Gaya hidup konsumtif tidak bisa lepas dari gaya hidup modern yang ditandai dengan serba praktis dan mobile.
Sebab hal tersebut didukung oleh teknologi canggih yang berkembang pesat. Di sisi lain, gaya hidup konsumtif akan memberimu kenikmatan secara fisik maupun psikologis.
Namun, tanpa kamu sadari, gaya hidup ini justru memiliki dampak kurang baik untuk kesehatan finansial. Sebab, konsumtif sering diasumsikan sebagai pemborosan.
Ketika memiliki daya beli, perilaku konsumtif memang sangat mengasyikkan karena dapat membeli segala sesuatu tak hanya sekedar kebutuhan.
Arti Konsumtif dan Contohnya
KBBI mengartikan konsumtif sebagai kata sifat yang berarti sesuatu yang bersifat konsumsi. Terlebih lagi hanya memakai barang dan tidak menghasilkan sendiri.
Sementara itu, arti gaya hidup konsumtif dan contohnya diartikan sebagai tindakan menggunakan sebuah produk secara tidak tuntas.
Contohnya, produk yang digunakan belum habis, namun seseorang telah menggunakan produk lain dengan fungsi yang sama.
Beberapa produk yang masuk dalam konsumerisme, seperti tas, pakaian, sepatu dan aksesoris lainnya. Beberapa contoh gaya hidup konsumtif yang sering kamu temui, antara lain:
- Saat melihat iklan HP baru di TV, kamu tertarik membelinya. Padahal HP lama masih bagus dan memiliki fitur up to date.
- Kamu memesan banyak makanan di restoran. Alhasil, kamu tidak menghabiskan makanan dan restoran tidak memperbolehkan konsumen membawa makanan sisa.
- Saat ada diskon besar-besaran, kamu membeli tas, baju hingga jam tangan. Padahal semua barang itu sudah kamu miliki.
- Saat teman membeli mobil baru, kamu pun juga ikut membeli karena tidak ingin tersaingi. Padahal kamu tidak terlalu membutuhkannya.
- Untuk meningkatkan status sosial, banyak orang kepincut membeli barang-barang branded.
Dampak Perilaku Konsumtif
Jika dibiarkan, perilaku konsumtif dapat menyebabkan gangguan karena kamu akan merasa kurang jika tidak berbelanja.
Ketika kamu sadar berbelanja bukan karena butuh, melainkan karena gatal belanja, maka patut diwaspadai. Hal tersebut akan membuat kondisi finansial memburuk.
Ketika gaya hidup konsumtif terjadi di kalangan konglomerat, maka tidak akan terlalu berdampak besar. Lain halnya jika kamu memiliki kondisi keuangan yang pas-pasan.
Kamu tidak akan memiliki tabungan yang cukup karena gaji selalu ludes dan tidak bersisa.
Meskipun gaji yang kamu miliki mengalami peningkatan secara stabil. namun masih merasa kurang. Lebih buruk lagi jika kamu berutang untuk perilaku konsumerisme.
Gaya Hidup Konsumtif yang Patut Diwaspadai Generasi Milenial
Terkadang kamu tidak sadar telah menjalani perilaku konsumerisme. Sebagai generasi milenial, berikut ini beberapa perilaku yang wajib dihindari:
Jarang menabung
Menabung sangat penting dilakukan untuk berbagai keperluan, mulai dari membeli barang penting hingga persiapan hari tua.
Salah satu perilaku yang mencerminkan gaya hidup konsumtif yaitu jarang bisa menabung. Jika kamu tidak bisa menahan perilaku konsumtif, maka siap-siap mengalami kesulitan keuangan.
Meskipun masih mudah, kamu harus bisa konsisten menabung. Sisihkan 10 hingga 20 persen pendapatan setiap bulan untuk ditabung.
Tidak bisa mengelola utang
Ketika kamu dihadapkan pada lingkungan yang memiliki uang berlebih, seringkali terpengaruh gaya hidupnya. Tidak masalah ketika kamu berada di kondisi yang sama dengan lingkunganmu.
Jika tidak bisa menahan, kamu bisa terjebak gaya hidup konsumtif yang akan merugikan. Misalnya, mulai memiliki barang mewah dengan berutang.
Sebaiknya kamu mulai mengerem keinginan untuk terus menambah utang karena dapat mengganggu cash flow.
Kebiasaan konsumtif
Generasi milenial dikenal akrab dengan teknologi. Sehingga, teknologi canggih jadi hal yang harus dimiliki.
Kamu harus bisa menahan diri untuk tidak gonta-ganti gadget, terutama ketika ada model baru.
