Negara-negara dengan teknologi canggih saat ini tengah giat berlomba menciptakan fusi nuklir sebagai alternatif energi bersih.
Dari Matahari buatan hingga sumber energi tanpa batas.
Salah satu pendekatan yang telah dikembangkan oleh manusia untuk mencapai fusi nuklir adalah melalui penggunaan tokamak.
Tokamak adalah sebuah struktur berbentuk donat dengan cincin magnet raksasa yang bertujuan menahan plasma super panas dan mengarahkan partikel bermuatan sehingga dapat menyatu pada suhu yang sangat tinggi.
Negara dengan Matahari Buatan
Beberapa negara terkemuka dalam pengembangan teknologi matahari buatan ini antara lain China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan India.
China telah mencatatkan prestasi gemilang dengan Experimental Advance Superconducting Tokamak (EAST).
Teknologi ini berhasil memecahkan rekor suhu plasma pada Mei 2021.
Suhu plasma mencapai 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dan bahkan 160 juta Celcius selama 20 detik.
Proyek ini merupakan bagian dari fasilitas Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).
Proyek besar global yang melibatkan China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan AS.
Jepang juga turut ambil bagian dalam pengembangan fusi nuklir dengan meresmikan Tokamak JT-60SA.
Ini merupakan reaktor fusi nuklir eksperimental terbesar yang beroperasi di dunia.
Proyek ini adalah hasil kerjasama antara Uni Eropa dan Jepang.
Menjadi prakarsa dari proyek Matahari buatan yang lebih besar di Prancis, yaitu ITER.
Korea Selatan mencatatkan rekor sebelumnya dengan Matahari buatan buatannya yang mampu menyala selama 20 detik dengan suhu mencapai 100 juta derajat Celcius.
Proyek ini bekerja sama dengan Seoul National University (SNU) dan Columbia University Amerika Serikat melalui KSTAR Research Center di Korea Institute of Fusion Energy (KFE).
Amerika Serikat juga aktif dalam penelitian ini, dengan peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts dan perusahaan swasta.
Mereka berhasil mengembangkan magnet superkonduktor bersuhu tinggi.
Mengklaim bahwa teknologinya dapat melewati kemampuan ITER dalam menciptakan Matahari buatan di Bumi.
Prancis dengan proyek Iter yang mereka kerjakan, menjadi pusat perhatian karena menelan anggaran mencapai Rp342 triliun.
Proyek Iter bertujuan mereplikasi reaksi Matahari untuk menunjukkan daya fusi yang dapat dihasilkan pada skala komersial.
Iter dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2035.
Inggris mencapai pencapaian dengan Mega Amp Spherical Tokamak (MAST)-Upgrade yang berhasil mencapai plasma pertama setelah tujuh tahun pembangunan.
Proyek ini menjadi cikal bakal prototipe Inggris Spherical Tokamak for Energy Production (STEP) yang diharapkan selesai pada tahun 2040.
India juga menjadi kuda hitam dalam pengembangan teknologi fusi nuklir, dengan peran utama di ITER dan kontribusinya dalam memproduksi komponen penting proyek tersebut.
India telah membuat kemajuan signifikan sejak membangun tokamak pertamanya pada 1980-an.
Mengoperasikan Steady State Superconducting Tokamak (SST) yang mengatasi keterbatasan tokamak konvensional dalam memanaskan plasma secara konsisten.