Pernikahan sesama jenis di Cianjur, Jawa Barat, menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Hal ini terungkap setelah mereka melakukan pernikahan sesama jenis secara siri.
Kejadian ini mencuat tiga hari setelah pernikahan tersebut dilaksanakan di Kampung Cimaladewa, Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat,
Pernikahan sesama jenis di Cianjur, antara I (23) dan AY (25) dihadiri oleh kerabat dan tamu undangan.
Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Viral
Sebelum pernikahan tersebut, AY (25) telah beberapa kali mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sukaresmi.
AY melakukan konsultasi dan meminta dinikahkan oleh penghulu.
Namun, kepala KUA, Dadang Abdullah Kamaludin, menolak karena AY enggan memberikan identitas kependudukannya.
Ketidaksetujuan dari pihak KUA semakin bertambah ketika AY memaksa untuk dinikahkan, sementara ia menolak memberikan dokumen identitasnya.
Meski menduga bahwa AY mungkin bukan laki-laki, pihak KUA merasa tidak etis untuk menanyakan secara langsung.
AY akhirnya menginformasikan kepada KUA bahwa mereka akan melangsungkan pernikahan secara siri.
Pernikahan sesama jenis di Cianjur menjadi viral setelah ayah dari I, Dayat (60), curiga ketika AY tidak dapat menunjukkan identitasnya.
AY kemudian menunjukkan kartu identitas penduduk (KTP) yang mengungkapkan bahwa dia seorang perempuan.
Bahkan dalam foto KTP tersebut AY memakai kerudung.
Dayat dan kepala desa setempat, Abdullah, mengungkapkan bahwa pernikahan ini telah mendapat penentangan sejak awal.
Terutama karena AY tidak dapat menunjukkan identitasnya.
Warga setempat akhirnya menggelandang pasangan ini ke kantor Kecamatan untuk mediasi.
Selain mengungkapkan bahwa AY adalah perempuan, mediasi juga mengungkapkan adanya utang sebesar Rp57 juta yang dipinjam oleh AY untuk membiayai pesta pernikahan mereka.
Pihak orang tua I menolak untuk melaporkan ke polisi. Namun mendesak AY untuk segera melunasi utang tersebut.
Dari hasil penelusuran, AY dan I ternyata sudah dua tahun menjalin hubungan.
Mempelai “pria” mengatakan bahwa dia orang Kalimantan yang pergi merantau ke Cianjur.
Keduanya berjanji untuk mengikat janji dengan membohongi seluruh keluarga dan kerabat.
Setelah heboh pernikahan sesama jenis di Cianjur, keduanya langung mendapat pembinaan dari pemerintah kecamatan.
Bahkan mempelai “pria” mendapat pembinaan khusus.