Isu PHK massal Amazon dan Paypal membuat para pekerja di dua perusahaan tersebut ketar-ketir.
Meski memiliki nama besar di perusahaan teknologi dan e-commerce, Paypal dan Amazon tidak lepas dari PHK karyawan.
Sebanyak 18 ribu karyawan diberhentikan paksa di tengah isu PHK massal Amazon dan PayPal.
Adapun 18 ribu karyawan diberhentikan paksa itu dilakukan oleh Amazon belum lama ini.
Berbagai divisi terkena dampaknya, mulai dari toko fisik ritel teknologi, pengiriman robot dan drone, hingga cloud computing.
Informasi itu berdasarkan data yang dibuat oleh seorang karyawan setelah pengumuman PHK.
Basis data tersebut nantinya dapat digunakan oleh para perekrut.
Dikutip dari CNBC, Rabu 1 Februari 2023 terdapat persebaran PHK Amazon secara geografis.
Menurut data Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN), setidaknya ada 2.300 karyawan yang kehilangan pekerjaan di tempat asal Amazon, Washington.
Selain itu, ada lebih dari 500 karyawan di California yang terdampak, termasuk di divisi teknik dan perekrutan.
Sementara itu, ada sekitar 300 karyawan terdampak di New York saat ramai PHK massal Amazon dan Paypal.
Sementara itu Paypal dikabarkan akan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja ke karyawannya.
Paypal belum lama ini mem-PHK sebanyak 2 ribu karyawan.
Hal ini disampaikan langsung oleh CEO PayPal, Dan Schulman, dalam sebuah memo untuk karyawannya, yang juga diunggah di situs resmi perusahaan.
PHK katanya bakal dilakukan dalam beberapa pekan mendatang.
PHK Massal Amazon dan Paypal, JD.ID Juga Pamit dari Pasar E-Commerce Indonesia
PHK massal Amazon dan Paypal yang menjadi sorotan di Amerika dirasakan di Indonesia.
Pasalnya salah satu start up, JD.ID juga pamit dari pasar e-commerce Indonesia.
Manajemen JD.ID menyampaikan alasan penghentian operasional usaha mereka di Indonesia.
Keputusan ini tidak lepas dari JD.com yang fokus pada proyek jaringan rantai pasok lintas negara.
Ia menjelaskan, penutupan layanan JD.ID sepenuhnya dilakukan pada 31 Maret 2023.