Ponsel Nokia sudah sangat terkenal pada masanya.
Bahkan pernah mencapai puncak tertinggi di pasaran ponsel. Namun tahukah kamu bahwa sekarang Nokia bangkrut sejak awal 2013?
Kira-kira, apa yang terjadi pada Nokia?
Sejarah Nokia Bangkrut
Nokia bukanlah perusahaan pertama yang menghasilkan ponsel. Namun kejayaannya pada tahun 1990-an tidak bisa dilupakan.
Ben Wood, seorang analis di CCS Insight pernah mengatakan bahwa pada tahun 1990-an, Nokia merupakan sebuah merek besar dalam industri ponsel.
Saking besarnya, tak ada merek ponsel lain yang sebesar dan sepopuler Nokia.
Bahkan menurut Ben Wood, Nokia pada saat itu telah mendominasi pasar ponsel sampai-sampai masyarakat hanya membicarakan tipe ponselnya alih-alih mereknya. Maksudnya, saking populernya merek Nokia, orang-orang tidak lagi bertanya merek ponsel apa melainkan lebih terfokus pada model HP-nya.
Selain itu, menurut data yang ada, sampai tahun 2007, Nokia tidak terkalahkan di pasaran. Bahkan market share-nya mencapai 49,4%. Nilai yang fantastis, bukan?
Hingga pada tahun berikutnya, pasarannya anjlok menjadi 43,7% kemudian 41,4%. Bahkan pada tahun 2013 permintaan pasarnya sangatlah rendah yaitu mencapai 3%. Kira-kira, apa penyebabnya?
Penyebab Nokia Bangkrut
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab Nokia bangkrut antara lain:
1. Nokia Sukses Terlalu Dini
Kesuksesan Nokia dianggap terlalu dini sehingga Nokia kesulitan untuk beradaptasi. Pada tahun 1990-an, Nokia mengalami peningkatan penjualan, bahkan termasuk sangat pesat.
Antara tahun 1997 dan 2000, besar pendapatan Nokia naik hingga 503 persen. Jumlah yang sangat fantastis, bukan?
Namun ini tidak sebanding dengan jumlah karyawan yang ada. Jumlah karyawan Nokia hanya meningkat sebesar 150 persen atau 27.353 karyawan.
Hal ini tentu saja membuat tekanan pada internal perusahaan. Mereka kewalahan dalam melayani permintaan pasar hingga lupa untuk meningkatkan inovasi. Hingga pada akhirnya mulai merosot pada tahun 2007 dan Nokia bangkrut pada tahun 2013.
2. Budaya Kerja Mencekam
Penyebab Nokia bangkrut selanjutnya yaitu budaya kerja yang mencekam. Menurut beberapa pendapat, saat itu pemimpin Nokia cukup tempramental sehingga membuat manajer level menengah ketakutan.
Mereka semua takut melaporkan keadaan sebenarnya karena adanya ancaman pemecatan. Keadaan tersebut yaitu laporan penjualan yang gagal memenuhi target pasar.
Hal ini semakin diperparah dengan fakta bahwa para eksekutif Nokia juga takut mengakui mutu sebenarnya sistem operasi Symbian. Operasi ini adalah operasi yang dijalankan pada perangkat Nokia saat itu.
Mereka sangat takut mengakui jika para investor dan penggunanya meninggalkan Nokia karena itu. Namun mereka pun juga sadar bahwa butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menyamai kualitas iOS buatan Apple.
Pada waktu yang sama, para manajer kelas atas mulai mengintimidasi manajer level menengah dan menuding mereka kurang ambisius untuk mencapai target. Hal ini pun yang membuat manajer kelas menengah mau tidak mau harus berbohong pada atasannya.
Manajer kelas atas Nokia juga disebut kurang kompeten dalam urusan teknis. Sehingga mempengaruhi cara mereka menilai kualitas teknologi dan membuat kualitas Nokia semakin kalah dengan pesaing.
Nah karena hal inilah pada akhirnya Nokia terus mengalami kemerosotan hingga gulung tikar. Peristiwa ini bisa menjadi bukti bahwa budaya kerja yang keras dan menakutkan adalah salah satu penyebab Nokia bangkrut.
3. Muncul iPhone
Kebangkrutan Nokia tidak hanya karena budaya kerjanya, tetapi juga karena kemunculan iPhone yang menjadi pesaingnya. Mengapa demikian?
Kedatangan iPhone pada Januari 2007 menjadi awal mula kebangkrutan Nokia. Steve Jobs mengeluarkan iPhone dan mengubah semuanya.
Nokia yang memiliki sistem operasi Symbian yang terasa sangat jadul benar-benar tidak mampu menyaingi iPhone. Hal semakin diperparah dengan kemunculan beberapa pasukan Android yang memiliki sistem lebih baik.
Wood Gala mengatakan bahwa,
“Orang-orang tidak merasa software penting. Nokia membuat ponsel yang bagus dan mereka melalui dekade inovasi hardware yang luar biasa. Tetapi Apple melihat bahwa yang diperlukan adalah layar dan sisanya tentang software“.
Sehingga iPhone pun menang dan bisa menyaingi Nokia.
Bahkan mantan CEO Nokia, Olli Pekka Kallasvuo mengatakan setuju dengan pernyataan bahwa penyebab bangkrutnya Nokia adalah perusahaan terlalu puas. Sehingga terus-terusan berada di zona nyaman yang tentu saja membuatnya tidak bisa berkembang.
Olli juga mengatakan bahwa dalam lingkungan kerja/perusahaan yang sudah sukses, orang-orang akan cenderung merasa nyaman dan cepat puas. Justru karena hal itulah yang dapat menurunkan kemauan untuk terus berinovasi dan berani mengambil risiko dalam bisnis.
Jadi sangat wajar jika Nokia tidak mengembangkan inovasi baru sehingga tidak mampu bersaing dengan iPhone.
Namun tentunya, CEO Nokia ini meyakini bahwa memilih Windows, iPhone, dan Android bukan hal yang sengaja dikirim Microsoft untuk menghancurkan Nokia. Tapi memang karena kesalahan internal perusahaan, hingga membuatnya bangkrut.
Sudah Tahu Penyebab Nokia Bangkrut?
Nokia bangkrut karena manajemen perusahaannya yang kurang baik. Terlalu puas hingga lupa untuk melakukan inovasi menjadi salah satu penyebab utama kebangkrutannya. Semoga bisa menjadikan pelajaran kedepannya untuk siapapun yang sedang memulai bisnis, ya!