Apa saja sih gejala HIV? Pertanyaan ini mungkin sering di benak banyak orang, sebagai imbas dari makin banyak orang khawatir dengan ancaman virus tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, ada 519.158 kasus HIV di Indonesia hingga Juni 2022.
Wajar jika kiranya banyak orang panik dengan ancaman virus ini.
Sebelum membahas tahapan gejala HIV, penting untuk memahami pengertian HIV dan apakah berbeda dari AIDS.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang merusak imunitas alias sistem kekebalan tubuh. Akibatnya adalah tubuh makin mudah terserang penyakit dan infeksi.
Virus ini menyerang sel darah putih yakni CD4 dan sel T yang merupakan bagian dari sistem kekebalan.
AIDS adalah singkatan Acquired Immune Deficiency Syndrome; tahap infeksi akhir terjangkit HIV.
Tubuh orang yang mengalami AIDS sudah tidak berdaya jika terserang penyakit atau infeksi.
Jadi, apakah HIV dan AIDS itu sama?
Yang membedakan dari kedua hal ini adalah tahapan terinfeksi virus tersebut. Justru yang mesti dipahami adalah perbedaan gejala HIV pada pria dan wanita.
Perbedaan Gejala HIV pada Pria dan Wanita
Secara umum, HIV sama-sama berpotensi mematikan bagi pria dan wanita. Lalu, apa yang membuat gejalanya berbeda?
Hal pertama yang harus dipahami ialah penyebab HIV masuk ke tubuh manusia. Bisa karena hubungan seks bebas, jarum suntik, hingga penularan ibu hamil ke janinnya.
Penularan HIV populer adalah melalui hubungan seks bebas, khususnya kaum penyuka sesama jenis (terutama pria). Resikonya sangat tinggi untuk terinfeksi HIV.
Perlu diketahui bahwa anus merupakan bagian badan yang menjadi sarang kuman. Sehingga cara hubungan seks secara anal (lewat anus) punya risiko tinggi ketularan HIV.
Di samping itu, oral seks atau hubungan lewat mulut juga sangat rentan karena bagian tubuh ini menyimpan jamur di rongga mulut (oral candidiasis).
Bagi kaum hawa, gejalanya pun bisa terjadi dengan adanya gangguan siklus datang bulan, infeksi di radang panggul, atau potensi terkena kanker serviks.
Mengenali Gejala HIV pada Pria dan Wanita
Dari penjelasan di atas bisa dipahami bahwa perbedaan gejala HIV antara pria dan wanita lebih pada faktor penyebab yang rentan ke sejumlah gangguan yang khas.
Ada sejumlah tanda awal gejala HIV yang patut diwaspadai, khususnya dalam rentang waktu 3 hingga 6 pekan atau setidaknya 3 bulan setelah virus masuk.
Banyak juga yang bilang bahwa tanda-tanda awal ketularan HIV mirip dengan flu. Apa benar demikian?
Berikut ini gejala HIV paling awal yang biasanya dijumpai:
Demam
Demam adalah proses alami dari tubuh yang sedang melawan infeksi. Suhunya kira-kira mencapai 38 derajat celcius dan berlangsung selama 1 hingga 2 pekan.
Badan Lemas
Akibat demam berhari-hari karena sistem kekebalan terus mencoba melawan virus, tubuh akan terasa semakin lemas. Efeknya adalah badan mudah merasa kecapekan.
Tenggorokan Sakit
Jika sistem kekebalan tubuh semakin menurun, makanan atau minuman yang ditelan akan mudah menyebabkan gangguan tenggorokan hingga peradangan.
Ruam Merah
Tidak semua penderita HIV mengalami tanda ini. Biasanya, ruam-ruam merah muncul bersamaan saat demam mulai dirasakan tubuh.
Diare
Di fase ini, virus akan mudah menular jika penderitanya melakukan kontak erat dengan orang lain. Gejala ini bahkan bisa sembuh sendiri tanpa ada proses pengobatan.
Infeksi Jamur
Gejala ini akan sangat rentan dialami kaum wanita, khususnya di organ vital. Pasalnya, jamur atau mikroorganisme akan mudah menyebar dan menimbulkan gangguan kesehatan.