Selain boros, kamu harus perlu mempertimbangkan bahwa harga barang elektronik cepat sekali turun. Diperlukan sikap bijak untuk membeli barang.
Jika belum menjadi kebutuhan utama sebaiknya kamu pertimbangkan lagi untuk membelinya.
Tidak dapat mengontrol kartu kredit
Tanda gaya hidup konsumtif selanjutnya yaitu menggunakan kartu kredit seenaknya. Padahal jika tidak bisa mengelola dengan baik, risiko terlilit utang jadi lebih besar.
Pada dasarnya, kartu kredit hadir dapat bermanfaat untuk meringankan beban pengeluaran, hanya jika kamu dapat menggunakannya secara bijaksana.
Kamu dapat memanfaatkan promo dan fasilitas cicilan 0 persen serta mengontrol membeli barang-barang non kebutuhan.
JIka berhasil mengendalikannya, kondisi keuangan akan tetap sehat.
Terlalu sering nongkrong
Sudah bukan lagi jadi rahasia umum jika generasi milenial memiliki hobi nongkrong bahkan terkadang hingga lupa waktu.
Tidak ada salahnya nongkrong bersama teman karena dapat memperluas jaringan dan hubungan pertemanan. Namun, jika kamu melakukannya secara berlebihan, maka akan terjebak gaya hidup konsumtif.
Melewatkan kesempatan berinvestasi
Investasi pada dasarnya bukan hanya untuk mereka yang sudah mapan. Kamu bahkan dapat memulai berinvestasi saat berusia muda.
Hasil investasi dapat kamu nikmati ketika sudah berkeluarga nanti. Terlebih lagi saat ini investasi dapat dilakukan dengan mudah melalui gadget canggih.
Namun, perlu kamu ingat untuk berhati-hati saat memilih instrumen investasi. Ketahui apa saja risiko dari instrumen investasi uang kamu pilih.
Cara Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif
Berikut ini beberapa tips cara mengatasi gaya hidup konsumtif, antara lain:
Menghabiskan uang sedikit untuk belanja
Kebutuhan pokok adalah pengeluaran yang seringkali tidak kamu rencanakan dengan baik. Ada baiknya kamu meluangkan waktu untuk membuat menu mingguan.
Kemudian, catat bahan-bahan yang perlu kamu beli. Berbelanjalah sesuai dengan catatan saja, sehingga dapat menghindari gaya hidup konsumtif.
Mencatat semua keperluan belanja juga akan memudahkan memperhitungkan semua makanan yang akan dikonsumsi selama setiap sarapan dan makan malam.
Selain itu, memiliki catatan menu akan membantu memastikan hanya membeli barang-barang kebutuhan. Sekaligus dapat menghindari pembelian impulsif.
Mengurangi pengeluaran bulanan
Untuk melihat di mana kamu menghabiskan uang setiap bulan. Hal ini sekaligus memastikan kamu tidak membuang-buang uang untuk memenuhi gaya hidup konsumtif.
Cermati beberapa layanan dan langganan yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Cara ini dipercaya lebih efektif untuk menghemat pengeluaran.
Menghindari pembelian impulsif
Sebenarnya, mudah untuk melihat apa yang jadi keinginan. Hanya keluarkan kartu kredit lalu membelinya.
Pembelian impulsif seperti ini akan bertambah sebelum kamu menyadarinya. Ketika sadar, kamu sudah mengeluarkan banyak uang.
Salah satu solusi yang dapat kamu lakukan yaitu membawa uang tunai. Penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang membayar tunai akan merasakan “tidak enak ketika membayar”.
Oleh karena itu, tentukan berapa banyak uang yang kamu belanjakan selama jangka waktu tertentu. Tarik jumlah tersebut, sehingga kamu hanya menggunakan uang tunai saja.
Ketika kamu kehabisan uang tunai, sebaiknya memastikan tidak melakukan pembelian hingga waktu yang yang telah dianggarkan habis.
Menghemat pengeluaran untuk hiburan
Menghabiskan uang lebih sedikit untuk hiburan bukan berarti kamu harus mengorbankan kesenangan. Carilah aktivitas gratis, seperti jalan ke taman, bersepeda atau ke festival gratis.
Jika pergi ke bioskop, kamu akan menghabiskan uang untuk membeli tiket dan makanan ringan.
Sebaiknya memilih ke perpustakaan atau ke toko buku bekas yang lebih menghemat anggaran.
Gaya hidup konsumtif memiliki dampak buruk pada keuangan jika tidak segera dikendalikan, terutama untuk kaum milenial.