Dikutip dari Michigan State University, ciri-ciri strict parents yaitu mendidik anak tanpa kompromi. Penerapan pola asuh tersebut karena budaya dan latar belakang etis.
Pola asuh dengan ciri-ciri strict parents memiliki dampak negatif terhadap anak. Tidak sedikit orang tua bertindak tegas, akan tetapi harus seimbang dalam mengatur pola asuh.
Simak penjelasan apa saja dampak dari pola asuh orang tua otoriter pada artikel berikut ini.
Pengertian Strict Parents
Secara psikologis, strict parents adalah orang tua yang mendefinisikan orang tua yang menempatkan standar yang tinggi kepada anak-anaknya.
Orang tua dengan gaya asuh ini bisa menjadi lebih otoriter. Banyak orang tua yang bersikap ketat, dingin, tidak responsif serta tidak mendukung anak-anaknya.
Bahkan tidak sedikit juga orang tua yang pada akhirnya berlaku sewenang-wenang kepada anaknya.
Apa Saja Ciri-Ciri Strict Parents?
Orang tua yang cenderung otoriter umumnya tidak mudah memberikan izin kepada anak-anak untuk memberikan pendapat.
Pola asuh seperti ini akan memberikan dampak buruk kepada anak-anak. Dampaknya pun sangat beragam, mulai dari rendah diri hingga anak mendapatkan masalah pengendalian diri.
Setelah memahami pengertian dan efek strict parent berikut ini beberapa tanda yang harus Anda waspadai, antara lain:
Memberi tuntutan, namun tidak responsif
Sifat khas yang dimiliki oleh strict parent adalah sikap otoriter orang tua sering memberikan banyak peraturan serta tuntutan kepada anaknya.
Bahkan peraturan yang diterapkan orang tua tersebut bisa berdampak pada seluruh aspek kehidupan si anak.
Baik saat anak berada di rumah maupun di tempat umum. Aturan yang diterapkan orang tua otoriter merupakan peraturan tidak tertulis.
Bahkan orang tua sengaja tidak memberitahukannya kepada anak. Strict parent menganggap bahwa anak bisa memahami dan mengerti aturan tersebut tanpa diberi tahu.
Sedikit memberi kasih sayang
Ketika orang tua bersikap dingin dan jauh dari anak bahkan bersikap kasar, hal tersebut adalah ciri-ciri strict parents.
Tak jarang pula orang tua berteriak kepada dan sangat jarang memberi dukungan maupun pujian. Sebab, orang tua yang otoriter ini lebih mementingkan disiplin dibandingkan kesenangan.
Memiliki banyak aturan berlebihan
Strict parents menerapkan banyak sekali peraturan. Selain itu, orang tua menganggap peraturan lebih bernilai jika dibanding kebanyakan orang.
Misalnya, orang tua membatasi jam keluar atau dengan menyusun kegiatan khusus yang harus dilakukan anak sepulang sekolah.
Kondisi tersebut tentunya akan membuat anak merasa terkekang. Akan lebih baik jika orang tua menerapkan sedikit peraturan, namun konsisten.
Memberikan hukuman fisik
Orang tua dengan pola asuh strict umumnya tidak segan memberi hukuman fisik. Ketika sang anak telah melanggar peraturan, maka harus siap mendapatkan hukuman fisik.
Hukuman fisik pun beragam mulai dari pukulan, menarik telinga, hingga dikurung di kamar mandi.
Anak tidak diberi kesempatan untuk memilih
Ciri-ciri strict parent selanjutnya yaitu tidak membiarkan anak memilih atau tidak memberikan pilihan. Keputusan yang diberikan tidak bisa diganggu gugat.
Selain itu, strict parent tidak akan mendengarkan opini dari sang anak. Sehingga anak tidak memiliki ruang untuk bernegosiasi dan menentukan pilihannya sendiri pilihan.
Tidak mempercayai anak
Orang tua dengan pola asuh strict parent memiliki kecenderungan tidak mempercayai anak. Sehingga anak tidak diberikan opsi untuk membuat keputusan sendiri.
Selain itu, orang tua yang otoriter ini tidak memberikan kesempatan anak untuk membuktikan bahwa mereka mampu membuat keputusan dengan baik.
Mempermalukan anak
Ciri-ciri strict parents yang perlu Anda waspadai selanjutnya yaitu tidak pandang bulu ketika memperingatkan anak ketika berbuat salah.
