Kasus bullying di PPDS telah banyak meresahkan banyak orang sejak lama.
Saat ini, para korban akhirnya mulai berani mengungkapkan pengalaman tidak pantas yang mereka alami selama menjalani pendidikan di bidang medis.
Salah satunya adalah kasus bullying di PPDS yang melibatkan seorang pria dengan inisial G.
Ia menceritakan bahwa istrinya menjadi korban bullying oleh para senior saat mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Akibatnya, sang istri kini mengalami depresi dan ingin mengundurkan diri karena tidak mampu menahan perilaku bullying yang diterimanya.
Kasus Bullying di PPDS Perlu Mendapat Perhatian Serius
G menceritakan bahwa kasus bullying di PPDS yang dialami istriya telah terjadi sejak awal ia diterima di PPDS.
Ia mengatakan bahwa istri dan sepuluh rekannya dihadapkan pada situasi di mana mereka dikumpulkan oleh para senior di suatu tempat dan diberikan aturan-aturan yang harus mereka patuhi sebagai mahasiswa residen.
Meskipun demikian, G juga menyebutkan bahwa ada beberapa mahasiswa yang terlepas dari perlakuan bullying oleh para senior.
Menurutnya, hal ini terjadi karena mereka berasal dari keluarga dengan ‘darah biru’, yaitu memiliki orang tua yang bekerja sebagai profesor atau dokter.
“Ironisnya, ini tidak berlaku jika Anda memiliki hak istimewa, misalnya menjadi anak profesor atau anak dosen di universitas tersebut. Istri saya pernah menceritakan bahwa ia melihat adanya perlakuan yang berbeda terhadap mahasiswa yang merupakan anak dari tenaga pengajar atau orang berpengaruh di universitas tersebut,” ungkap G.
Selain aturan-aturan yang tidak masuk akal, istri G juga dipaksa untuk memenuhi permintaan para senior, seperti membelikan barang dan sebagainya.
Akibatnya, kasus bullying di PPDS, selain merasakan dampak fisik dan mental, istri G juga mengalami kerugian materi.
“Kerugian materi sudah sangat banyak. Istri saya sering bercerita bahwa ia dan teman-temannya harus memenuhi permintaan senior. Bayangkan, mereka tidak boleh menolak. Mereka harus mencari barang yang diminta oleh senior dengan cara apa pun,” jelas G.
“Jika tidak, mereka akan dicemooh oleh senior, diberi tugas tambahan, dan sebagainya. Bahkan, mereka pernah mengadakan pertemuan hingga larut malam hanya untuk mendengarkan omelan dari para senior,” tambahnya.
Kasus bullying di kalangan tenaga kesehatan perlu menjadi perhatian serius dan segera ditindaklanjuti.
Diperlukan langkah-langkah yang konkret dan efektif untuk mencegah dan memberantas perilaku bullying yang merugikan para mahasiswa residen tersebut.