Tren senam perut yang belakangan ini viral di berbagai media sosial, disebut-sebut sangat ampuh menurunkan berat badan.
Salah satu akun influencer yang diikuti lebih dari 1 juta pengguna di dunia, juga turut membagikan viode tren senam perut tersebut.
Senam perut viral ini mendapatkan perhatian pengguna medsos lantaran gerakannya yang berfokus pada pergerakan dan hentakan pada perut.
Tampak dari video yang beredar, seorang wanita yang memiliki bobot 130 kg, berhasil turun hingga 65 kg. keberhasilan itu ia dapatkan dari mengikuti senam tersebut.
Tren Senam Perut Viral di Medsos Tuai Pro dan Kontra
Meski viral, nyatanya tren senam tersebut menuai pro dan kontra di kalangan warganet.
Sebagian menganggapnya memiliki manfaat untuk menurunkan berat badan. Namun, sebagian lainnya mengkritik lantaran dianggap tidak sehat.
Seorang dokter spesialis kesehatan olahraga, dr Andhika Raspati, SpKO, turut urut pendapat.
Dokter yang kesehariannya bekerja di RS Columbia Asia dan Klinik Welspro ini memaparkan kemungkinan adanya risiko cedera.
“Di situ kan banyak hentakan, banyak gerakan di daerah pinggul yang menghentak-hentak, ini mungkin kurang cocok untuk orang yang punya masalah di daerah pinggang atau pinggul, misalnya ada gangguan tulang belakang atau saraf pinggang, itu mungkin bisa menjadi masalah,” melansir detikcom pada Kamis, 9 Maret 2023.
Menurutnya meskipun sebelum melakukan tren senam perut tidak pernah alami keluhan apa pun, tapi cedera tetap saja bisa terjadi.
“Kalau memang mau nyobain, ya hentakannya pelan-pelan dulu. Kita lihat apakah ada masalah yang muncul. Kalau memang nggak ada, boleh dibikin menghentak seperti di video tapi bertahap lah gitu,” lanjutnya.
Masih menurut dr Andhika, olahraga apa pun dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, tetap harus memperhatikan keseimbangan kalori yang masuk.
Melakukan olahraga pun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing orang.
“Untuk olahraga itu kan konsep besarnya kita memulai dengan cara yang simple, yang less impact, tidak terlalu banyak hentakan, yang tidak terlalu banyak force, sehingga risiko keluhan-keluhan yang mungkin muncul terutama di olahraga akan berkurang,” pungkas dr Andhika.
Ia menyarankan mencoba olahraga sederhana untuk menurukan risiko cedera bagi para pemula.
“Kalau untuk pemula, bisa ambil yang simple dan gak banyak hentakan, misalnya jalan pagi, jalan cepat, bersepeda santai.”
Ia juga menambahkan ada beragam jenis senam aerobik. Lebih baik memilih yang low impact aerobic exercise yang memiliki banyak manfaat.