Orang tua otoriter ini kerap mempermalukan anaknya di depan umum dengan tujuan agar anak mematuhi aturan yang telah dibuat.
Alih-alih memberikan support agar percaya diri orang tua otoriter ini justru memilih mempermalukan anaknya.
Cara ini dianggap mampu memberikan motivasi dan mendorong anak menjadi lebih baik lagi. Pemikiran tersebut dianggap tidak tepat karena akan membuat anak merasa minder.
Tidak memberi waktu luang
Ciri-ciri strict parents lainnya yaitu tidak memberikan waktu luang untuk anaknya. Misalnya orang tua meminta anak melakukan hal-hal yang sulit.
Namun, tidak mau memberi waktu luang untuk membantu anak mengerjakannya. Anak pun merasa kesepian serta kesulitan ketika mendapatkan tugas yang terlalu membebani.
Enggan memberi penjelasan
Terkadang alasan strict parent memberikan hukuman tidak disertai dengan penjelasan. Selain itu, orang tua otoriter tersebut enggan menjelaskan peraturan yang diterapkan kepada anak.
Mengapa Seseorang Memilih Pola Asuh Strict Parents
Perlu Anda tahu bahwa pola asuh strict parent bukanlah hal yang tidak sengaja terjadi. Ia melakukan pola pengasuhan tersebut dengan beberapa alasan pemicu seperti, seperti:
Memiliki pengalaman yang sama
Sebuah studi menjelaskan bahwa pemicu ciri-ciri strict parents adalah karena pengalaman yang sama. Bisa disimpulkan ia diasuh oleh orang tua yang otoriter.
Sehingga ketika dewasa mereka menerapkan pola asuh yang sama.
Memiliki kepribadian yang kurang menyenangkan
Beberapa orang memiliki kepribadian ramah dan menyenangkan, namun ada juga yang berkebalikannya. Orang-orang dengan kepribadian kurang ramah cenderung sulit berempati.
Mereka sering memiliki pikiran negatif, sehingga memungkinkan munculnya sosok strict parent. Sebab mereka kesulitan Membangun hubungan dengan orang lain lain.
Neurotisme tinggi
Studi dari Iranian Journal of Psychiatry menunjukkan bahwa ciri-ciri strict parents memiliki kecenderungan tingkat neurotisme yang tinggi.
Neurotisme diartikan sebagai dimensi kepribadian yang menyangkut kestabilan emosi. Ditandai dengan kecemasan,keraguan, perasaan negatif pada berbagai hal hingga depresi.
Dampak dari Ciri-Ciri Strict Parents
Pola pengasuhan ini akan memberikan beberapa dampak buruk untuk anak, seperti:
Anak menjadi tidak bahagia
Salah satu dampak terburuk dari pola pengasuhan strict parents yaitu anak tidak bahagia serta merasa depresi.
Anak memiliki gangguan perilaku
Selain depresi anak juga memiliki kecenderungan mengalami gangguan perilaku. Hal ini disebabkan karena anak merupakan sosok peniru ulung.
Sehingga, ia mudah meniru perilaku dari orang tuanya. Ketika orang tua mendisiplinkan anak dengan cara yang terlampau keras tentu anak bisa meniru.
Hal tersebut akan berakibat anak akan melakukannya kepada teman-temannya.
Anak-anak suka berbohong
Ketika menerapkan ciri-ciri strict parent maka, Anda harus siap menanggung dampaknya. Salah satunya, yaitu anak akan merasa takut sehingga berusaha menghindari hukuman.
Salah satu cara yang sering digunakan yaitu berbohong. Saat orang tua otoriter mempermalukan anak di luar rumah, maka anak cenderung bertingkah baik.
Sebab, Ia takut akan dipermalukan lagi di depan umum. Namun, sesampainya di rumah anak akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.
Bahkan melanggar aturan yang telah Anda buat. Sifat senang berbohong ini muncul karena anak tidak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kejujuran.
Anak menjadi pelaku bullying
Dampak fatal selanjutnya dari strict parent yaitu mengundang sifat bully ke dalam diri anak. Sebab, anak melihat cara bagaimana orang tua menghukum dengan keras.
Mengingat ciri-ciri strict parents akan berdampak negatif terhadap anak, maka sebaiknya Anda renungkan lagi. Mendisiplinkan anak tidak harus dengan peraturan yang terlalu mengekang.