Resesi terjadi ketika ekonomi tumbuh negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Oleh karena itu, harus mulai memikirkan jenis investasi yang cocok menghadapi resesi.
Memasuki akhir tahun sudah terjadi inflasi dan gelombang PHK di Indonesia. Sehingga, semua orang perlu mengamankan kondisi finansial dengan investasi yang cocok menghadapi resesi.
Investasi menjadi solusi untuk menyimpan uang agar bisa bertambah nilainya di beberapa waktu kemudian.
Apa Itu Resesi?
Menurut OJK, resesi merupakan keadaan ekonomi suatu negara yang sedang memburuk. Bisa dilihat dari PDB yang negatif, pengangguran meningkat serta pertumbuhan ekonomi bernilai negatif.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ancaman krisis bisa berdampak kepada semua negara. Ada tiga keadaan yang menyebabkan resesi terjadi.
Pertama, terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina mempengaruhi perekonomian dunia. Kedua, kenaikan harga komoditas yang memainkan peranan besar secara global.
Ketiga, terjadinya inflasi secara global. Ancaman tersebut dapat meningkatkan risiko utang pada low, middle income dan berpenghasilan tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan pada pembukaan FMCBG G20 pada Juli 2022 lalu. Menyikapi keadaan tersebut, banyak orang yang bingung memilih investasi yang aman.
Beberapa pertanyaan muncul, apakah investasi emas saat resesi masih aman? Selain itu, perlu adanya strategi investasi saat resesi agar tetap mendapatkan keuntungan.
Apakah Investasi Saat Resesi Bisa Dijalankan?
Selama resesi, nilai saham sering mengalami penurunan. Secara teori, resesi akan menjadi berita buruk untuk portofolio perekonomian.
Terlebih lagi, nilai saham yang lebih rendah akan menawarkan peluang untuk investasi dengan harga murah.
Investasi selama resesi bisa menjadikan solusi, akan tetapi ada beberapa catatan yang harus Anda perhatikan, antara lain:
Memiliki tabungan darurat
Anda harus memiliki persediaan uang yang cukup di bank sebagai investasi yang cocok menghadapi resesi.
Hal tersebut bertujuan untuk menutupi biaya hidup selama 3 atau 6 bulan ke depan. Jika Anda memiliki uang lebih, maka bisa bebas menginvestasikannya.
Namun, jika dana yang dimiliki sangat terbatas, maka pastikan membangun dana darurat terlebih dahulu.
Tidak mengubah portofolio
Sebaiknya tidak berencana untuk mengutak-atik portofolio setidaknya selama 7 tahun. Cara terbaik untuk menghindari kerugian pada saat resesi adalah mengambil pendekatan investasi jangka panjang.
Memeriksa portofolio
Ketika ekonomi mulai memburuk akan memperburuk keadaan karena pergerakan pasar saham. Anda lebih cenderung masuk ke akun pialang setiap hari untuk menilai kinerja portofolio.
5 Jenis Investasi yang Cocok Menghadapi Resesi
Lantas, apa saja jenis investasi untuk resesi 2023? Berikut ini beberapa investasi yang cukup aman saat resesi terjadi, antara lain:
Tabungan emas
Emas dikenal sebagai produk investasi yang paling aman, bahkan pada krisis moneter sekalipun. Nilai jual emas dari tahun ke tahun bahkan mampu menunjukkan tren positif.
Harga emas yang mengalami kenaikan diakibatkan karena investor lebih suka memiliki emas daripada uang kertas.
Bahkan, saat nilai tukar dollar turun, justru nilai emas mengalami kenaikan. Menariknya lagi, investasi yang cocok menghadapi resesi melalui tabungan emas bisa dicetak menjadi emas.
Jenis investasi ini dianggap paling tepat karena Anda hanya dikenai tambahan yang dipotong dari tabungan saat mencetak tabungan emas.
Reksa dana
Pilihan investasi yang aman selanjutnya yaitu reksa dana. Jika dibandingkan dengan saham, reksa dana dipandang lebih minim risiko.
Reksa dana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat yang dikelola untuk badan hukum atau disebut juga manajer investasi.
Kemudian, dana tersebut akan diinvestasikan dalam surat berharga mulai dari saham, obligasi dan pasar uang.
Keuntungan yang akan Anda dapatkan saat memilih investasi reksadana adalah uang dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman.
