasanya untuk mobil yang memiliki sistem mesin segaris atau Inline akan menggunakan Turbocharger.
Kedua part tersebut memang sama – sama memasukan udara dengan cara paksaan ke dalam mesin.
Namun dua perangkat yang telah disebutkan tadi memiliki prinsip serta cara kerja yang tidak sama.
Lantas, bagaimana cara kerja Supercharger pada mesin kendaraan?
Apa sih Supercharger itu?
Superchager sendiri merupakan sistem yang memproses untuk mengalirkan udara kepada asupan (Intake) mesin yang tentunya digunakan pada proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar.
Cara kerja Supercharger sendiri digerakan oleh poros engkol mesin yang dikaitkan dengan Belt agar bisa mengoptimalkan efisiensi volume ruang bakar mesin serta menjadikan tenaga mesin meningkat.
Sumber putaran mesin yang dibutuhkan untuk dapat menggerakan komponen supercharger yang dibutuhkan, yakni ada Lobe dengan rongga (Roots Supercharger) atau bisa juga berupa ulir (Twin Scroll Supercharger).
Umumna Supercharger bisa mengonsumsi hingga 1/3 daya mesin demi bisa memutar semua komponen yang ada di dalamnya.
Cara Kerja Supercharger
Tenaga yang di hasilkan oleh supercharger mobil sendiri langsung berasal dari kruk as mesin
Kedua perangkat tersebut terhubung melalui belt, rantai atau gear yang membungkus pulley.
Berikut ini adalah cara kerja supercharger.
- Pulley terhubung langsung ke gear penggerak yang akan memutar gear rotor (kompresor). Terdapat berbagai desain serta bentuk rotor kompresor. Kompresor ini bertugas untuk menarik udara masuk, memadatkannya kemudian mengalirkannya masuk ke dalam intake manifold.
- Ketika mengkompresi udara, supercharger memang harus berputar lebih cepat daripada mesin itu sendiri. Itulah mengapa gear penggeraknya didesain lebih besar dari gear kompresor. Sehingga hal ini menjadikan kompresor dapat berputar lebih cepat.
- Supercharger sendiri akan berputar di kecepatan 50.000 hingga 65.000 rotasi per menit (RPM). Dibandingkan dengan kompresor yang hanya berputar pada 50.000 RPM ini membuktikan adanya tekanan kompresi tambahan dari atmosfer sekitar 6-9 psi.
- Tekanan atmosfer di permukaan laut yakni sebesar 14,7 psi, sehingga dorongan khas yang berasal dari supercharger tadi berada kurang lebih sebesar 50 persen lebih banyak udara yang masuk ke dalam mesin.
- Ketika udara yang terkompresi ini menjadi lebih panas, maka akan terjadi kehilangan kerapatan serta kurang dapat mengembang selama terjadinya proese pembakaran.
- Udara tersebut akan menjadi kurang efektif jika diledakkan oleh busi pada pembakaran di dalam mesin, sehingga unit pembuangan harus melewati proses pendinginan sebelum akhirnya memasuki intake manifold dengan cara menggunakan intercooler selama proses pendinginan.
Perbedaan Supercharger dan Turbocharger
Dua komponen ini memang sering dijadikan perbandingan oleh para pecinta kecepatan.
Meskipun kedua komponen ini tentunya memiliki konsep induk yang sama, namun komponen kompresi udara yang didayai tentunya berbeda.
Lantas, bagaimana cara membedakannya?
Pada Putaran Mesin
Supercharger memiliki cara kerja anti lag, dengan kata lain Supercharger ini hanya bergantung pada putaran mesin yang menyedot udara serta menambahkan tenaga kepada mesin.
Terlebih jika pedal gas di injak, akan ada dorongan tenaga yang hasilnya cukup cepat.
Dibandingkan dengan Turbocharger yang masih memiliki tenaga eksponsial atau biasa disebut Input Throttle yang secara tidak langsung harus sesuai dengan keluaran mesin.
Lag atau jeda yang dihasilkan tentunya akan kita temui pada sistem kinerja Turbocharger ini ketika pedal gas di injak.
Dengan kata lain, Turbocharger harus dirancang dan di setting terlebih dahulu demi mendapatkan tenaga puncak yang maksimal,
baik di putaran awal yang disertai dengan torsi, menengah, hingga putaran atas.
Sehingga pengemudi tidak perlu menginjak pedal gas dalam – dalam demi mendapatkan tambahan tenaga.
Tenaga Mesin
Cara kerja Supercharger memang membutuhkan setidaknya peningkatan pada tenaga mesin untuk bekerja, dikarenakan supercharger sendiri bergerak secara mekanis oleh mesin.
Yang mana hal ini akan meningkatkan jumlah udara melalui asupan dengan proses kompresi udara di atas tekanan atmosfer, tanpa menciptakan adanya ruang hampa.
Hal inilah yang menjadikan supercharger memaksa lebih banyak udara yang masuk ke dalam ruang mesin,
untuk memberikan dorongan, serta selanjutnya memungkinkan lebih banyak bahan bakar yang ditambahkan ke muatan.
Sementara, turbocharger sendiri mengeluarkan energi limbah atau buangan dari dalam mesin yang menjadikannya tingkat kerja memiliki efisiensi yang bisa lebih tinggi.
Sebab, hal ini memanfaatkan energi buangan yang biasanya tidak digunakan pada mesin naturally-aspirated.
Begitulah cara kerja Supercharger pada mobil, memang masih banyak orang yang mengira jika Supercharger dengan Turbocharger adalah satu komponen yang sama. Nyatanya kedua komponen tersebut berbeda dalam cara kerja.