Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam dan dapat diurai dengan mudah. Ada beragam cara mengolah sampah organik agar lebih bermanfaat.
Salah satu cara mengolah sampah organik yang populer adalah menjadikannya kompos. Namun itu bukan satu-satunya cara.
Nyatanya, sampah organik dapat diolah menjadi berbagai bahan berguna. Mulai dari pupuk hingga sabun.
Pengolahan yang benar juga termasuk cara membuang sampah agar baunya tidak menyebar dan mengganggu sekitar.
Berikut ini adalah cara mengolah sampah organik secara lengkap, agar rumah lebih rapi dan bersih. Sekaligus mendaur ulang sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat.
Jenis Sampah Organik
Sebelum sampai pada pembahasan tentang cara mengolah sampah organik, mari mengenal dua jenis sampah rumah tangga ini.
Sampah Organik Basah
Sampah organik basah adalah sampah yang mengandung banyak air dan umumnya mengeluarkan bau tak sedap setelah dua puluh empat jam.
Contohnya adalah sisa makanan atau minuman, ampas olahan buah dan sayur, dll. manajemen pembuangan dan pengelolaan sampah ini lebih rumit daripada sampah organik kering.
Sampah Organik Kering
Sampah organik kering adalah sampah yang berasal dari alam, tetapi tidak mengandung banyak air. Sampah ini juga relatif mengeluarkan lebih sedikit bau.
Contohnya adalah daun-daun dan ranting kering, kertas dan daun pembungkus makanan, dll.
Mengelola sampah ini lebih mudah. Namun sampah organik kering terurai lebih lama dibandingkan sampah basah.
Manajemen Sampah Organik Agar Bebas Bau dan Lebih Bermanfaat
Hal yang paling mengganggu dari sampah organik adalah baunya yang menyengat. Terutama jika tidak langsung dibuang dengan benar.
Berikut adalah cara membuang sampah organik agar tidak bau, terutama sampah basah.
Mengatur Tempat Pembuangan Sampah
Sebelumnya, tentukan dulu dimana Anda ingin membuang sampah organik. Jika hunian memiliki halaman yang cukup, tentu bisa dimanfaatkan sebagai lubang pembuangan.
Namun hunian di komplek umumnya memiliki lahan terbatas. Maka buanglah sampah organik di tempat sampah yang telah dialasi.
Letakkan di tong sampah luar agar tidak mencemari udara di dalam rumah.
Memilah Jenis Sampah
Penting sekali memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah organik dan non organik, serta sampah organik basah dan kering.
Mencampurkan semua jenis sampah akan membuat pengelolaan lebih sulit.
Menyiapkan Tempat Pembuangan Sampah Organik
Tempat pembuangan sampah organik sebaiknya berada di luar rumah. Namun jika tidak memungkinkan, lakukan hal berikut agar rumah lebih bersih.
Tong Dengan Alas Kardus Atau Kertas
Jika ingin membuang sampah organik di keranjang sampah dalam rumah, lapisi dulu dengan karton, kardus, atau kertas koran bekas.
Bahan kertas dapat menyerap air dengan baik sehingga tidak menetes keluar dan menimbulkan bau.
Kertas juga bahan organik sehingga Anda tidak perlu memilah ulang saat akan mengelola sampah.
Lubang Biopori
Lubang biopori adalah lubang kecil dan dalam yang dapat digali menggunakan alat khusus.
Lubang ini tidak memerlukan wilayah yang luas sehingga cocok untuk hunian dengan halaman terbatas.
Biopori juga dapat digunakan sebagai lubang penampung banjir saat musim penghujan. Karenanya cocok digunakan di kota besar.
Sampah organik yang dimasukkan ke lubang ini juga akan terurai dan menjadi humus yang menyuburkan tanah.
Lubang Sampah
Lubang sampah umumnya dipakai di rumah yang memiliki pekarangan luas. Umumnya daerah pinggir kota atau pedesaan.
Lubang sampah dibuat secara manual dengan ukuran beragam sesuai lahan yang tersedia. Fungsinya lebih kurang sama seperti biopori.
Cara Mengolah Sampah Organik dengan Daur Ulang
Selain membuangnya dan membiarkan sampah terurai oleh tanah, sampah organik juga dapat dikelola menjadi bahan berguna.
Selain dijadikan pupuk, sampah juga dapat diubah menjadi sabun, cairan pembersih, hingga kerajinan tangan.
Berikut adalah beberapa cara mengolah sampah organik agar lebih bermanfaat.
