Sebanyak 12 penyusup laga Persik vs Arema FC telah diamankan oleh polisi selama pertandingan dalam lanjutan Liga 1 2023/23 di Stadion Brawijaya Kediri pada Sabtu (15/7) sore.
Penyusup laga Persik vs Arema FC yang diamankan diduga merupakan suporter Arema FC yang berhasil masuk ke dalam Stadion Brawijaya, Kediri.
Mereka terdeteksi setelah merayakan gol yang dicetak oleh Arema FC ke gawang Persik Kediri.
Para penyusup ini kemudian dihadapi oleh penonton lainnya dan akhirnya diamankan oleh petugas keamanan dari Polres Kediri Kota dan TNI.
Kapolres Kediri Kota, AKBP Teddy Chandra, mengungkapkan bahwa ada 12 orang penyusup laga Persik vs Arema FC yang berhasil diamankan. Mereka berasal dari sekitar Kediri seperti Kandangan dan Blitar, bukan dari Malang.
12 Penyusup laga Persik vs Arema FC Bikin Ricuh, Panpel Sebut Sudah Lakukan Antisipasi
Pertandingan antara Persik Kediri melawan Arema FC merupakan Derbi Jatim yang tidak diperbolehkan untuk dihadiri oleh suporter Arema FC. Meskipun demikian, rupanya ada suporter tim tamu yang nekat masuk ke stadion.
Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Persik Kediri sebenarnya telah mengambil langkah antisipasi dengan menjual tiket melalui aliansi suporter Persik, namun masih terjadi kebocoran.
Teddy menyatakan bahwa kejadian ini akan dievaluasi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Panpel Persik Kediri.
Ia menegaskan bahwa meskipun jumlah penonton yang diamankan tidak banyak, hal ini dapat berpotensi mengganggu dan merugikan dunia sepak bola kita sendiri.
Teddy memastikan bahwa seluruh penyusup laga Persik vs Arema FC yang diamankan dalam keadaan baik-baik saja. Mereka telah dikembalikan ke rumah masing-masing.
Pertandingan antara Persik vs Arema berakhir dengan skor 5-2 untuk kemenangan tuan rumah. Diketahui PSSI telah melarang kehadiran suporter tim tamu dalam Liga 1 musim ini.
Koordinator Tim Gabungan Aremania Angkat Bicara
Terjadi keributan dalam pertandingan antara Persik dan Arema FC di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, pada Sabtu (15/7).
Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dian Berdinandri, memberikan komentarnya terkait penyusup laga Persik vs Arema FC tersebut.
Para penyusup diduga merupakan pendukung ‘Singo Edan’ karena mereka merayakan gol yang dicetak oleh Arema. Mereka kemudian dipukuli di tribun sebelum akhirnya diserahkan kepada polisi.
Kapolres Kediri Kota, AKBP Teddy Chandra, mengatakan bahwa pihaknya telah mengamankan 12 penyusup laga Persik vs Arema FC tersebut yang diketahui berasal dari sekitar Kediri.
Dian sebelumnya telah mengimbau Aremania untuk mematuhi aturan larangan untuk pendukung tim tamu yang diberlakukan oleh PT LIB.
Namun, di sisi lain, dia merasa bahwa pemukulan terhadap para penyusup seharusnya tidak terjadi, melainkan mereka seharusnya langsung diserahkan kepada polisi.
“Sayang sekali jika ada tindakan kekerasan. Baru-baru ini ada keinginan dari elemen suporter untuk menyatukan suporter di seluruh Indonesia, seharusnya kejadian kemarin tidak melibatkan kekerasan, cukup mengisolasi mereka, serahkan kepada polisi, biarkan mereka pulang, itu sudah selesai menurut saya,” jelasnya dikutip dari kumparan pada Minggu (16/7).
“Dalam imbauan sebelum Tragedi Kanjuruhan terjadi, jika dalam satu pertandingan, panpel tidak bersedia mengizinkan kami masuk, Aremania Malang Raya sepakat untuk tidak datang. Namun, kami tidak dapat mengontrol teman-teman yang nekat berangkat, dan kami juga tidak tahu,” tambahnya.
Menurut informasi yang diterima oleh Dian, tidak ada dari para penyusup yang berasal dari Malang Raya, melainkan dari Mojokerto, Jombang, dan juga Kediri.
Dia berharap ke depannya tidak ada insiden seperti ini lagi, tetapi jika terjadi, dia berharap penyelesaiannya tidak melibatkan kekerasan.
“Kita harus belajar bagaimana menjadi dewasa dalam situasi seperti ini. Jika ada insiden seperti itu, seharusnya cukup mengisolasi mereka, serahkan kepada pihak berwenang, dan diamankan. Belajar untuk menjadi dewasa, menurut saya begitu. Jika situasinya seperti ini, hanya akan memicu konflik. Kita harus belajar dari pengalaman tersebut, jika memang ingin mereka diamankan, tidak perlu melakukan pemukulan,” jelas Dian.
“Jika kita ingin belajar menjadi dewasa, baik bagi seluruh suporter Indonesia, kita harus memulainya dari situ. Jika situasinya seperti ini, bisa menimbulkan konflik lagi, padahal sebelum Tragedi Kanjuruhan, beberapa suporter Persik pernah datang kepada kami untuk meminta izin, dan kami menyambut mereka, mengawal mereka, meskipun tidak semua,” lanjutnya.
Dian berharap hubungan antara Aremania dan suporter Persik dapat tetap harmonis. Dia dan beberapa rekan berencana untuk menjalin komunikasi dengan suporter Persik setelah kejadian ini.
“Saat ini, kami masih belum melakukannya, tetapi mungkin besok atau malam ini, pasti akan ada pembicaraan, tergantung perkembangan situasi,” tandasnya.