Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia di era Soeharto Profesor Subroto meninggal dunia pada Selasa 20 Desember 2022 pukul 16.25 WIB.
Sebelum Profesor Subroto meninggal, Almarhum tengah menjalankan masa perawatan intensif di RSPI Sulianti Saroso.
Kondisi kesehatan almarhum sempat menurun sebelum akhirnya dinyatakan meninggal pada usia 99 tahun.
Sebagaimana dilansir dari informasi dari Kementerian ESDM, jenazah Profesor Subroto akan disemayamkan di Bimasena.
Beliau berada di Bimasena mulai Selasa, 20 Desember 2022 pukul 21.30 hingga Rabu pagi 21 Desember 2022.
Selanjutnya, jenazah akan dipindahkan ke Gedung Chairul Saleh kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Pemakaman Profesor Subroto akan dilakukan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada pukul 15.30 WIB.
Perjalanan Hidup Sebelum Profesor Subroto Meninggal
Profesor Subroto adalah pria kelahiran Solo pada 19 September 1923. Sempat merampungkan pendidikan akademi Militer di Yogyakarta tahun 1948.
Almarhum juga sempat menempuh pendidikan di sejumlah civitas Indonesia dan Internasional.
Beliau sempat mengecap pendidikan Master of Arts di McGill University, Canada.
Namun, almarhum memperoleh gelar profesor dari Universitas Indonesia pada tahun 1965.
Beliau memperoleh julukan The Wise Minister Subroto from Indonesia.
Ini berkat kebijakannya dalam menanggulangi sejumlah konflik dan perpecahan pendapat di antara anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries).
Sebelum berkiprah gemilang sebagai menteri Pertambangan dan Energi, Profesor Subroto ternyata juga sempat menempati posisi sebagai menteri Menteri Transmigrasi dan Koperasi pada periode 1971-1973.
Posisi tersebut kemudian dilanjutkan kembali pada periode tahun 1973-1978.
Setelah masa jabatan berakhir, almarhum sempat berkiprah di kancah Internasional dan menempati posisi sebagai Sekretaris Jenderal OPEC pada tahun 1988-1994.
Sebelum Profesor Subroto meninggal, beliau sudah banyak menancapkan pemikirannya dalam dunia pertambangan dan energi.
Di antaranya sebagai pendiri dan mantan ketua dari Bimasena (Masyarakat Pertambangan dan Energi).
Saat ini jenazah Almarhum Profesor Subroto masih disemayamkan di Graha Bimasena, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Terlihat sejumlah tokoh negara dan keluarga besar dari Profesor Subroto juga hadir di lokasi.
Terpantau deretan karangan bunga duka cita atas peristiwa Profesor Subroto meninggal di depan pintu masuk Graha Bimasena.
Beberapa karangan bunga terlihat berasal dari tokoh Nasional, toko dari industri pertambahan dan energi, juga dari sejumlah pejabat.