Membuat Kompos
Kompos sangat mudah dibuat, dan bisa menggunakan sampah organik basah serta kering sekaligus. Berikut adalah caranya.
Siapkan bahan
Siapkan sampah organik basah (sisa makanan, kulit buah dan sayur,dll) serta sampah organik kering (daun dan ranting kering).
Juga siapkan kompos jadi atau campuran tanah, serbuk kayu dan pupuk kandang sebagai media urai.
Agar pengomposan lebih cepat, siapkan juga larutan aktivator atau starter kompos (EM4). Larutan ini dapat dibeli di toko tanaman.
Anda juga dapat membuat sendiri EM4 dengan mencampurkan nasi basi dengan larutan gula dan difermentasi selama dua minggu.
Cacah sampah
Agar proses pengomposan lebih mudah, cacah kecil sampah organik basah dan kering hingga berukuran 1-2 cm.
Tahap pencampuran dan pengomposan
Campurkan sampah organik basah dan kering dengan kompos jadi dan tambahkan larutan EM4 ke dalam campuran.
Aduk rata hingga semua tercampur dan sampah terasa lembab. Lalu masukkan ke dalam wadah pengomposan.
Wadah dapat berupa tong atau ember bekas, lalu tutup rapat. Seminggu sekali buka tutup dan aduk sampah. Saat pengomposan, sampah akan terasa lebih hangat karena mikroorganisme sedang bekerja.
Proses ini memakan waktu 7-8 minggu dan kompos dapat digunakan setelahnya. Jangan lupa untuk mengayak kompos jadi agar terpisah dari sisa sampah.
Kompos yang bagus berwarna hitam kecokelatan, halus, dan berbau tanah.
Membuat Eco Enzyme
Eco enzyme juga dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Selain itu juga dapat dipakai sebagai bahan pembersih alami kamar mandi, kompor, dan meja dapur.
Cara membuatnya cukup mudah. Siapkan dulu bahan-bahannya:
- 500 gram sampah organik berupa kulit buah atau sisa sayur mentah. Kalau bisa, jangan mencampurkan sisa buah dengan sayur karena akan mempengaruhi aroma eco enzyme nantinya.
- 1 sendok gula pasir
- 1 liter air
- Botol bekas atau jerigen sebagai wadah.
Sedangkan cara membuatnya adalah:
- Campurkan dulu gula dan air lalu aduk hingga gula larut. Lalu tuang ke dalam wadah.
- Setelah itu masukkan sampah organik yang telah dipotong-potong kecil dan tutup wadah rapat-rapat.
- Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya matahari. Seminggu sekali longgarkan tutup untuk membuang udara di dalamnya.
- Eco enzyme dapat digunakan setelah fermentasi selama 4-6 minggu.
Membuat Sabun Jelantah
Minyak untuk menggoreng sebaiknya tidak digunakan lagi setelah tiga kali dipakai. Namun jika dibuang, tentu sayang bukan?
Cobalah membuat sabun dari minyak jelantah yang dapat digunakan untuk membersihkan peralatan rumah tangga. Begini cara membuatnya.
Bahan dan alat:
- 500 gr minyak jelantah yang telah direndam dengan arang dan daun pandan selama 24 jam dan disaring
- 180 ml air aquades
- 64 gram soda api
- 2 buah panci atau wadah tahan panas
- Sepasang sarung tangan karet
- Masker
- Spatula untuk mengaduk
- Cetakan silikon
- Mixer
- Pewangi
Cara membuat:
- Campurkan soda api ke dalam air dan aduk perlahan hingga panas. Pastikan Anda telah menggunakan sarung tangan dan masker sebelumnya.
- Diamkan campuran hingga suam-suam kuku atau sekitar 35 derajat Celcius, lalu tuangkan ke dalam wadah tahan panas berisi minyak jelantah.
- Kocok campuran tersebut dengan mixer hingga mengental seperti pasta.
- Masukkan pewangi secukupnya dan aduk kembali hingga rata.
- Masukkan ke dalam cetakan dan diamkan selama 24 jam. Dalam jangka waktu tersebut adonan akan mengeras.
- Keluarkan dari cetakan dan diamkan di udara terbuka selama 3-4 minggu.
- Sabun siap digunakan.
Demikian cara mengolah sampah organik. Dari cara membuangnya agar tidak membuat rumah bau, hingga memanfaatkannya untuk membuat bahan berguna.
Jika dilakukan secara cermat, cara mengolah sampah organik ini akan membantu melestarikan lingkungan. Selamat mencoba.