Kelenjar Getah Bening Membesar
Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di pangkal paha, ketiak, dan leher. Pasalnya, kelenjar getah bening bekerja ekstra keras melawan virus tersebut.
4 Stadium Penderita HIV
Nah, gejala HIV selanjutnya bisa diidentifikasi berdasarkan tahapan atau stadium penderitanya. Ada 4 tahapan gejala atau stadium yang mesti dipahami.
Stadium Awal
Gejala HIV pada pria stadium awal tidak jauh berbeda dari wanita. Tanda-tanda awal yang disebutkan di atas pun mulai menghilang seiring masuk ke stadium awal.
Dengan kata lain, orang yang sudah ketularan virus sudah tampak sehat seperti orang kebanyakan. Tentunya, jika ia tidak menyadari ketularan bisa berpotensi menginfeksi orang lain.
Stadium awal biasanya dialami sekitar 7 hingga 10 tahun dan biasa disebut infeksi HIV asimtomatik alias tanpa gejala.
Jadi, misal ada yang menanyakan apa gejala HIV setelah 3 tahun, jawabannya bisa jadi tidak ada.
Stadium Kedua
Di stadium kedua, gejala yang dialami adalah berbagai perubahan atau gangguan tubuh. Meski tidak semua penderita HIV mengalami, tapi berbagai contoh kasus menyebutkan:
- Infeksi jamur di kuku dan jari
- Ketombe yang mendadak muncul dalam jumlah besar (dermatitis seboroik)
- Gatal-gatal
- Herpes zoster yang merupakan varian cacar air dan bisa berlangsung 5 tahun
- Sariawan atau radang mulut kronis
- Infeksi saluran pernapasan, radang tenggorokan, radang telinga, bronkitis
- Berat badan turun drastis hingga 10 persen tanpa penyebab jelas
Stadium Ketiga
Stadium ketiga ditandai oleh berbagai gejala HIV yang sangat khas.
Penyebabnya adalah virus yang menghancurkan sel darah putih (CD4/sel T) dan menurunkan kekebalan tubuh.
Selain penurunan berat badan yang drastis, ada beberapa gejala khas stadium ketiga:
- Penurunan sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit
- Radang gusi dan radang mulut
- Tuberkulosis
- Muncul bercak putih pada lidah
- Infeksi jamur
- Demam yang muncul dan hilang dengan sendirinya selama lebih dari sebulan
- Diare lebih dari sebulan
Umumnya, penderita HIV di stadium ketiga akan lebih sering menghabiskan waktunya di tempat tidur alias susah beraktivitas karena lemas.
Stadium Keempat
Inilah stadium terakhir penderita HIV dengan beberapa gejala khas seperti:
- Kehilangan kesadaran
- Infeksi toksoplasma di otak
- Kanker Sarcoma Kaposi
- Infeksi jamur di tenggorokan
- Tuberkulosis kelenjar, yakni di luar paru
- Infeksi herpes simplex kronis
- Pneumonia
- Infeksi sendi tulang
- Radang otak
- Badan menjadi sangat kurus kering atau disebut HIV wasting syndrome
Semua gejala di atas bersamaan dengan menurunnya kadar sel CD4 yakni di bawah 200 sel/mm3. Padahal, kalau orang dewasa normal kadarnya adalah 500 hingga 1600 sel/mm3.
Bagi kaum wanita yang berada di stadium ini juga menderita sejumlah gejala seperti:
- Siklus datang bulan yang berubah ekstrem. Bisa sangat jarang, dan bisa menjadi lebih sering. Ada juga kasus tidak haid lebih dari 3 bulan.
- Radang panggul yang umumnya menyerang indung telur, tuba fallopi, dan leher rahim.
Kampanye atau penyadaran pentingnya tes HIV di masyarakat bukan bermaksud untuk menakut-nakuti. Pasalnya, tanda-tanda awal HIV sering kali belum nampak.
Oleh karena itu, satu-satunya cara terbaik adalah mendiagnosis seseorang yang berpotensi terkena HIV. Terutama bagi yang punya gaya hidup seks bebas atau yang lingkungannya rentan.
Itulah beberapa hal penting yang harus diketahui tentang tanda awal atau gejala HIV, serta tahapan atau stadium yang dialami penderita. Semoga bermanfaat.