Selain itu, nilai investasinya juga sangat terjangkau, mulai dari Rp100.000 dan risikonya sangat kecil.
Investasi properti
Jenis investasi yang cocok menghadapi resesi selanjutnya adalah investasi properti. Harga tanah dan bangunan setiap tahun pasti mengalami peningkatan yang signifikan.
Berbeda halnya dengan kendaraan atau barang mewah lain yang mengalami penyusutan nilai. Oleh karena itu, memiliki properti merupakan aset investasi untuk jangka panjang yang menguntungkan.
Tanah atau bangunan yang Anda miliki bisa disewakan atau dikelola oleh pihak lain. Pilihan lainnya adalah dengan menjual aset tersebut ketika harganya naik.
Dengan demikian, Anda akan mendapatkan keuntungan berkali lipat dari harga awal.
Obligasi
Walaupun nilai obligasi akan turun seiring meningkatnya suku bunga, namun ada jenis obligasi lain untuk investasi yang cocok menghadapi resesi.
Salah satu aplikasi yang bisa Anda pilih adalah jenis obligasi kupon. Keuntungan yang akan Anda dapatkan bersifat tetap sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya.
Memilih jenis aplikasi ini, maka Anda mendapatkan keuntungan yang diperoleh karena tidak bergantung pada keadaan ekonomi atau performa perusahaan.
Melainkan perusahaan sudah mengatur besaran imbal hasil yang akan diberikan setiap bulannya secara konstan.
SBSN
Jenis investasi yang cocok menghadapi resesi selanjutnya adalah SBSN. SBSN berguna untuk membantu pemerintah memenuhi kebutuhan belanjanya.
Setiap membeli produk investasi SBSN, maka Anda akan mendapatkan informasi suku bunga dan tenor yang ditetapkan sebelumnya.
Walaupun konsepnya mirip dengan obligasi, namun SBN termasuk surat berharga dalam aset. Sedangkan obligasi termasuk dalam kelompok surat pengakuan utang.
Strategi Investasi yang Cocok Menghadapi Resesi
Setelah menentukan investasi yang tepat, Anda juga harus menerapkan strategi investasi yang cocok menghadapi resesi, antara lain:
Menyiapkan uang tunai
Selama terjadinya Resesi sebaiknya Anda mempersiapkan uang tunai hal tersebut. Michelle Griffith menyampaikan saat perusahaan mengurangi pekerjaan, maka sebaiknya menambah cadangan uang tunai.
Ia menambahkan bahwa saat ekonomi turun uang tunai menjadi raja. Saat menjual investasi untuk mendapatkan uang tunai, maka pikirkan strategi untuk beralih investasi.
Anda bisa memilih investasi yang lebih tahan terhadap resesi. Oleh karena itu penting menyimpan bagian tertentu dari portofolio dalam bentuk uang.
Saham defensif
Strategi investasi yang cocok menghadapi resesi yaitu saham bebas. Saham bebas konsumen cenderung melihat kenaikan kuat ketika ekonomi sedang bertumbuh.
Misalnya, saham utilitas dan stok kebutuhan pokok konsumen terisolasi dari pasang surut tersebut. Selama resesi terjadi saham defensif akan membantu melindungi portofolio yang Anda bangun.
Penjualan kebutuhan pokok konsumen mulai dari makanan, minuman, dan produk rumah tangga cukup tahan terhadap resesi.
Sebab, tidak peduli seberapa buruk keadaan ekonomi orang masih membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut. Permintaan utilitas juga bertahan selama resesi yang membantu mengungguli sektor saham lainnya.
Obligasi dan aset yang tidak berkorelasi
Strategi selanjutnya obligasi cenderung berjalan dengan baik selama terjadinya resesi. Namun, perlu diwaspadai ketika adanya peningkatan default.
Anda harus tetap berpegang pada obligasi di tingkat investasi. Kelas aset yang tidak berkorelasi seperti royalti, sekuritas asuransi, dan kredit karbon.
Pilihan pada aset tidak berkorelasi dapat Anda lakukan ketika kelas aset tradisional menunjukkan kelemahan.
Memilih investasi yang cocok menghadapi resesi tetap harus mempertimbangkan beberapa hal. Selain itu, Anda juga harus memikirkan strategi yang tepat selama berinvestasi di masa resesi.